Bab. 37 [Almost there]

1.1K 96 9
                                    

“Apa yang harus kita lakukan terhadap Yumihara?” Guru Bio membuka suara.

Saat ini, musyawarah besar sedang diadakan dengan Pangeran Govio sebagai pemimpinnya. Aku, ibuku, dan Erzukas turut serta dalam musyawarah ini, tetapi tidak dengan Zen dan Yukl karena ini memang khusus untuk keluarga kerajaan dan petinggi-petinggi yang masih selamat saja – totalnya kurang lebih 15 orang.

Sebelumnya, kami memeriksa perkampungan Peri di Negeri Florateria dan mengungsikan para peri ke perkampungan Nymph. Kini, hanya seperempat dari jantung Negeri Florateria yang masih belum hangus. Sebenarnya, musyawarah malam ini adalah untuk menemukan solusi untuk mengembalikan keadaan. Namun, sudah setengah jam lamanya. Tak ada satupun solusi yang didapati. Apa kami harus membiarkan Negeri Florateria hancur? Itu artinya, kami juga akan mati. Tidak! Itu tidak boleh terjadi.

“Aku sarankan menjatuhinya hukuman mati saja, Pangeran! Dia terlalu berbahaya. Biarkan saja dia mati dengan ramuan ciptaannya sendiri.” saran salah seorang peri petinggi kerajaan dan di tanggapi dengan anggukan oleh peri-peri yang lain.

Saat ini, Yumihara sedang di tahan di tahanan bawah tanah Negeri Florateria. Lokasi itu kebetulan belum dilahap ramuan penghancur Yumihara.

Pangeran Govio mendesah napas berat, menimbang-nimbang keputusan mana yang harus diambilnya.

“Aku tahu! Bagaimana menurutmu, Ratu?” tanya Pangeran Govio kepada ibu. Disaat formal seperti ini, pantang bagi kami untuk memanggil Raja dan Ratu negeri dengan sebutan ibu atau ayah.

Aku melirik ibuku, kulihat tangannya gemetar. Aku sangat mengenal ibuku, dia bukanlah peri kejam yang tega menjatuhi hukuman mati seseorang. Tapi kali ini berbeda, ini adalah Yumihara.

Apa yang akan ibuku lakukan?
Akankah dia memaafkannya?
Ataukah memerintahkan untuk membunuhnya?

Aku bisa melihat pergulatan batin yang sangat hebat didalam pikiran ibuku. Sebagai Ratu Negeri, keputusannya harus dipertimbangkan dengan sangat matang. Aku sangat mengerti itu.

“Biarkan dia mati!” sahut ibuku dingin, “Tapi, jangan bunuh dia di Negeri Florateria. Aku tak ingin darahnya mengotori Negeri. Kalian harus membawanya ke ladang eksekusi.” Ucapnya dengan tegas, namun tetap saja tak bisa menutupi kegetiran disetiap kalimatnya.

Seumur-umur, inilah pertama kalinya aku melihat ibuku, Ratu Sabrina, menjatuhi hukuman mati pada seseorang. Aku bisa melihat kilatan dimatanya, aku tahu ibuku sedang menahan bongkahan airmata.

Aku sendiri? Jujur saja. Aku ingin sekali menghabisi Yumihara dengan tanganku sendiri. Bagaimana tidak? Dia membunuh ayah dan juga kakakku. Kakakku bahkan dibunuh tepat di depan mataku, aku sangat membencinya. Namun, atas karena perintah ibuku lah, waktu itu kami tidak membunuh Yumihara. Ibuku yang memerintahkan agar dia dimasukkan ke penjara bawah tanah.

Keputusan hukuman mati pada Yumihara mengakhiri musyawarah kami malam ini.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Fairy Florateria {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang