28🌹Morning

1.1K 177 15
                                    

"Kakak, ayo bangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kakak, ayo bangun." 

Yerim berkali-kali berbisik pada laki-laki yang masih tertidur di depannya. Tangan kecilnya mengusap rahang tegas sang suami dengan bibir yang merekah membentuk sebuah senyuman.

Menyentuh wajah Jaehyun benar-benar hal yang sangat ia sukai. Bagaimana tidak? Rasanya setiap inci dari bagian wajah Jaehyun terlihat begitu sempurna. Belum lagi jika laki-laki itu sudah waktunya untuk bercukur, kumis tipisnya terasa menggelikan namun lucu untuk disentuh.

"Hm." Jaehyun berdeham pelan tanpa membuka matanya. Sebuah lengan besar itu malah menarik sang istri untuk lebih dekat dengannya.

"Kak, bangun. Hari ini ada kelas pagi, lho," ujar Yerim sambil memainkan jarinya di batang hidung Jaehyun.

"Hm, iya. Sebentar lagi. Mau peluk istri kakak dulu," sahut Jaehyun kemudian membenamkan wajahnya tepat di ceruk leher sang istri. Membuat empunya terkekeh geli saat merasakan hembusan napas sang suami di lehernya.

"Hng, geli, Kak. Ayo bangun, ih. Cukuran dulu, sana! Kumisnya udah muncul, tuh," keluh Yerim. Bukannya mengindahkan ucapan sang istri, Jaehyun malah memilih untuk mengecupi leher perempuan itu.

"Kakak ... aku mau bikin sarapan dulu," cicit Yerim sambil mencengkram lengan Jaehyun yang melingkar di pinggangnya.

"Kak," panggilnya lagi dengan dahi berkerut saat Jaehyun kini malah menghisap kulit lehernya yang dirinya yakin akan berbekas. Yerim memejamkan mata erat bersamaan dengan tangannya yang mencengkram lengan Jaehyun lebih kuat.

"Hng geli, Kak." Tak lama, terdengar suara kekehan dari sang suami dan pelukan laki-laki itu melonggar.

"Iya, oke-oke, udah. Good morning, istriku," ucap Jaehyun kemudian mengecup bibirnya Yerim lembut sebelum akhirnya bangun dari tempat tidur dan beranjak ke kamar mandi. Meninggalkan Yerim yang mengerjap pelan sambil mengusap kulit lehernya.

"Ih, pagi-pagi udah jadi vampir," dengus Yerim sebelum bangun dari tempat tidur dan melangkahkan sepasang kaki ke dapur.

Menyiapkan segelas kopi dan roti bakar kini sudah menjadi kebiasaannya semenjak menikah. Dulu sebelum menikah, dirinya selalu heran kenapa mamanya selalu sibuk di dapur setiap pagi. Ternyata setelah merasakannya, memang semenyenangkan ini membuat sarapan untuk sang suami, pikir Yerim.

"Bikin suami senang itu juga kewajiban istri," pesan sang mama yang selalu dirinya ingat.

Memang benar ucapan orang tua, Yerim tahu kenapa pesan itu selalu diingatkan kepadanya. Karena rasanya melihat suaminya senang sebegitu menyenangkannya seperti baru saja mendapatkan barang limited edition.

Yerim selalu senang melihat Jaehyun tersenyum saat bersamanya, saat memeluk sebelum tidur, saat tertawa ketika dirinya melontarkan candaan, saat tersenyum lebar melihat dirinya memasak sesuatu.

Senyuman Jaehyun itu adalah sebuah candu untuk dirinya. Membuat perempuan itu ingin terus menerus melihatnya.

Terlepas dari sifat kaku laki-laki itu, Jaehyun benar-benar seorang suami yang menyenangkan. Walaupun laki-laki itu juga perhitungan dalam masalah keuangan. Tapi Yerim tak masalah, selagi dirinya masih bisa menikmati wifi, camilan dan makanan enak.

"Senyum-senyum sendiri, hayo mikirin apa?" Yerim terperanjat saat suara Jaehyun tiba-tiba mengusik lamunannya. Laki-laki itu muncul dengan kemeja biru pastel yang tergulung hingga siku dan rambut yang tertata rapi.

"Hm, mikirin kenapa bumi itu bulat," jawab Yerim asal membuat Jaehyun terkekeh dan mengecup pucuk kepala istrinya itu sebelum duduk di kursi pantri untuk menyesap kopinya.

"Bisa aja kamu ngelaknya," kekeh Jaehyun sebelum mencelupkan roti bakarnya pada selai kacang di mangkuk kecil yang memang Yerim sediakan. Yerim tertawa pelan.

"Kapan mau masak samgyetangnya?" tanya Jaehyun di sela kegiatan sarapannya. Yerim yang kini sedang menuangkan minyak goreng ke penggorengan menoleh.

"Hm, kayaknya sore aja, Kak. Biar nggak terlalu lama juga kalau malam kita ke rumah ayah bundanya," jawab Yerim kemudian memecahkan telur di atas penggorengan. Jaehyun mengangguk pelan.

"Kakak hari ini kuliah pagi aja, nanti siang kakak pulang dulu bantuin kamu, ya?" tawar Jaehyun membuat Yerim tersenyum dan mengangguk senang.

"Huum!" Jaehyun terkekeh pelan membuat lekukan di pipinya terlihat jelas.

"Ah, iya. Adek," panggil Jaehyun selepas menghabiskan selembar roti bakarnya dan memandang ke arah Yerim lekat.

"Hm?" Yerim mengerjap pelan mendengar panggilan Jaehyun.

"Nanti malam pakai turtleneck atau nggak pakai foundation, ya," pesan Jaehyun membuat Yerim mengerutkan dahinya.

"Emangnya kenapㅡ."

"Ada tanda dari kakak di leher kamu. Atau kalau kamu nggak masalah nanti diledekin Kak Soojung atau bunda, sih, nggak apa-apa." Jaehyun terkekeh kala menatap tanda kemerahan yang ia buat beberapa saat yang lalu terlihat begitu jelas di leher sang istri. Kulit Kim Yerim itu benar-benar sensitif, pikir Jaehyun.

"Ihhh, Kakak!"

"Nggak perlu jauh-jauh pakai obat-obatan terlarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nggak perlu jauh-jauh pakai obat-obatan terlarang. Lihat senyuman Kak Jaehyun aja udah jadi candu, kok."
- Kim Yerim

"- Kim Yerim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GOOD WIFE [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang