52❣️

1.7K 166 48
                                    

Dari proses Deven melamar kemarin, mereka menyepakati dua minggu lagi acara tunangan akan digelar. Mereka berdua sama-sama sibuk mengurus persiapan, terutama Deven dengan jadwalnya yang padat ia selingkan mengurus persiapan itu.

Tadi pagi, sebelum Deven masuk ke ruangan ia berpesan pada resepsionis jika ada Anneth tolong antar ke ruangannya.

"Mba, nanti kalau ada Anneth kemari tanya ruangan saya dimana tolong di antar ya?" Resepsionis itu mengangguk dan tersenyum pada Deven.

"Tahu Anneth kan? Artis dia masa ngga kenal hehe,"

Sempat-sempatnya Deven melawak pada resepsionis masih pagi. Resepsionis itu menjawab iya dan tersenyum lagi. Deven langsung pergi menuju ruangannya.

***

Waktu istirahat sudah tiba, tapi Deven masih mengobrol dengan Dr. Arrul mengenai pekerjaan mereka berdua tentunya. Deven membagi tugas dengan Dr. Arrul selama menjelang tunangan ini karena banyak yang harus Deven urus juga.

"Iya gapapa Dev santai aja. Lagian jadwal lo sama jadwal gue ngga bentrok kok,"

"Ngga enak aja gue. Tapi nanti gue traktir deh ngopi-ngopi biar ngga puyeng di ruangan terus, hahaha," bersamaan dengan tawa Deven, pintu ruangannya di ketuk dari luar.

"Ya, silakan masuk," ujar Deven dari tempat duduknya. Pintu pun terbuka dan menampakkan seseorang yang ditunggu-tunggu.

"Ah yaudah Dev gue balik ke ruangan, udah jam istirahat juga," ucap Arrul yang melihat Anneth masuk membawa totebag berisi makanan.

"Oh iya, thanks ya Rull,"

Dr. Arrul mengangguk dan tersenyum lalu perlahan meninggalkan ruangan Deven. Sepeninggalan Arrul, disana hanya mereka berdua.

"Heii maaf ya aku lama," Anneth menyimpan totebag makanan di meja depan sofa, lalu dia duduk disana bersamaan dengan Deven.

"Ngga kok. Kamu sama siapa tadi kesini?" Deven mengelus rambut Anneth. Itu selalu menjadi hal pertama jika bertemu.

"Sama supir, karena habis ini aku ada meeting buat albumku,"

"Udah nanti lagi ngobrolnya makan dulu nanti keburu habis waktu istirahatnya," ucap Anneth. Ia membuka tempat makan yang sudah Anneth siapkan spesial dan dia masak sendiri.

Deven tersenyum melihat Anneth sangat perhatian sekalu semakin kesini walaupun manjanya masih ada, tapi itu menggemaskan. Tangan Deven langsung meraih tempat makan dari Anneth.

"Eumm... Enak. Pinter masak ya sekarang," kekeh Deven yang sudah menikmati makanan buatan Anneth.

"Bohong deh, kurang apa itu."

"Seriusan ini udah pas. Nih kamu coba aaaa..." Deven menyuapi Anneth supaya mencoba masakannya sendiri juga. Awalnya menolak tapi yang namanya Deven tidak boleh ditolak.

"Kamu udah makan siang belum?" Tanya Deven. Anneth hanya menggeleng karena mulutnya penuh dengan makanan.

"Kebiasaan. Nanti maag kamu kamu tau.. yaudah makan bareng ya? Aku suapin gaboleh nolak orang ganteng gaboleh ditolak." Tegas Deven dengan kekehan. Anneth tersenyum.

"Kamu nanya tapi jawab sendiri. Nyebelin tau," Anneth mencubit paha Deven.

"Tapi nyebelinnya aku ada sayang-sayangnya kan?" Goda Deven. Tatapannya itu loh nyebelin tapi bikin cewek klepek-klepek.

Mereka pun akhirnya makan berdua Deven menyuapi Anneth sampai akhirnya makanannya habis oleh mereka berdua. Deven kagum dan senang pada Anneth lihat baru saja mau tunangan udah kaya yang sah aja, hahaha. Pokoknya cinta banget sama cewek disebelahnya ini.

K.I.T.A (Serial Sebuah Kisah) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang