41❣️

1.2K 144 86
                                    

⚠️⚠️WARNING!!⚠️⚠️

Kalian yakin siap bacanya?

Author menyarankan kalian baca pelan-pelan dan hayati lalu siapkan kotak tisu disebelah kalian:)

Kalau belum siap, gapapa simpen dulu. Siapin mentalnya ya hehehe:v

Selamat membaca pasukann!!!❣️

******************************************

Hari ini adalah hari keberangkatan Anneth ke London. Semuanya sudah diurus yang ada di sana. Kedua orang tuanya tidak mengantar sampai London, mereka hanya mengantar sampai Bandara. Selama perjalanan dari Jakarta dia sendiri, tapi nanti setelah transit di Kuala Lumpur akan ada salah satu orang dari pihak kampus bersamanya.

Deven, Joa, Mama Deven sekarang ada di apartemen Anneth membantu membawakan barang-barang yang akan dibawa. Anneth melakukan penerbangan sore, tapi karena estimasi Jakarta akan macet mereka berangkat dari siang hari tidak apa-apa menunggu lama di Bandara dari pada tertinggal penerbangan.

"Yaudah Tan, Om gini aja biar koper-koper masuk di mobil Deven nanti Mama bareng Mami Anneth, Jo sama aku sama Anneth," usul Deven saat mereka tengah membicarakan barang bawaan yang banyak karena mobil Anneth tidak terlalu besar.

"Oh, boleh tuh. Yaudah gitu aja,"

Mereka pun sekarang membawa koper-koper itu ke parkiran apartemen menuju mobil Deven yang sengaja dia parkir di gedung apartemen Anneth.

Deven membawa tiga koper. Dua koper besar dan satu koper sedang yang ia tumpangi di atas koper besar. Yang lainnya membawa keperluan lainnya.

"Semangat ya disana lo jangan galau-in terus Deven. Disana banyak yang lebih ganteng tau," ujar Joa yang berjalan di sebelah Anneth.

"Komporr. Udahlah jangan bahas itu nanti mewek lagi gue semalem udah mewek cape tau,"

"Siapa yang suruh mewek coba?"

"Sedihlah jauh dari kalian semua. Lo mah ah ngga merasakan," rengek Anneth. Joa terkekeh karena melihat mata Anneth sangat sembab hari ini kayaknya semalaman ia menangis tidak berhenti.

"Tapi, btw Deven setia ya? Dia tulus sama lo,"

"Ihh terus aja bahas kaya gitu. Ngelawak kek biar gue ketawa," sebal Anneth.

"Bukan ahlinya, tuh si Deven jago ngelawak,"

Mereka sudah di parkiran, Deven dengan semangat memasukkan koper dengan rapih dan tas lainnya. Hari ini dia sangat tampan menggunakan jeans hitam, kaos putih polos, dan jaket hitam. Simple tapi keren.

"Neth, ini udah semua kan? Ada yang ketinggalan ngga? Berkas-berkas? Make-up atau barang penting lainnya?" Deven berbalik badan dan menatap Anneth dengan senyum.

"Udah kayaknya Dev. Thanks ya," Deven tersenyum dan mengangguk lalu menutup pintu belakang mobilnya.

"Lo berdua mau foto ngga? Terakhiran gitu?" Tawar Joa. Anneth dan Deven malah saling pandang dan diam.

"A-eum. Ya yaudah boleh deh," jawab Deven akhirnya dengan kegugupan. Dia berdiri di sebelah Anneth. Joa sudah siap dengan kamera handphonenya. Satu sudah dia dapatkan foto mereka berdua.

"Lagi dong, rangkul Dev elah biasanya juga main gandeng aja," jiwa menyebalkannya keluar dari diri Joa.

Deven menunduk sedikit dan berbisik pada Anneth, "Boleh?" Maksudnya adalah menyambung ucapan Joa tadi.

Deven merasa sudah dapat izin, dengan perlahan tangannya merangkul bahu Anneth. Mereka berfoto setelah itu masuk ke mobil untuk segera berangkat ke Bandara.

K.I.T.A (Serial Sebuah Kisah) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang