"Komik, komik, komik, komik semua."
Perempuan itu mengabsen isi dari lemari buku sang suami di kamarnya. Memang seperti dugaannya, kalau Jung Jaehyun itu memang gila bersih dan rapi. Lihat saja deretan koleksi komiknya yang mengisi seluruh deretan atas lemari buku, diurutkan sesuai abjad.
Dulu saat awal menikah, dirinya memang sudah pernah ke kamar Jaehyun. Tapi untuk memperhatikan seluk-beluknya dengan cermat, Yerim baru melakukannya saat ini.
Jung Jaehyun suaminya ini memang hidup dengan teratur sejak kecil, Yerim bisa mengira kalau sifatnya menurun dari sifat sang ayah. Karena ruangan kerja Jung Yunho tak jauh berbeda rapi dan tertatanya.
Atensinya beralih pada deretan foto polaroid yang tertempel di dinding dan lagi-lagi Jung Jaehyun se-aesthetic itu. Karena bisa-bisanya laki-laki itu menata foto polaroid itu membentuk kotak yang Yerim kira saat membuatnya laki-laki akan menggaris tembok terlebih dahulu agar tidak miring. Ya ampun, membayangkannya saja lucu sekali.
Walaupun kamar Yerim sendiri juga memiliki deretan foto yang ia tempel di dinding, sih. Tapi seperti kamar laki-laki lainnya, kamar sang suami di dominasi dengan sudut-sudut tajam yang menurutnya benar-benar kaku.
"Dek, ngapain?" Suara Jaehyun mengusik lamunannya, membuat Yerim menoleh dan tersenyum.
"Ayah sama bunda udah tidur?" Jaehyun mengangguk menyahut pertanyaan Yerim. Seperti biasa saat seorang anak yang sudah menikah pulang ke rumah, akan ada sesi curhat dan wejangan dari orang tua untuknya.
"Kak Soojung nginap juga?" Kali ini Jaehyun menggeleng.
"Sooin ada kunjungan wisata besok, jadi Kak Soojung dan Kak Jongin pulang," jawab Jaehyun yang kini ikut berdiri di samping Yerim. Menghadap ke tempelan foto-foto polaroidnya. "Lagi lihat apa? Kurang nyaman sama kamar kakak, ya?" tanyanya.
Yerim menggeleng cepat, "Nggak, kok. Aku cuma lagi liat koleksi komik kakak sama ini, tempelan foto-foto kakak narik perhatian adek, hehehe," jawab Yerim dengan senyuman lebar di wajahnya. Jaehyun terkekeh kemudian melingkarkan sepasang lengannya di bahu Yerim.
"Kayaknya kamu juga punya tempelan foto-foto begini di kamar." Yerim mengangguk, "Huum. Kebanyakan foto itu ...."
Jaehyu tertawa kecil mendengar ucapan menggantung Yerim. Karena ia tahu, hampir setengah dari foto-foto milik Yerim adalah fotonya bersama Taeyong. Jaehyun tersenyum kemudian mengecup pipi Yerim gemas, "Nggak usah sedih gitu, dong."
"Dih, siapa yang sedih. Kepedean," decih Yerim kemudian mengalihkan pandangan pada deretan foto di depannya.
Ada foto Jaehyun bersama teman-teman kuliahnya yang Yerim ingat ada yang bernama Jungkook, Eunwoo dan Mingyu. Ada pula foto Jaehyun bersama rekan kerjanya dan foto bersama keluarganya. Tapi ada sebuah foto yang menarik perhatiannya, Jaehyun bersama seorang wanita dengan wajah yang menurut Yerim mirip seperti barbie.
"Ini ...," ucap Yerim sambil menunjuk ke arah foto itu, membuat Jaehyun ikut menoleh dan tersenyum.
"Itu namanya Chaeyeon. Dia teman kecil kakak, Dek. Teman sejak TK sampai SMA," jawab Jaehyun. Yerim terdiam kala mendengar jawaban Jaehyun, ada sedikit rasa sedih entah kenapa dari ucapan Jaehyun.
"Kok adek nggak lihat dia waktu pernikahan kita, Kak? Hm, maksud aku ... dia di luar negeri atau kemana?" Yerim mengerjap pelan sebelum menoleh menatap Jaehyun yang masih saja tersenyum sejak tadi.
"Dia ... udah di surga," lirih Jaehyun membuat Yerim mengerutkan dahinya dan refleks berbalik menatap sang suami. "Kecelakaan dan ya ... nggak tertolong," lanjut Jaehyun kemudian tersenyum.
Yerim menatap lekat sang suami yang kini menatapnya sendu. Sebelah tangannya terulur untuk mengusap pipi Jaehyun, membiarkan laki-laki itu mengusap punggung tangannya.
"I guess, she's your first love," tebak Yerim membuat tawa kecil Jaehyun terdengar.
"Well, yeah. Tidak sepenuhnya salah," jawab Jaehyun yang lagi-lagi tersenyum. Yerim berdeham pelan.
"Dia pasti orang baik, mangkanya dia pergi duluan ke surga ya 'kan, Kak?" Yerim tersenyum kemudian memeluk sang suami erat.
"Hm, iya. Dia baik sekali." Jaehyun mengeratkan pelukannya pada tubuh mungil Yerim. "Tapi kamu tetap yang terbaik buat kakak," lanjutnya. Membuat Yerim melonggarkan pelukannya dan menatap Jaehyun.
"Hm? Yang bener? Sekalipun Kak Chaeyeon masih ada di sini ... emangnya kakak masih mau milih aku?" Jaehyun mengangguk yakin dan tersenyum.
"Iya," jawab Jaehyun singkat dengan senyuman lebar. Yerim mengerutkan dahinya tak yakin, "Kenapa gitu?"
"Karena kamu satu-satunya yang membuat kakak nggak mikir dua kali untuk kakak ajak menikah."
"Menemukan Kim Yerim itu seperti menemukan sebongkah permata di tumpukan batu besar. Terlihat paling bersinar dan indah walaupun sulit untuk menemukannya."
- Jung Jaehyun
KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD WIFE [✔]
أدب الهواة"Jadi ibu rumah tangga ternyata nggak segampang nyalin tugas temen," keluh Yerim pada sang suami. "Nggak apa-apa. Belajar pelan-pelan saja. Practice make perfect," sahut Jaehyun pada sang istri. Jadi istri? Jadi ibu rumah tangga? Kata siapa gampang...