Sesuai janjinya, Deven akan ke rumah sakit sepulang sekolah diantar oleh supirnya. Ia sendiri tidak bersama mamanya karena ia yang memintanya. Tapi saat mau memasuki mobilnya, ada beberapa wartawan yang menunggunya selesai sekolah. Astaga apalagi sih? Pikir Deven saat melihat mereka mendekat.
"Deven, apakah benar Anneth tengah sakit dan di rawat di rumah sakit sampai dia tidak bisa ikut kalian manggung di dua kota terakhir,"
Okey. Sepertinya Deven harus membereskan ini sebentar baru bisa datang ke rumah sakit.
"Iya, dia sakit dan dirawat,"
"Sakit apa yang diderita oleh Anneth? Dan bagaimana kondisinya sekarang,"
"Tipes karena kelelahan, sekarang kondisinya baik. Tapi sebelumnya saya mohon maaf karena saya buru-buru harus pergi," Deven langsung berjalan cepat menuju mobilnya dan menutup pintunya menyuruh supirnya menjalankan mobilnya ke rumah sakit dan semoga para wartawan itu tidak mengikutinya.
"Gila emang orang sakit aja sampe di cari-cari," gumam Deven saat di mobil.
Tiba di rumah sakit, ia langsung saja menuju ruangan Anneth. Setahunya, semalam ia membuka grup dan teman-temannya yang di Jakarta akan datang menjenguk Anneth siang ini.
Deven membuka pintu ruangan Anneth, disana hanya ada maminya Anneth saja. Deven menghampiri dan menyalami mami Anneth dengan sopan.
"Siang, Tante," ucap Deven.
"Siang. Baru pulang?" Deven mengangguk dan tersenyum lalu menatap Anneth yang diam dan menatap mereka berdua.
"Om sama Ao kemana Tante?" Tanya Deven.
"Ke apartemen istirahat dulu. Jadi Tante disini dulu nanti gantian,"
"Tante istirahat aja pasti capek, biar Deven jagain Anneth nanti kalau Tante sama Om udah istirahat kesini lagi deh," ujar Deven dengan tulus sekali.
"Memangnya gapapa?" Tanya mami Anneth.
"Gapapa, kok Tan.. nanti kalau ada apa-apa aku telfon," senyum Deven.
"Yaudah kalau gitu Tante pulang dulu, paling sebentar lagi Papinya sama Alvaro kesini kok jadi kamu ngga sendirian,"
"Iya Tan,"
Mami Anneth lalu mengambil tasnya dan pamit pulang lebih dulu karena sejak hari pertama dirawat ia tidak pulang ke apartemen. Rasanya tubuhnya juga perlu istirahat yang cukup.
***
Sepulangnya maminya Anneth, Deven langsung meletakkan tasnya di sofa yang ada di ruangan itu dan duduk di kursi pinggir ranjang Anneth sambil mengelus-elus tangan Anneth.
Tak lama suster masuk membawa nampan yang berisi makan siang dan obat untuk Anneth. Deven menerimanya dan tersenyum pada suster muda tersebut, Anneth dari tadi sudah memasang wajah cemberutnya, Deven menatap Anneth sambil terkekeh.
"Cemburu sama susternya?" Kekeh Deven sambil mencolek dagu Anneth untuk menggodanya.
"Ngga siapa yang cemburu, ngapain juga cemburu sama suster," jawab Anneth ketus.
"Hahaha terus ini kenapa cemberut kalau bukan cemburu hem?" Deven mencubit pelan pipi Anneth yang menggemaskan itu.
"Sebel susternya bawa makan sama obat. Ngga suka." Ujar Anneth membuat kekehan Deven berhenti.
"Hei... Dengerin, ini tuh biar kamu cepet sembuh. Memangnya kamu betah apa lama-lama di rumah sakit?" Anneth menggeleng dengan polos. Deven mengacak rambut Anneth dan meraih mangkok isi makan siang Anneth.
KAMU SEDANG MEMBACA
K.I.T.A (Serial Sebuah Kisah)
Teen Fiction~Cukup hanya ada KITA. Jangan ada Dia diantara KITA~ 3, August #kita 15 dari 5,17K