Bab. 33 [The destruction of the land]

1.1K 111 39
                                    

"Apa lagi yang kau tunggu, Yumi?" tanya Edi.

Florateria sudah sepenuhnya berada di dalam cengkraman Yumihara. Clan Firemax tentu saja sudah menjadi lebih kuat sekarang semenjak kematian Raja Zuro.

Sesuai dengan hasrat dendamnya selama ini, Yumihara sudah menguasai seluruh Negeri Florateria. Seharusnya dia bahagia sekarang karena apa yang dicita-citakannya akan segera tercapai, untuk menghancurkan negeri ini. Namun tiba-tiba, terbersit keraguan dihati Yumihara. Bayang-bayang kekasih manusianya dulu kembali hadir di ingatan. Karl - apakah benar bahwa ini lah yang diinginkan manusia itu? Tentu saja, ya kan?

Yumihara telah melakukan segalanya demi membalaskan dendam untuk kekasihnya itu. Dia bahkan telah mengorbankan sayap berharganya dan membunuh banyak jiwa. Yumihara yakin bahwa Karl pasti mendukungnya. Namun, entah kenapa sekelebat keraguan mencuat dihati kecilnya.

"Kurasa sebaiknya kita bergegas!" perjelas Edi lagi karena merasa tak kunjung mendapat respon dari Yumihara.

Mereka sedang berada di balkon istana. Pemandangan seluruh negeri Florateria terlihat indah dari sini. Edi merasa sedikit lega karena semua ini akan segera berakhir. Yumihara akan segera mematikan negeri ini dan Edi, ohh dia ingin beristirahat dan bermalas-malasan setelahnya. Tak ada lagi ramuan-ramuan konyol untuk mengubah peri agar ikut bergabung dengan clan Firemax, tak ada lagi acara bakar-membakar hutan di bumi, sungguh Edi sangat muak melakukan hal itu selama beberapa ratus tahun berakhir ini.

"Kenapa kau begitu tergesa-tega?" sahut Yumihara. Matanya menelisik, menatap Edi yang heran sambil mengeryitkan kening.

"Seharusnya aku yang bertanya - bukankah moment ini lah yang selama ini kau idam-idamkan?" jawab Edi. Peri itu mengedarkan pandangan, menyapu seluruh bagian dari negeri florateria yang terlihat dari sini. Edi mengakui bahwa negeri ini memang indah. Negeri yang menjadi pusat pertumbuhan tanaman-tanaman di bumi dan peri-peri yang merawatnya. Rasanya sedikit sedih membayangkan bahwa sebentar lagi keindahan itu akan lenyap tak bersisa, lalu setelahnya tanaman-tanaman di bumi juga ikut lenyap. Ah tapi Edi tak peduli itu, bukankah selama ini para manusia juga tidak menyayangi tanaman-tanaman? Buktinya tanpa harus membuang-buang energi untuk membakar tanaman dibumi, manusia itu sendiri sudah melakukannya.

"Lalu kau tunggu apa lagi sekarang?" lanjut Edi.

Yumihara tak menjawab hanya terdengar helaan nafas disana. Yumihara yang Edi lihat saat ini terlihat berbeda dari biasanya. Bengis, licik, dan tanpa ampun. Semua tersamarkan oleh raut muka yang sekarang ini. Edi tidak mengerti tentang apa yang membuat Yumihara begini, tetapi alangkah baiknya jika setiap harinya Yumihara memiliki raut muka yang seperti ini, sayu dan sendu.

"Aku merindukannya!" kata-kata itu keluar begitu saja dari mulut Yumihara.

Edi terperangah. Memang benar, atas dasar cintanya kepada Karl lah yang membuat Yumihara melakukan semua ini.

Edi bingung harus berbuat apa. Menghibur orang yang bersedih bukanlah keahliannya.

Dengan canggung dia berucap, "Err.. Mungkin karna kau sebentar lagi akan mencapai tujuanmu. Maka dari itu kau kembali merindukannya."

Yumihara menarik sebelah ujung sudut bibirnya, "Mari kita tuntaskan! Karl pasti sudah menantikan saat-saat ini."

Tatapan sendu yang tadi sempat Edi lihat di wajahnya kembali sirna digantikan dengan tatapan bengis dan kejam yang biasanya terpancar dari raut muka Yumihara.

"Ritualnya sudah siap. Kita tinggal menunggu Ratu Sabrina ditemukan saja, maka semuanya akan sempurna." lapor Edi.

Untuk mematikan negeri Florateria, Yumihara akan mengadakan ritual penghancuran dengan memadukan ramuan-ramuan yang di raciknya pribadi. Ramuan itu sudah siap sekarang, hanya tinggal satu komponen utama yang belum ditambahkan. Yaitu darah keluarga kerajaan yang masih hidup. Sebenarnya, Yumihara ingin sekali memakai darah Iqueena untuk ritualnya, tapi berhubung Iqueena akan terus terperangkap di bumi, Yumihara memutuskan untuk menggunakan Ratu Sabrina sebagai tumbal. Sebenarnya dia masih memiliki opsi lain, Pangeran Tzukira. Tapi menangkap seorang Pangeran tidak akan pernah menjadi mudah, akan lebih mudah baginya untuk menangkap dan menumbalkan Ratu Sabrina.

Fairy Florateria {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang