Hari selanjutnya mereka sangat santai sekali karena dijadwalkan mereka hanya akan syuting video cover, belanja, dan makan malam di luar. Jadi mereka paginya asik berenang di hotel, kecuali orang tua mereka yang memilih jalan-jalan di taman dekat hotel.
"DORRR!!" byurr. Deven yang tadinya sedang mengobrol dengan Anneth di tepi kolam didorong oleh Alvin dari belakang jadinya ia nyebur lagi.
Anneth kaget ia menutup mulutnya untuk tidak teriak, tapi lalu tertawa karena itu kejahilan saudara Deven.
"Renang tuh masuk bukan duduk-duduk," kekeh Alvin yang justru tertawa melihat Deven jatuh.
"Neth, renang di sebelah sana yuk?" Ajak Kak Amel. Anneth menatap Deven lebih dulu secara isyarat ia meminta izin untuk pergi dan Deven mengangguk kecil sambil tersenyum.
"Ayo Kak," Anneth berdiri dari duduknya lalu berjalan bersama Kak Amel ke kolam lainnya.
Setelah Anneth dan Kak Amel sudah menjauh, Deven pun menepi dan duduk lagi di tempat sebelumnya tapi berbeda sekarang di sebelahnya Alvin.
"Tiap saat berdua mulu nanti kalau ldr susah loh," tiba-tiba Alvin berbicara seperti itu. Deven menyisir rambut basahnya dan menoleh ke arah Alvin.
"Maksudnya?"
"Lo nanti kuliah di luar negeri kan? Dia juga. Terus kalian beda negara dan kalian otomatis jarang ketemu bahkan gatau kapan kalian ketemu. Nah, kalau kalian nempel kaya gitu terus gue jamin nanti susah kalian saling melepasnya." Jelas Alvin sambil memainkan kakinya dalam air.
"Ohhh. Gitu dong bilang jadi gue ngerti. Ya, gimana sih, Vin gue juga bingung mau jauhan dari sekarang ngga bisa kalau nanti juga ngga bisa dan itu semua keharusan demi cita-cita jadi jalanin aja sih," Deven mengangkat kedua bahunya bingung juga.
"Sebenernya lo serius ngga sama dia?"
Deven diam. Itu pertanyaan serius dan sensitif. Sekarang umurnya masih 17 tahun dan jika ditanya serius ya inginnya begitu tapi gatau kan nanti akhirnya seperti apa apalagi setelah mereka menempuh study di luar negeri.
"Hahahaha. Tegang banget elah. Lupa gue lupa masih kecil jangan dulu nikah hahaha sukses dulu deh," Alvin menepuk punggung Deven dan merangkulnya, mereka tertawa bersama.
"Kampret benget lo Vin! Gue udah deg-degan. Dah ah nyusul Kak Amel sama Anneth," Deven berdiri dan pergi meninggalkan Alvin yang masih duduk.
"Dasar dasar anak bucin," Alvin geleng-geleng kepala lalu ikut menyusul Deven.
Deven asik memerhatikan Anneth yang berenang ke ujung lalu balik lagi bersama Kak Amel. Gadis itu tersenyum ke arah Deven yang duduk di tepi kolam dan Anneth pun berenang menghampirinya.
Anneth sampai di depan Deven, ia memegang kaki Deven yang ada di dalam air. Mereka saling tatap. Deven menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah cantik Anneth lalu menangkup kedua pipinya.
"Mau naik ngga?" Deven menawarkan Anneth naik ke tepi kolam.
"Kamu yang turun masa tadi cuman sekali renangnya," Anneth memanyunkan bibirnya membuat Deven terkekeh.
"Hahaha jangan gitu kaya bebek. Yaudah kamu mundur aku mau turun nih," Anneth pun menurut dia mundur memberikan ruang untuk Deven.
"Eh, Neth aku duluan mandi deh ya udah dingin kelamaan," pamit Kak Amel.
"Iya, Kak,"
"Lah lah terus gue yang jomblo ditinggal bareng dua orang bucin ini? Mel! Jahat banget elah," rengek Alvin.
"Yaudahlah belom renang juga kan lo? Udah disini aja renang dulu baru ke kamar lagi," ujar Deven.
Dengan mendengus Alvin masuk ke kolam lalu berenang sendirian menjauh dari Deven dan Anneth membiarkan mereka berdua bucin aja terus sampe kenyang.
KAMU SEDANG MEMBACA
K.I.T.A (Serial Sebuah Kisah)
Fiksi Remaja~Cukup hanya ada KITA. Jangan ada Dia diantara KITA~ 3, August #kita 15 dari 5,17K