3❣️

2.5K 164 18
                                    

Setelah seharian menghabiskan waktu bersama Anneth, malamnya Deven mengabiskan waktu dikamar dan duduk di depan meja belajarnya membaca buku TOEFL karena Deven berencana mengikuti tes tersebut nanti jika dirinya sudah di bangku kelas 12. Mulai dari sekarang ia mengikuti kursus secara online karena waktu yang terbatas juga. Ini semua untuk jaga-jaga jika dirinya ingin melanjutkan kuliah, tapi sampai saat ini masih belum terpikirkan dengan jelas akan bagaimana kedepannya.

"Sebentar lagi kelas 12 - terus lulus - nah habis ini kemana? Lanjutin karir ya gitu gitu aja, kalau kuliah - dimana? UI? Berarti nanti kuliah sambil karir fokus emang?" Deven mencoret-coret bukunya menggambarkan kemungkinan-kemungkinan di masa depannya.

"Kuliah di luar negeri, berarti: karirnya libur sampe lulus, jauh sama keluarga, ldr sama Anneth, ngambil jurusan apa? Kedokteran ngikutin Mama? Otomatis kuliahnya lebih lama, kagok jadi bule di sana aja, hahaha," Deven terkekeh dengan ucapannya sendiri di akhir.

"Itu pikirin nantilah. Targetnya sekarang kumpulin uang, belajar serius, kerja yang rajin, jadi imbang. Nah, nanti habis itu gatau deh gimana nanti," Deven menutup buku yang sudah ia coret-coret sendiri.

Deven menatap jam dinding di kamarnya, sudah menunjukkan pukul 10 malam dua jam sudah ia belajar sejak tadi. Ia membereskan barang-barangnya lalu menyiapkan barang yang akan ia bawa besok. Sepulang sekolah besok Deven mendapat undangan mengisi acara pensi sekolah, akhir-akhir ini sedang musim pensi di beberapa sekolah dan Deven mendapatkan undangan di beberapa sekolah.

***

Pagi-pagi Deven sudah rapih dan wangi menggunakan jeans panjang hitam dan hoodie berwarna putih serta menggendong tas sekolahnya. Ia membawa kotak bekal lalu pamitan dengan Mamanya. Mamanya akan menjemput ketika Deven sudah selesai sekolah sementara sekarang Deven berangkat sekolah bersama Anneth dan supir Anneth.

"Mau ngga? Mama masak nasi goreng seafood," tawar Deven pada Anneth yang duduk di sebelahnya sambil memainkan handphone.

"Ngga.. aku udah sarapan. Habisin aja biar kamu gendut lagi," ejek Anneth. Ia pernah bilang ke Deven iri karena sekarang Deven kurusan ngga seperti dulu.

"Hahaha ngga akan yang. Udah gausah iri gitu kamu ngga gendut, segini itu ideal," puji Deven yang lalu menghuap nasinya lagi.

"Terserah. Pokoknya segini itu gendut Depenn..."

Deven geleng-geleng sambil mengunyah dan menelan sampai habis baru ia berbicara.

"Yaudah terserah kamu deh aku ngalah aja," Deven mengalah tidak mau memperpanjang pembicaraan topik itu.

"Tuh kan bener! Secara ngga langsung kamu ngatain aku gendut kalau gitu!" Deven terkejut. Ia langsung menutup tempat makannya menyudahi lalu meneguk air putih di botol menelan sisa makanannya dengan susah payah karena ia mau bilang kalau maksudnya bukan seperti yang Anneth bilang barusan.

"Neth, bukan gitu maksudku." Deven berusaha menjelaskan maksudnya, tapi sayang mobil yang mereka tumpangi sudah sampai di tempat mereka sekolah dan Anneth langsung keluar mobil tidak mempedulikan Deven.

Deven langsung menyusul turun dari mobil dan memilih diam karena sebentar lagi mereka akan belajar jangan sampai dirinya lebih merusak mood Anneth yang sedang hancur.

Saat pelajaran berlangsung mereka yang biasanya berdiskusi bersama kini masing-masing membuat gurunya bingung, tapi akhirnya tidak mau ambil pusing dan melupakannya. Sampai pelajaran selesai, Anneth langsung pamit pulang karena ia ada live di bersama Ruang Guru. Deven pun ikutan pamit ia buru-buru membereskan buku-bukunya lalu mengejar Anneth. Di depan sudah ada supir Anneth menjemput mereka dan Anneth sudah masuk mobil, tapi mobilnya belum pergi karena tidak tau kalau Deven tidak pulang bersama.

K.I.T.A (Serial Sebuah Kisah) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang