Dengan segala usaha dan kerja kerasnya akhirnya Deven bisa lulus dengan cepat bersama kedua temannya dan teman-teman hebat lainnya. Di saat hari spesial itu kedua orang tuanya dan kakanya datang merelakan waktu mereka demi melihat Deven menggunakan toganya. Deven mendapatkan nilai tertinggi, sungguh membanggakan.
Wisuda berlangsung dengan lancar. Wajah bahagia sangat terpancar di Deven karena usahanya selama ini tidak sia-sia begitu saja, apalagi dia langsung ditawarkan untuk magang di rumah sakit ternama disana. Deven tidak perlu mencari rumah sakit nya justru tawaran itu yang datang kepadanya.
"Congrast Dev. Semangat nanti di rumah sakit supaya cepet-cepet ke Indo ya?" Bianca tersenyum gemas menggoda Deven yang ingin cepat-cepat selesai urusannya disini.
"Hahaha. Iya selamat juga Bianca, kamu hebat! Makasih ya support-nya selama ini. Kita pasti ketemu lagi nanti saat di rumah sakit," Deven mengelus bahu Bianca dan tersenyum tulus. Ah, persahabatan mereka sangat disayangkan jika berhenti karena pendidikan mereka telah usai.
"Kalau aku di terima disana ya ketemu, kalau tidak? Ya tidak, hahaha,"
Ini adalah hari bahagia mereka. Axel? Oh ya dia saat itu tengah bersama keluarganya teman Deven yang super hebat juga lulus bersamaan dengannya.
***
Anneth. Dia tetap lulus dalam kurun waktu 4 tahun karena sempat ada hambatan di skripsinya waktu itu, tapi syukurnya dia bisa lulus dengan nilai baik, walaupun bukan yang terbaik.
Semenjak kejadian dirinya dengan Darren saat itu, Anneth tidak ingin bertemu lagi dengannya. Beberapa kali Darren memberontak, tapi untungnya ada Garrick dan Alfred menolongnya.
"Hey. Kita wajib buat lagu bersama nanti, walaupun kita berbeda negara apa salahnya bukan?" Ujar Alfred yang tiba-tiba otaknya membaik sedikit.
"Ide bagus. Otakmu sedang sehat, Alfred," guyon Garrick lalu merangkul Alfred mereka tertawa bersama.
"Kita harus liburan sebelum kembali ke negara masing-masing, wajib!" Seru Freya tegas.
"Ah iya benar,"
Anneth tersenyum. Senang akhirnya dia lulus bersama teman-teman mereka. Dan dari sini dia mendapatkan banyak sekali pelajaran berharga. Walaupun disisi lain dia sedih saat wisuda tidak ada Deven datang ke sana. Sudah benar-benar tidak ada kabar sedikitpun tentang Deven. Anneth berpikir untuk menyerah saja.
***
Setelah wisuda, Deven mendapatkan jeda selama dua bulan batu setelah itu ia akan terjun langsung ke rumah sakit. Sebenarnya Deven boleh saja pulang ke Indonesia, tapi tidak ia pilih. Deven memilih mencari pekerjaan sampingan selama waktu kosongnya itu. Dia bekerja di sebuah cafe dekat kampusnya.
Terlepas itu, Deven fokus di rumah sakit dan rejekinya lagi dia bekerja sama dengan Bianca sebagai teman partnernya. Untungnya sudah kenal dan mereka tidak ada kecanggungan.
"Huh. Cape juga ya? Aku kira mudah," Deven mengusap dahinya yang berkeringat. Mereka baru saja melayani lumayan banyak pasien bersama dokter-dokter profesional dan mereka juga di ajak ke lab. Untuk mengetahui kinerja di dalam lab. juga.
"Kamu memang selalu menganggap semuanya mudah wahai manusia jenius," kekeh Bianca. Dia meneguk air minum yang dia bawa dari apartemennya.
"Ini baru awal. Masih ada satu tahun lebih harus kuat,"
Bianca hanya mengangguk dia memilih mengeluarkan bekal makanannya. Mumpung istirahat sebentar, dia mengisi perutnya. Deven ditawari tapi menggeleng cowok itu memilih menelusuri ruangan melihat hal-hal asing baginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
K.I.T.A (Serial Sebuah Kisah)
Ficção Adolescente~Cukup hanya ada KITA. Jangan ada Dia diantara KITA~ 3, August #kita 15 dari 5,17K