Dua minggu yang lalu Anneth baru keluar dari rumah sakit setelah dokter memeriksa dan keadaannya membaik. Gadis itu senang bukan main karena bisa kembali ke apartemennya bukan lagi ranjang rumah sakit yang membosankan.
Tapi kabar buruk karena minggu depannya adalah pekan ulangan untuk kenaikan, jadi Anneth harus belajar dan mengejar pelajaran yang tertinggal. Baik Anneth maupun Deven mengurangi job mereka masing-masing. Pekan ulangan dilaksanakan selama 8 hari kecuali sabtu dan minggu mereka libur.
"Adek belajarnya diluar handphone-mu simpen dulu kalau udah selesai belajar boleh pegang handphone, tapi sebentar," ucap mamanya Deven di depan kamar putranya. Setiap kali pekan ulangan selalu melaksanakan kegiatan disiplin tersebut demi kebaikannya juga.
"Iya, Ma. Aku ngga main handphone dari pulang sekolah ngga aku nyalain," Deven berjalan keluar kamar membawa beberapa buku yang ia butuhkan untuk latihan soal dan membaca materi kembali.
Deven berpindah belajar ke depan televisi, tapi tv-nya tidak dinyalakan. Tadi dirinya sudah istirahat satu jam untuk makan dan berbaring sebentar. Saat ini waktunya bertarung lagi dengan soal-soal.
Deven benar-benar serius belajarnya karena harus mencapai target untuk nilainya supaya bisa masuk ke universitas ternama nantinya. Ia baru mengobrol sedikit dengan mamanya mungkin selanjutnya akan meminta saran dan pendapat Kakak dan Papanya atau keluarga lainnya.
***
Sama halnya, Anneth juga belajar dengan sungguh-sungguh walau tidak seketat Deven, tapi dirinya benar-benar harus mengejar ketertinggalan saat sakit.
Jam sembilan malam Anneth menyudahi belajarnya karena sudah tidak kuat lagi matanya menatap buku yang membosankan, tapi ketika menatap layar handphone jelas berbeda dan kantuk itu langsung lenyap seketika.
"Pasti belom beres deh belajarnya si Depen," gumamnya saat melihat line belum ada notif dari Deven.
Anneth merebahkan tubuhnya ke kasur sambil membuka aplikasi instagramnya men-scroll berandanya. Setelah bosan ia kembali mengecek line siapa tau Deven sudah mengirimnya pesan, tapi ternyata belum. Ah, sungguh menyebalkan karena mereka bertemu ketika di sekolah itupun tidak banyak waktunya lalu chattingan sehari hanya sekali ini sudah hari keempat pekan ulangan mereka.
Tiba-tiba dirinya membuka note di handphone dan ia baru sadar ia menulis beberapa rencana untuk kejutan ulang tahun Deven satu bulan lagi kurang lebih.
Anneth sudah menyiapkan sesuatu yang sangat spesial dan rencananya ia yakin akan berjalan lancar jaya. Tinggal mencari kado untuk cowok itu, sampai sekarang Anneth masing bingung membelikannya apa?
Ketika sedang memikirkan itu, orangnya tiba-tiba memberi notif yang sejak tadi Anneth tunggu, tanpa lama-lama ia langsung membuka room chat mereka berdua.
Depen🙈
Hulaaa sayang😚
Miss u:)
Gimana udah belajar belom?
Ah akhirnya aku bisa chatan sama kamu
Lagi ngapain?
Bodo amat spam
Kangen woii❣️Anneth
Depennnnnn dari tadi nungguin ihhh
Kamu kangen, aku lebih kangen yang:(
Udahhhh
Telponnn please:( missing your voice☹️Pesan Anneth langsung di baca oleh Deven dan detik selanjutnya cowok itu mem-video call-nya, Anneth membenarkan posisi duduknya dan membenarkan tataan rambutnya baru ia mengangkat vc Deven.
Kenapa diem ajaa?
(Deven hanya geleng-geleng sambil tersenyum ke arah kamera)
KAMU SEDANG MEMBACA
K.I.T.A (Serial Sebuah Kisah)
Jugendliteratur~Cukup hanya ada KITA. Jangan ada Dia diantara KITA~ 3, August #kita 15 dari 5,17K