"Tadaaa, Yerim masak samgyetang buat ayah."
Yerim tersenyum lebar begitu membuka container makanan yang ia gunakan untuk membawa samgyetang buatannya. Sementara itu, Yunho sang ayah mertua tak dapat menyembunyikan senyum bahagianya kala melihat dua ekor ayam dalam kuah itu.
"Wah, Yerim udah jago ya masaknya?" tanya sang ayah mertua, membuat Yerim terkekeh pelan.
"Udah dong, Yah. Mau cobain sekarang, nggak? Ayo cobain dong, Yah." Yerim berlari kecil untuk meraih sendok dan menyodorkannya pada Yunho.
"Adek, nggak dipanasin dulu? 'Kan udah dingin, lho, karena dimasukkin ke container gini," sela Jaehyun sebelum sendok itu beralih pada tangan Yunho. Yerim merengut.
"Ayah pasti mau nyobain dulu, tahu. Iya 'kan, Ayah? Eh ... atau bener ya kata Kak Jaehyun? Yerim panasin dulu deh, ya?" Yunho terkekeh melihat tingkah anak bungsu dan istrinya.
"Nggak apa-apa. Sini ayah mau cobain dulu. Soalnya Yerim 'kan sudah bela-belain masak buat ayah," sahut Yunho sebelum menyendok kuah dari samgyetang buatan Yerim itu. Membuat perempuan itu tersenyum lebar dan merasa menang dari Jaehyun.
"Ayah, dipanasin dulu. Kalau dingin gini tidak terlalu enak dimakan, Yah." Jaehyun mengerutkan dahinya. Sementara Yunho terkekeh dan menggelengkan kepalanya.
"Hm, nggak apa-apa, Jaehyun. Wahhh ini enak sekali, lho," puji Yunho membuat Yerim tersenyum lebar. Mungkin jika ini adalah sebuah komik, mata Yerim kini dipenuhi dengan lambang hati saking bahagianya.
"Yang bener, Yah?" tanya Yerim antusias. Sementara Yunho menjawab dengan angguk. "Wahh, senangnya! Berarti masak kali ini sukses," seru Yerim kegirangan.
"Iya, yaudah kalau begitu ini samgyetangnya dipanasin dulu biar nanti ayah bisa makannya lebih enak," sela Jaehyun sambil mengambil alih container samgyetang itu dan membawanya ke pantri dapur untuk memanaskannya dengan panci. Membuat Yunho dan Yerim terkekeh pelan.
"Aaa kakak. Yerim aja, yerim aja," seru Yerim sambil beranjak untuk menghampiri Jaehyun meninggalkan Yunho yang tertawa pelan melihat tingkah pasangan ini.
"Jaehyun nggak nyusahin kamu 'kan, Yerim?" tanya Yunho sebelum menyesap teh hangatnya dan melirik ke arah Yerim dan Jaehyun yang juga duduk mengitari meja bundar di halaman belakang kediaman Jung. Suara kicauan burung dan semilir bau tanah lembab menemani suaranya ketiganya sore ini.
Yerim terkekeh kemudian menggeleng. "Nggak kok, Yah. Hm, cuma itu aja ... kalau lagi jadi vampir suka nyebelin," adu Yerim membuat laki-laki yang dimaksudnya itu terbatuk pelan.
"Adek, ngomongnya ih." Jaehyun mengerutkan dahinya malu. Dirinya heran, kenapa bisa-bisanya Yerim berkata seperti itu di depan mertuanya. Dia saja malu, kenapa Yerim tidak malu, sih?
"Biarin dong, Kak. 'Kan emang kayak begitu," sahut Yerim. Membuat Yunho yang melihatnya tertawa kecil.
"Kok vampir?" Yunho mengerutkan dahinya bingung. Baru saja Yerim membuka mulutnya untuk menyahut, Jaehyun lebih dulu menyahut. "Nggak, Yah. Yerim memang senang bermain vampir-vampiran. Jadi dia seperti ini," selanya. Yerim merengut mendengar ucapan Jaehyun.
"Ih, nggak begitu kenyataannya, tahu," bisik Yerim kesal. Membuat Jaehyun melirik dan ikut berbisik. "Jangan bahas ini, dong. Kakak malu, Dek."
"Wah wah, pasangan ini akhirnya datang kerumah." Suara Soojung terdengar dari ambang pintu, membuat sepasang suami istru itu menoleh.
"Kak Soojung," seru Yerim sebelum beranjak dari kursinya dan memeluk kakak iparnya. "Udah lama nggak ketemu. Kangen, mau cerita-cerita, yuk yuk?" ajak Yerim sebelum keduanya memilih untuk masuk ke dalam rumah meninggalkan Jaehyun dan Yunho yang masih enggan untuk masuk.
"Sepertinya ayah nggak akan khawatir," ucap Yunho membuat Jaehyun menoleh dan menatap sang ayah bingung. "Yerim itu ceria sekali dan ... cerewet, ya?" Yunho terkekeh.
"Hm, ya seperti itu, Yah. Sebenarnya agak susah juga kalau dia sudah senewen," aku Jaehyun membuat Yunho tersenyum.
"Setidaknya ada yang cerewetin kamu kalau telat makan atau terlalu sibuk sama pekerjaanmu. Ayah jadi nggak terlalu khawatir dengan kalian berdua. Kalian juga kelihatan bahagia, senang sekali ayah lihatnya." Yunho tersenyum kemudian kembali menyesap tehnya.
"Ya seperti itu, Yah. Yerim akan mengoceh 1x24 jam kalau Jaehyun lupa makan atau terlalu sibuk sama pekerjaan," ucap Jaehyun kemudian terkekeh.
"Kamu nggak salah pilih perempuan, Jaehyun. Dia sangat cocok dengan kamu. Ayah bahagia lihatnya, karena anak laki-laki ayah sekarang sudah berkeluarga dan memiliki istri yang semenyenangkan itu. Semacam penetral dari sifat kamu," kekeh Yunho. Jaehyun tersenyum kecil mendengar penuturan sang ayah. Ada rasa bangga dan bahagia saat mendengarnya.
"Ayah," panggil Jaehyun yang disahuti dehaman oleh sang ayah. "Operasi ayah jadinya kapan dilaksanakannya?" tanya Jaehyun berhati-hati, membuat Yunho tertawa kecil.
"Ya ampun, Jaehyun. Bagaimana bisa kamu merusak momen bercengkrama ayah dan anak laki-lakinya dengan pertanyaan itu? Nanti saja bahas hal itunya. Sekarang bahas yang lain dulu. Bagaimana pekerjaan dan studi kamu?"
"Semoga saya bisa melihat lebih lama kebahagiaan anak-anak saya dan kesuksesan mereka."
- Jung Yunho
KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD WIFE [✔]
Fanfiction"Jadi ibu rumah tangga ternyata nggak segampang nyalin tugas temen," keluh Yerim pada sang suami. "Nggak apa-apa. Belajar pelan-pelan saja. Practice make perfect," sahut Jaehyun pada sang istri. Jadi istri? Jadi ibu rumah tangga? Kata siapa gampang...