"Hng silau."
Yeri melenguh pelan saat merasakan sinar matahari menyorot wajahnya dari jendela. Dirinya meregangkan tubuh dan kembali mengeratkan selimutnya. Yerim mengerjapkan matanya pelan dan mengusap badan tempat tidur yang telah kosong.
"Hm? Kakak?" gumamnya pelan kemudian membuka matanya. Jaehyun sudah tidak ada di kasur. Tirai jendela pun sudah terbuka. Begitu pula dengan jendela yang membuat hawa pagi Seoul yang dingin meruak masuk ke dalam kamar.
Yerim mengusap matanya pelan kemudian turun dari tempat tidur. Ia melangkahkan kakinya keluar kamar, menemui sang suami yang entah sudah bangun sejak kapan.
Baru dua langkah dari pintu kamar, indra penciumannya menangkap wangi makanan dari arah dapur. Membuat Yerim menoleh ke arah jam dinding.
"Hum udah jam 8 ternyata," gumamnya. Yerim melangkahkan kakinya ke arah dapur dan menemui Jaehyun dengan sebuah penggorengan di tangannya.
"Kakak, kok nggak bangunin adek aja? Ini 'kan tugasnya adek," ujar Yerim. Membuat Jaehyun menoleh dan tersenyum.
"Good morning, cutie." Sebuah sapaan manis yang selalu Jaehyun lontarkan setiap pagi.
"Aku aja yang masak, Kak." Yerim melingkarkan tangannya di pinggang Jaehyun dan melongok dari belakang punggung Jaehyun. Membuat Jaehyun menoleh dan mencuri sebuah kecupan dari bibir mungil sang istri.
Jaehyun terkekeh pelan, "Nggak apa-apa. Ini juga sudah mau selesai," tolak Jaehyun halus. Membuat Yerim mengerucutkan bibirnya dan melepaskan pelukannya.
"Huft, harusnya kakak tadi bangunin aku aja. Aku 'kan juga mau masak buat kakak kayak istri-istri diluar sana," dengus Yerim seraya menjatuhkan bokongnya di kursi meja makan.
"Jadi istri kakak nggak harus melakukan itu terus. Kita bisa bagi-bagi tugas," ujar Jaehyun kemudian membawa piring berisi roti panggang dengan telur mati sapi dan daging ham.
"Dari kemarin kakak terus yang masak. Aku belum kebagian masak buat kakak," keluh Yerim sambil menuang jus jeruk ke dalam gelas.
"Iya deh, maaf ya. Mulai besok kamu yang masak, kakak bagian makan. Oke?" Jaehyun tersenyum sambil mengusap kepala Yerim lembut.
"Kakak suka banget sih elus-elus kepala aku begini? Aku jadi merasa kayak kucing," dengus Yerim kemudian menyuap potongan roti dan telur ke dalam mulutnya.
"Emang kucing tuh," canda Jaehyun. Membuat sang istri menautkan alisnya.
"Habisnya kalau lagi kesal begini mirip kucing berantem," kekeh Jaehyun.
"Ihhh, nggak gitu tau!" pekik Yerim. Membuat tawa Jaehyun pecah.
"Nah, lihat tuh. Mirip kucing yang lagi meong-meong lho," timpal Jaehyun.
"Yaudah sana kakak nikah sama kucing aja," decak Yerim.
"Loh? 'Kan sudah." Jaehyun menaikkan sebelah alisnya sambil menatap Yerim.
"Ih, males deh. Males ngomong sama Kakak. Akunya dibercandain terus," sungut Yerim sambil mengunyah sarapannya.
Jaehyun tertawa. Ia menopang dagunya dan memandangi Yerim yang menyelesaikan sarapannya dalam diam.
"Kucing," canda Jaehyun.
"Meow." Jaehyun terkekeh pelan. Sementara Yerim membisu sambil menghabiskan sarapannya.
"Sarapan kakak kasihan itu dianggurin," omel Yerim.
"Baik, nyonya. Akan saya habiskan," seloroh Jaehyun sambil menahan tawanya.
"Dek." Yerim memutar matanya malas saat Jaehyun kembali memanggilnya.
"Mau tahu kenapa kakak bilang kamu itu mirip kucing?" ucap Jaehyun.
"Apa?" Yerim menaikkan sebelah alisnya dan melirik Jaehyun enggan.
"Kamu terlihat menggemaskan saat kakak usap kepalanya. Kamu suka sekali peluk kakak yang sehabis itu kamu ngusel-ngusel," jelas Jaehyun. Membuat Yerim mendongak dan menatapnya.
"Kak, adek bukan anak kecil lagi. Bukan adik tingkatnya kakak lagi. Adek ini udah jadi istrinya kakak lho," tampik Yerim.
"Loh? Memangnya kenapa kalau istri kakak? Nggak ada larangan tuh kalau, jadi istri kakak nggak boleh menggemaskan," tukas Jaehyun.
"Adek mau kelihatan jadi istri yang keren. Nggak kayak anak kecil. Kata mama, kalau udah jadi istri itu udah dewasa dan nggak boleh kayak anak kecil lagi," terang Yerim. Jaehyun tersenyum.
"Iya, mama benar kok," ujar Jaehyun, "Tapi, tetap aja kamu gemasnya kakak." Jaehyun mengulurkan tangannya untuk mencubit pipi tembam Yerim dengan gemas.
"Kak Jaehyun! Nanti pipi aku lepas lho kalau dicubitnya kayak gini."
"Kak Jaehyun, tunggu ya! Aku pasti bakal jadi istri yang keren."
- Kim Yerim
KAMU SEDANG MEMBACA
GOOD WIFE [✔]
Fanfiction"Jadi ibu rumah tangga ternyata nggak segampang nyalin tugas temen," keluh Yerim pada sang suami. "Nggak apa-apa. Belajar pelan-pelan saja. Practice make perfect," sahut Jaehyun pada sang istri. Jadi istri? Jadi ibu rumah tangga? Kata siapa gampang...