Sejak memasuki supermarket, sepasang mata Jaehyun tertarik pada sebuah toko bunga dan makanan pencuci mulut yang berada di bagian depan supermarket. Terlebih lagi, kata "diskon" yang terpampang besar-besar semakin membuat laki-laki bermarga Jung itu tertarik untuk mengunjunginya.
Karena apa? Pertama, Yerim suka makanan manis. Kedua, barang diskon itu lumayan. Dapat menekan jumlah pengeluaran.
Namun melihat sang istri yang begitu bersemangat untuk memasak sepertinya Jaehyun ingin menemani sang istri dulu. Tidak ada yang lebih menggemaskan dari Kim Yerim yang terlihat bersemangat seperti sekarang ini.
"Ternyata ada untungnya juga mengikuti kursus masak," pikir Jaehyun.
Memang semenjak Yerim mengikuti kursus masak itu, istrinya ini hampir setiap hari mencoba segala macam masakan. Yang tentu saja Jaehyun akan dengan pasrah menjadi korban percobaan rasa masakan Yerim yang rasanya terkadang sangat asin, bahkan asam juga tak ada rasa sama sekali.
"Kakak 'kan dosen, jadi harus nilainya objektif lho!" pinta Yerim kala itu. Membuat Jaehyun yah ... mau tak mau harus menyampaikan sejujur-jujurnya rasa masakan sang istri.
Karena hal itulah, Kim Yerim tidak berhenti bereksperimen. Walaupun rasanya amburadul, tapi tidak apa-apa. Practice make perfect, yakin Jaehyun.
"Kak, beli yang mana?" suara Yerim kembali memasuki pikirannya. Membuat Jaehyun menoleh dan nampak berpikir.
"Hm, beli yang kamu butuh. Lebih butuh yang mana?" sahut Jaehyun kala dirinya memandangi sebuah body lotion dan parfum di kedua tangan Yerim.
"Hum, oke. Body lotion aja," ucap Yerim pasrah.
Memang Yerim itu seperti ini, Jaehyun paham itu. Yerim selalu dimanjakan oleh kedua orang tuanya. Semua yang ia inginkan, pasti akan ia dapatkan. Tapi sekarang Yerim tinggal bersamanya bukan? Ada baiknya Yerim mulai menghilangkan kebiasaan konsumtifnya.
Beli yang kamu butuhkan, bukan kamu inginkan.
Walaupun sebenarnya memang Jaehyun tak masalah jika Yerim ingin membeli ini itu. Toh penghasilan Jaehyun dapat dikatakan tidak sedikit, namun Jaehyun tidak ingin Yerim terbiasa seperti itu. Uang dicari tidak semudah mengeluarkannya.
"Kak, aku mau ke sana." Jaehyun mengangguk. Dirinya memandangi raut wajah tak senang dari sang istri. Sepertinya Yerim agak kesal. Mungkin karena Jaehyun melarangnya membeli semua yang perempuan itu inginkan. Tapi ya mau bagaimana lagi, Jaehyun tidak ingin istrinya tidak menghargai uang.
"Dek, kakak ke depan dulu. Mau cari sesuatu," ujar Jaehyun pada Yerim yang sibuk memandangi deretan ayam segar.
"Oh? Iya. Jangan lama-lama ya. Nanti adek di tempat makanan ringan, Kak." Jaehyun mengangguk.
Mereka baru saja berbaikan. Jadi Jaehyun pikir, membelikan sesuatu yang Yerim sukai bukanlah ide buruk.
"Selamat datang," sapaan dari penjaga toko membuat Jaehyun tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD WIFE [✔]
Fanfiction"Jadi ibu rumah tangga ternyata nggak segampang nyalin tugas temen," keluh Yerim pada sang suami. "Nggak apa-apa. Belajar pelan-pelan saja. Practice make perfect," sahut Jaehyun pada sang istri. Jadi istri? Jadi ibu rumah tangga? Kata siapa gampang...