22🌹Chop-Chop

1.2K 180 24
                                    

"Nanti pulangnya kakak jemput, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nanti pulangnya kakak jemput, ya. Kabarin aja."

Jaehyun berpesan pada sang istri yang baru saja akan turun dari mobilnya. Yerim menganggukkan kepalanya dan tersenyum.

"Iya-iya, Bayi." Yerim terkekeh dan menyampirkan tas selempangnya ke bahu.

"Iya, kamu juga bayi padahal," kekeh Jaehyun.

"Tapi kalau kakak nanti ngajar, aku naik bus aja ah. Aku 'kan mau jalan-jalan juga naik bus," dengus Yerim kemudian mengerucutkan bibirnya. Jaehyun menggeleng.

"Kakak jemput. Hari ini hari kerja, bus pasti ramai. Jadi, kakak jemput aja, oke?" ujar Jaehyun final. Yerim menghela napasnya singkat kemudian mengangguk.

"Iya oke, Suami," ucap Yerim pasrah. Sementara Jaehyun tersenyum puas.

"Yaudah, katanya lima belas menit lagi kelasnya mulai," tukas Jaehyun membuat Yerim melirik jam yang ada di dashboard mobil.

"Oh iya bener. Udah ya, adek belajar masak dulu. Dah kaㅡ."

CUP

"Dahh, kakak ke kampus, ya. See you," pungkas Jaehyun kemudian melajukan mobilnya meninggalkan pelataran studio tempat Yerim kini masih berdiri.

"Hish! Kebiasaan. Suka ngangetin," dengusnya kemudian tersenyum samar. Dirinya berbalik dan memadang sebuah bangunan studio, tempat dimana kelas memasak yang ia ikuti dilaksanakan.

"Oke, Kim Yerim fighting," seru Yerim kemudian melangkahkan kakinya masuk.

"Oke, Kim Yerim fighting," seru Yerim kemudian melangkahkan kakinya masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sekarang potong ayamnya dengan bentuk dadu, ya. Chop chop chop," ujar sang instruktur yang memimpin demo masak di depan ruangan. Sama seperti peserta lain, Yerim pun sibuk mengikuti arahan sang instruktur.

"Hati-hati dalam memegang pisaunya, ya. Karenㅡ."

"Aww," pekik Yerim sesaat setelah mata pisau itu mengenai jari telunjuk kirinya. Reflek, perempuan itu memasukkan jarinya ke dalam mulut dan menghisapnya. Paling tidak sakitnya tidak terlalu terasa.

"Hng perih," lirihnya pelan. Sementara pikirannya sibuk mengingat, apakah dirinya membawa plester atau tidak. Sepertinya jawabannya tidak.

Dua puluh menit, tiga puluh menit, satu jam. Kelas masak pun ditutup dengan menghias hasil masakannya dan menyimpannya ke dalam kotak makan akan dapat dibawa pulang. Hal yang sama dilakukan oleh Yerim sekarang. Namun alih-alih berfoto dengan sang instruktur yang katanya koki terkenal itu, Yerim melangkahkan sepasang kakinya ke toilet untuk membersihkan lukanya. Jujur saja, ini perih walaupun tidak seperih waktu melihat Taeyong bersama perempuan telanjang itu.

GOOD WIFE [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang