09🌹Rainy

1.4K 206 10
                                    

"1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"1 ... 2 ... 3 ... Angkat."

Yerim berseru keras sambil mengangkat keranjang cuciannya. Setelah diingat-ingat, sejak pindah seminggu yang lalu Yerim maupun Jaehyun belum sempat mencuci pakaian. Sedangkan tadi pagi pakaian Jaehyun mulai menipis. Bahkan karena kaos kakinya tidak ketemu, Jaehyun memakai ulang kaos kaki yang ia pakai kemarin.

"Ew pasti bau," ujar Yerim jijik. Selain itu, pakaian Yerim pun juga tak kalah mulai menipis.

Apalagi dengan Yerim yang hobi gonta-ganti pakaian setelah mandi. Maksudnya, ada orang yang akan mengenakan pakaiannya lagi setelah mandi pagi atau sore sehingga lebih irit pakaian. Tapi Yerim tidak bisa seperti itu, kulitnya seperti bayi. Mudah terkena biang keringat, jadi Yerim harus sering-sering mengganti pakaiannya.

Mengertikan maksud Yerim, 'kan? Yah intinya seperti itu.

Dengan bermodalkan tutorial mencuci dengan mesin cuci yang dulu biasanya hanya Yerim lewati dengan acuh, akhirnya Yerim berhasil mencuci pakaiannya. Sendiri. Tanpa bantuan orang lain.

"Rasanya mau sujud aja sama mama setelah tahu pusingnya jadi ibu rumah tangga gini."

"Haaa mama badan aku bisa remuk. Padahal punya anak aja belum."

"Maafin Yerim ya, Ma. Dulu suka seenaknya gonta-ganti baju dan asal taruh di keranjang." Mulut Yerim tak berhenti berkomat-kamit sambil menjemur potongan-potongan pakaian yang ia cuci tadi.

Pernah lihat orang yang saat bekerja mulutnya juga ikut bekerja? Ya salah satunya adalah Yerim.

"Aduh ampun deh abis ini punggung aku kayaknya bakal sakit," gerutu Yerim sambil menjepit pakaiannya dengan jepit pakaian yang terbuat dari kayu.

"NAH SELESAI WOHOOOO!" seru Yerim senang sambil merentangkan tangannya keatas dan menatap langit biru di atasnya.

"Hahh tapi ada bagusnya. Aku jadi bisa berjemur pagi-pagi begini," kekehnya.

Perempuan berambut hazel itu tersenyum sambil memandangi gumpalan awan putih yang terlihat seperti kembang gula.

"Kalau lihat langit jadi inget Mark," tawanya. Kemudian ia meraih keranjang cuciannya dan beranjak masuk ke dalam rumah.

"Telepon Mark kali ya," celetuk Yerim begitu mendaratkan tubuhnya di sofa dan menyalakan televisi. Kim Yerim sudah seperti maniak televisi sejak menikah dan hanya tinggal di rumah. Tapi memang di rumah itu yang paling nyaman sih, jadi Yerim pun tak keberatan.

"Ah, jangan deh. Males nanti dia bacot gitu," ejeknya kemudian terkekeh.

"Nah mending nonton film," ujarnya saat Joe Jonas baru saja muncul di layar televisinya di serial Camp Rock.

Yerim memeluk bantal sofa erat dan menatap fokus ke arah televisi. Mungkin sudah tidak bisa dihitung jari berapa film yang Yerim tonton selama seminggu ini. Entah saking tidak kerjaan atau memang Yerim terlalu senang menonton film?

Adegan demi adegan dari film pun terus berjalan. Begitu pula Yerim yang sudah merubah posisi menontonnya dari duduk, selonjoran hingga berbaring di sofa seperti yang ia lakukan sekarang.

Sepasang matanya melirik ke luar jendela yang tampak gelap. Suara rintik hujan pun sayup-sayup terdengar di telinganya.

"Hm, hujan. Pantes bawaannya ngantuk," gumam Yerim sambil menyamankan posisi bantalnya.

"Bentar ...," sela Yerim sambil beranjak duduk, "Tadi kayaknya aku lagi nungguin sesuatu deh. Tapi apㅡ ASTAGA JEMURANKUUUU."

Dengan cepat Yerim mengambil langkah seribu dan berhambur mengambil pakaian yang ia jemur di halaman belakang.

"Ya ampun kenapa jepitan ini bikin ribet sih woy," murkanya sambil melepaskan jepitan di jemurannya yang tak kunjung lepas.

Rintik hujan perlahan mulai berubah menjadi guyuran hujan yang membuat Yerim menyipitkan matanya.

"Astaga, perih amat ini udah lama nggak ujan-ujanan," gerutunya sambil beranjak kesana-kesini mengambil jemuran.

"Adek! Kok hujan-hujanan!" Teriakan Jaehyun terdengar dari pintu yang mengarah ke halaman. Sementara Yerim tak menggubris panggilan laki-laki tinggi itu dan hanya mendengarnya saja.

"ANGKATIN JEMURAN TAUUUUUK!" erang Yerim dengan jarinya yang merasa gemas dengan jepitan yang entah kenapa sulit sekali dilepas.

"Dek, nanti sakit kamu," suara Jaehyun terdengar lebih dekat setelah laki-laki berlari ke arah Yerim dengan mengenakan payung.

"Nggak lihat ini? Jemuran. Aku angkatin jemuran yang percuma aku cuci tadi," omel Yerim sebelum mereka beranjak masuk ke dalam rumah.

Jaehyun memandangi Yerim yang sejak tadi berkomat-kamit sambil meletakkan kembali jemurannya ke keranjang pakaian.

"Udah dong. Menggerutu terus kamu daritadi," ujar Jaehyun yang kini meletakkan handuk di kepala Yerim dan mengeringkan rambutnya.

"Langsung mandi, ya. Biar nggak sakit. Kakak buat teh camomile nanti," titah Jaehyun. Sementara Yerim hanya mengerucutkan bibirnya kesal.

"Sebel banget tau. Tadi aku nyuci dengan usaha keras. Eh, malah hujan," dengus Yerim membuat Jaehyun terkekeh.

"Nanti Kakak bantuin cuci lagi, ya," ucap Jaehyun sambil tersenyum.

"Hmm, ya kesal aja jadinya ish," omel Yerim. Jaehyun tertawa pelan kemudian menatap wajah sang istri.

"Tapi kamu jadi bisa hujan-hujanan, deh. Selain itu kakak jadi tahu sesuatu," kekeh Jaehyun sambil tersenyum aneh. Membuat sang lawan bicara mengangkat sebelah alisnya bingung.

"Kasih tahu apa?" tanya Yerim bingung.

"Itu. Warna merah, 'kan?" bisik Jaehyun yang sontak membuat Yerim menyilangkan kedua tangan di depan dadanya.

"KAKAK IH JANGAN MESUM DEH!"

"Yerim itu paling suka hujan-hujanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yerim itu paling suka hujan-hujanan. Tapi cerobohnya, kadang lupa kalau bajunya jadi transparan saat basah. Hehehe."
-Jung Jaehyun

"-Jung Jaehyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GOOD WIFE [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang