36🌹Eternal

1.1K 190 19
                                    

Satu per satu tamu berpakaian hitam meninggalkan ruangan penuh bunga krisan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu per satu tamu berpakaian hitam meninggalkan ruangan penuh bunga krisan itu. Seorang laki-laki dengan kain terikat di salah satu lengannya dan dua orang perempuan berpakaian hanbok itu berkali-kali membungkukkan punggungnya pada para tamu yang datang silih berganti. Wajah sembab dari salah seorang perempuan itu, sejak tadi menjadi pemandangan yang Yerim lihat.

Kwon Boah, sang ibu mertua tak dapat meredakan tangisnya sejak hari kemarin. Membuat Yerim merasa begitu iba dan membayangkan betapa besarnya rasa sayang sang ibu mertua pada suaminya yang kini terbaring tak bernyawa di dalam peti kayu  dibalik tumpukan bunga krisan itu. Sementara itu rasanya Yerim begitu cemas melihat sang suami yang tak berekspresi. Ada tapi tampak tak hidup. Pandangannya kosong tetapi tubuhnya masih tetap bergerak. 

Hari di mana mereka berdua harusnya berada di pernikahan Taeyong dan Seulgi, berakhir dengan keduanya kini berada di rumah duka. Sudah dua hari sejak Yunho pergi bertemu Sang Kuasa. Sejak itu pula mereka tak pulang. Tak ada percakapan apa pun di antara Jaehyun dan Yerim. Hanya sebuah anggukan dan gelengan yang dilakukan laki-laki itu.

"Sayang sekali, ya. Padahal anak bungsu belum memberikan keturunan, eh Yunho sudah pergi."

"Ya mungkin saja dengan begini anak bungsunya akan sadar. Lagi pula dia satu-satunya laki-laki yang tersisa di keluarganya, 'kan?"

"Ah, ya ampun. Malang sekali Jung Yunho. Harusnya dia tak mengiyakan operasi itu."

"Tapi bukankah Yunho bahkan melakukan operasinya?"

"Namanya usia, tidak ada yang tahu bukan?"

Berbagai macam celotehan para tamu ia dengar hari ini. Kebanyakan isinya hanyalah mengasihani sang ayah mertua. Sejujurnya Yerim merasa jengah mendengarnya, bagaimanapun dirinya cukup tersentil dengan ucapan mereka.

Keturunan.

Apa semenyedihkan itu jika belum memutuskan untuk memberi keturunan? Memberi keturunan itu tidak asal melahirkan. Banyak yang harus disiapkan, pikir Yerim.

"Yerim." Sebuah panggilan lembut seseorang membuat Yerim menoleh dan menemukan sang mama. Irene tersenyum kemudian memeluk putri bungsunya, ditepuknya perlahan punggung itu. 

"Sini mama bantuin beres-beres, ya. Kamu mending ajak Jaehyun buat makan. Sudah malam juga, jam segini mungkin nggak bakal ada yang datang," ucap Irene sambil mengambil alih nampan yang sejak tadi Yerim peluk. Yerim mengangguk pelan.

"Boah dan Soojung juga nanti mama yang ajak buat makan. Kamu ajak Jaehyun aja, gih," tambah Irene sambil tersenyum. Perempuan itu beralih menghampiri Boah dan Soojung yang masih begitu terpukul dengan kematian sang kepala keluarga. Sang ibu mertua masih menatap segalanya dengan kosong, itu yang Yerim lihat sekarang.

Yerim melangkahkan kakinya ke dalam ruangan. Ditatapnya lekat wajah sang ayah mertua yang tersenyum lebar itu. Ia melangkah perlahan kemudian memberikan hormat pada sang ayah mertua sebelum meraih bunga krisan dan meletakkannya tepat di depan petinya.

GOOD WIFE [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang