Erzukas termenung memandangi hamparan laut yang luas dihadapannya. Dibiarkannya ombak menerjang kakinya beberapa kali. Desiran ombak yang riuh semakin membuatnya larut dalam pikiran. Pikiran tentang Iqueena Aihara.
Beberapa jam yang lalu, gadis itu mendatanginya dengan pipi dan hidung yang merah serta mata yang sembab. Ini bukan pertama kalinya bagi Erzukas melihat Iqueena menangis, tapi ini adalah pertama kali baginya melihat gadis itu menahan emosi yang menggebu.
Kata-kata yang diucapkan Iqueena tadi terngiang kembali ditelinganya.
"Kenapa dari dulu kau selalu melindungiku?" tanya Iqueena dengan nada tinggi. Dadanya naik nurun menyeimbangkan emosi yang menguasai hatinya.
Erzukas yang saat itu sedang berbicara dengan beberapa peri terlihat kaget dan tidak mengerti.
"Apa maksudmu putri?" tanyanya lantas berjalan mendekati Iqueena.
Iqueena menyapu sekelilingnya dengan kedua bola matanya. Tidak bisa. Dia tidak bisa mengatakannya disini, disini terlalu ramai. Dia tak ingin para peri beranggapan buruk tentang dirinya.
Iqueena lalu mendekati Erzukas, mata sembabnya menatap dalam mata Erzukas. Sepertinya dia sedang meminta izin untuk melakukan sesuatu.
Iqueena semakin dekat, bahkan Erzukas dapat mendengar hembusan napas gadis itu. Jika Iqueena sedikit lebih tinggi, maka Erzukas pasti bisa merasakan hangatnya hembusan napas Iqueena pada pipinya. Namun gadis itu cukup rendah, sehingga wajah Iqueena hanya sampai dadanya.
"Apa yang kau lakukan Putri?" tanya Erzukas yang sudah mulai merasa tidak nyaman dengan perlakuan Tuan Puterinya ini.
Namun Iqueena tak mempedulikannya, gadis itu justru menaruh kedua tangannya di pinggang bagian belakang Erzukas. Iqueena memeluk Erzukas. Erzukas dapat merasakan pelukan Iqueena yang semakin menguat, hatinya berbedar kencang. Dia tidak menyangka bahwa Iqueena akan melakukan hal seperti ini. Erzukas senang. Tentu saja dia senang.
Belum sempat Erzukas hendak menaruh tangannya dipundak gadis itu, Erzukas merasakan kakinya sudah tidak lagi berpijak di tanah.
Terbang.
Mereka terbang. Iqueena membawanya terbang dengan cara memeluknya. Seharusnya Erzukas tahu itu, Iqueena tak mungkin memeluknya dengan alasan lain.
"Kemana kau akan membawaku Putri?" tanya Erzukas.
Iqueena tidak menjawabnya. Gadis itu terus menerbangkan dirinya lantas mendaratkan mereka berdua di tepian pantai.
Erzukas sempat bingung dengan tingkah Iqueena, tidak biasa-biasanya dia bersikap seperti ini.
"Kau bisa menjawabnya sekarang!" suara serak Iqueena terdengar.
"Menjawab apa?"
"Jangan berpura-pura tidak tahu Erzukas. Kau mendengar pertanyaanku tadi!"
Erzukas memutar otak, berusaha mengingat kembali apa yang ditanyakan oleh Iqueena tadi. Dia memandang butiran pasir yang sekarang menjadi pijakannya sebelum akhirnya mengalihkan pandangannya kepada Iqueena sesaat setelah dia mendapatkan kembali kepingan memori tentang pertanyaan apa yang dimaksud Iqueena.
"Kau bertanya kenapa aku selalu melindungimu, begitu?" kata Erzukas.
Iqueena tak menjawab, dia hanya membuang muka. Memandangi lautan. Membiarkan angin pantai membelai rambut hitamnya. Melihat Iqueena yang enggan menjawabnya, Erzukas lantas berkata, "Karena aku adalah pengawalmu. Tentu saja tugasku adalah melindungimu."
Iqueena mengalihkan pandangannya kepada Erzukas. Memandang penuh makna lelaki itu.
"Dan itu semua telah membuatku menjadi peri bodoh yang tidak berguna! Bahkan kakak-kakakku membenciku karena aku dianggap tidak punya kekuatan. Seharusnya kau tidak melindungiku. Seharusnya kau membiarkan aku diserang Clan Firemax. Dengan begitu aku akan menemukan kekuatan ini lebih awal." Iqueena tak dapat menahan airmatanya. Dia memukul-mukul pelan dada Erzukas.
"Maafkan aku." hanya kata itu yang keluar dari mulutnya.
"Maaf katamu?" Iqueena melotot. Emosinya semakin meluap-luap. Ia bahkan tak bisa menahan airmatanya untuk tidak mengalir, "Apa kata maafmu bisa memutarbalikkan waktu? Apa kata maafmu bisa membuat hubunganku dengan Pangeran Govio membaik?"
Erzukas terdiam. Dia tahu betul Bagaiman perasaan Iqueena. Ya saudara mana yang tidak sedih jika dibenci oleh saudara kandung sendiri.
"Aku hanya ingin melindungimu." ucap Erzukas setelah beberapa saat terjadi keheningan diantara mereka, "Putri...mmmm maksudku," Erzukas memegang kedua bahu Iqueena, memberikan syarat kepada Iqueena agar gadis itu mau menatapnya.
"Aku mencintaimu."
___________"Kita harus segera bertindak!" titah Raja Zuro.
"Apa yang harus kita lakukan Yang Mulia?" tanya Pangeran Tzukira.
Mereka sekarang tengah mengadakan rapat darurat. Berhubung sudah beberapa hari, para peri yang ada di Pulau Canary belum juga kembali.
"Maaf Yang Mulia, menurutku kita harus meminta bantuan para penyihir. Di sebelah selatan Negeri Florateria, kudengar ada seorang penyihir yang tau segalanya tentang sihir penyembuh. Mungkin saja dia punya beberapa ramuan yang bisa kita gunakan untuk membantu para peri di Pulau Canary." sahut Guru Bio.
"Saran itu boleh dipakai Yang Mulia," sambung guru Quo, "Aku dan anak muridku akan pergi mencari penyihir itu jika Yang Mulia mengizinkan."Raja zuro menghela napas, melepas beban-beban yang selama ini menggelayuti pikirannya.
"Baiklah. Aku mengizinkan kalian untuk mencari penyihir itu." Raja Zuro berhenti sejenak, sebelum akhirnya melanjutkan, "Tapi, katakanlah kita berhasil mendapatkan ramuannya. Lalu bagaimana caranya kita akan mengirimkan itu ke Pulau Canary? Sedangkan semua portal tidak bisa dilalui."
"Serahkan itu kepadaku Yang Mulia. Aku akan mencoba membuat portal ke dunia dengan menggunakan kekuatanku." ucap Pangeran Tzukira.
"Baiklah. Aku mohon agar kalian berusaha lebih keras. Karena aku ingin masalah ini segera berakhir."
A/n:
Aku juga ingin cerita ini segera berakhirrrrrrr
Semoga bisa cepat tamat ya. Doain guys.
Oo iya, baca ceritku yang baru dong. Judulnya Underwater. Bantu vote hehe
Jujur saja, aku lebih suka ceritaku yang itu daripada yang ini hahahahahahhaSalam cutton candy🍭
![](https://img.wattpad.com/cover/130508818-288-k138265.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fairy Florateria {END}
Fantasi~All Passages Are Compelete~ Without Revision [ Fantasy Receh ] Tidak ada peri yang tidak berguna Semua peri diciptakan dengan kekuatan Lalu aku ini apa? Aku terlahir tanpa kekuatan. Aku tidak berguna. Apa aku bukan peri?