"Udah jam segini belum pulang juga."Yerim mendengkus pelan kala melirik ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul sebelas malam. Di pangkuannya sebuah buku resep yang sejak tadi ia baca perlahan menjadi tak menarik lagi.
Tiga jam yang lalu, Jaehyun mengabari jika ia pulang terlambat karena dirinya sedang menghadiri acara pertemuan para dosen.
Tentu saja Yerim bisa menebak apa yang orang-orang itu lakukan. Apalagi kalau bukan minum? Berbincang masalah pekerjaan pasti akan dibarengi dengan sebotol bir atau soju, 'kan?
Ia bangkit dari sofa kemudian melongok ke luar jendela, tak ada tanda-tanda dari sang suami. Membuat mood-nya semakin buruk.
Yerim kembali mendudukkan tubuhnya di sofa yang tepat menghadap pada sebuah figura foto besar di ruang tengah. Sebuah figura berisikan foto dirinya dan Jaehyun.
Bibirnya menyunggingkan sebuah senyum, sementara kepalanya bersandar pada sandaran sofa. Sudah lima bulan sejak ia dan Jaehyun menikah, rasanya cepat sekali. Rasanya kemarin Jaehyun baru saja datang kerumahnya untuk melamar Yerim, sekarang mereka benar-benar telah menjadi pasangan suami istri.
Yerim terkekeh pelan bila mengingat pertemuan-pertemuannya dengan Jaehyun dulu. Mulai dari tak sengaja mengenakan baju yang sama, kepergok menangis karena Kak Taeyong selingkuh, terjungkal karena terkejut saat dirinya sedang memberi makan kucing, bahkan saat dirinya menendang laki-laki itu hingga tersungkur ke pasir pantai.
"Ternyata cepet juga, ya. Bener-bener nggak kerasa," kekehnya.
Sepasang matanya melirik ke arah buku resep yang tergeletak di meja. Benar juga, awalnya Yerim benar-benar tak tahu cara memasak. Sekarang setidaknya ia dapat memasak makanan untuk menu sehari-hari di rumah, berkat kursus yang diikutinya dan tentu saja les privat masak bersama Pak Dosen Jaehyun.
"Hidup sama Kak Jaehyun ternyata menyenangkan. Aku sama sekali nggak menyesal karena udah terima ajakan nikahnya waktu itu," ucap Yerim sambil tersenyum.
Suara dering alarm pintu terdengar, membuat perempuan itu menoleh dan menemukan Jaehyun berjalan sempoyongan.
"Huft, pasti mabuk," gumamnya pelan kemudian menghampiri sang suami.
"Kakak 'kan ... kebanyakan minum," ucapnya seraya mengambil tas jinjing milik Jaehyun yang dijatuhkan di depan pintu.
"Eh, ada istrikuuu. Yerimie yang paling cantik," racau Jaehyun sambil memeluk Yerim erat.
"Hng, kakak! Bau alkohol, ih!" pekik Yerim berusaha melepaskan tubuhnya dari pelukan Jaehyun.
"Humm, my baby," racau Jaehyun sambil mengusapkan pipinya ke kepala Yerim. Sementara sang istri hanya menghela napas pelan dan berususah payah untuk membawa suaminya itu masuk ke kamar.
"Aigoo, sayangku kuat sekali. Waw wonder woman," puji Jaehyun dengan mata sayu selepas Yerim menjatuhkannya di tempat tidur.
Yerim berdiri di samping tempat tidur sambil memperhatikan Jaehyun yang dalam keadaan mabuk. Wajah dan telinganya memerah, sejak tadi tidak berhenti tersenyum, persis sekali seperti anak umur lima tahun yang senang setelah membuka kado ulang tahunnya. Perempuan itu terkekeh pelan sebelum melepaskan kaos kaki sang suami.
"Hng, dingin. Kenapa dilepas, Sayang?" rengek Jaehyun kemudian beringsut ke dalam selimut. Yerim hanya menggelengkan kepalanya pasrah dan beralih ke kamar mandi untuk mengambil baskom berisi air hangat juga handuk.
"Kakak, bersihin badan dulu. Tadi pasti 'kan keringetan," ucapnya sambil menarik paksa Jaehyun untuk duduk. Sementara Jaehyun hanya mengerjapkan matanya pelan sambil terus tersenyum. Lebih mirip seperti orang gila, kalau dipikir-pikir.
"Cantiknya istriku. Kim Yerim perempuan yang paaaaaliiiiiiing aku sayang setelah bunda," ucap Jaehyun dengan senyuman lebar. Membuat Yerim yang duduk di sampingnya tersenyum geli.
"Kakak bener-bener kayak bayi, tahu nggak?" kekehnya sambil melepaskan kemeja Jaehyun. Namun, tiba-tiba Jaehyun memekik dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Sayang, aku lagi belum siap. Ah, ya ampun. Aku belum beli kondooom," pekik Jaehyun kemudian menggulung tubuhnya dengan selimut. Membuat Yerim yang melihatnya hanya menganga kebingungan sebelum akhirnya tertawa.
"Astaga, Kak Jaehyun! Hei! Kenapa jadi kayak ulat begitu, sih. Siapa juga yang minta itu," ucap Yerim di sela tawanya. Sang suaminya hanya mengerjap pelan dengan mata sayunya dan tak berhenti tersenyum. Pipinya semakin merah, bersamaan dengan telinganya.
"Hng, istriku. Senangnya punya Yerimie yang jadi istrikuuu," racau Jaehyun sambil terus memandangi Yerim yang masih duduk di tepi tempat tidur.
"Ayo sini, Kak. Aku bersihin dulu badan kakak, habis itu pakai baju," perintah Yerim sambil menarik selimut yang menutupi tubuh Jaehyun. "Mulai hari ini nggak akan lagi aku izinin kakak pergi minum, kecuali sama aku," gumamnya pelan.
Dengan usaha ekstra, kini Jaehyun duduk tepat di depan Yerim. Laki-laki itu hanya diam sambil terus memandangi sang istri yang mengusapkan handuk basah pada tubuhnya.
"Cantik," ucapnya. Membuat Yerim melirik dan terkekeh geli. "Istriku memang cantik sekali. Tercantik di seluruh dunia. Senang sekali punya istri seperti Yerimie," lanjut Jaehyun sebelum ia menarik tubuh Yerim ke dalam pelukannya dan menghujani pipi sang istri dengan kecupan.
"Kakak, astaga belum selesai, ih!" Omelan Yerim tak membuat Jaehyun menghentikan kegiatan kecup-mengecupnya.
"Mau cuddle sama istriku. Hnnng istrikuuuu."
"Siapapun yang ingin mengajak Kak Jaehyun minum, harus izin dulu ke aku.
Kalau tidak, siap-siap saja aku sentil ginjalnya."
- Kim Yerim
ps: YERI CANTIK BANGET WOOOOOOOOOY. PUSINK AKU MELIHATNYA.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD WIFE [✔]
Fanfiction"Jadi ibu rumah tangga ternyata nggak segampang nyalin tugas temen," keluh Yerim pada sang suami. "Nggak apa-apa. Belajar pelan-pelan saja. Practice make perfect," sahut Jaehyun pada sang istri. Jadi istri? Jadi ibu rumah tangga? Kata siapa gampang...