5. Fix, kita jodoh!

5K 531 16
                                    

Assalamualaikum, semuanya...
>•<
Happy reading.
°°°
Penyesalan selalu datang terlambat, membuat diri ini hanya bekubang dalam kata "andai"
❄❄

Senyum Naima mengembang saat melihat keadaan anaknya yang mulai membaik, seminggu ini ia selalu di landa kecemasan yang berlebihan. Membuat kinerjanya dalam bekerka sedikit menurun dan tak fokus, tapi hari ini ia akan memperbaikinya.

"Gibran, Bunda berangkat dulu, ya. Kamu baik-baik di sini, jangan sampai kecapean. Assalamualaikum!"

Gibran menyalimi tangan Naima, "wa'alaikumssalam, hati-hati Bunda!"

Naima mengusap-usap puncak kepala anaknya, berat rasanya meninggalkan anaknya sendirian di rumah sakit ini. Meskipun banyak perawat yang bertugas memeriksa pasien setiap dua jam sekali tapi ia tetap khawatir karena disini banyak pasien selain anaknya, mereka pasti sibuk dan tidak bisa memerhatikan setiap pasiennya satu persatu. Allah tolong lindungi anak hamba, hanya pada-Mu lah hamba dapat meminta perlindungan.

Dengan langkah berat akhirnya ia keluar dari ruangan tempat anaknya dirawat, ia harus tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka berdua. Andai saja ia tidak menjadi janda, mungkin ia bisa menemani anaknya hingga sembuh nanti.

***

Gedung berlantai tiga puluh yang merupakan hotel bintang lima terkenal di bilangan Jakarta Selatan itu terlihat ramai, semua pegawainya sedang sibuk berlalu lalang membawa barang-barang. Aula hotel Al-Ghifary di sewa untuk sebuah acara yang cukup besar.

"Itu dirapihin lagi bunga-bunganya, ditata seindah mungkin supaya tidak mengecewakan."

Ken berdiri ditengah-tengah aula hotel yang rencananya akan di gunakan untuk mengadakan sebuah pesta besar, sebagai sekretaris sang bos besar kesibukannya akan bertambah saat ada acara besar seperti ini. Apalagi saat bos besarnya itu mangkir dengan alasan sedang ngidam, ada-ada saja bos sekaligus sahabatnya itu. Sahabatnya itu adalah salah satu spesies yang baru terdeteksi di jaman now, iya spesies makhluk bucin alis budak cinta dan lihatlah sekarang gara-gara kebucinannya, saat istrinya hamil eh, dianya yang ngidam.

Imbas dari itu berlabuh pada dirinya, yang harus menghandle persiapan acara ini. Untung dapat bonus, jadi ia tidak masalah dengan semua ini. Aula hotel Al-Ghifary sudah di sulap secantik mungkin dengan tema black and gold, sesuai dengan permintaan si pemilik acara.

"Meta, sini!" panggil Ken pada salah satu rekan kerjanya.

"Ada apa ya, Pak?" tanya Meta sopan pada Ken.

"Saya mau tanya, bagian katering udah datang? Soalnya saya mau memberitahukan mereka jika ada makanan tambahan yang harus mereka buat untuk acara besok lusa."

Meta memeriksa i-pod berisi jadwal, lalu mencari jadwal kedatangan rombongan bagian katering, "mereka akan datang sebentar lagi. Bapak bisa menunggu mereka di bagian utara aula ini," tunjuk Meta pada sebuah meja prasmanan yang sedang di tata oleh beberapa orang.

Ken melangkah ke arah yang di tunjuk oleh Meta, menunggu orang-orang dari bagian katering yang sudah mereka booking untuk acara ini. Tak berapa lama beberapa orang memasuki aula dengan pakaian putih hitam ala koki, Ken pun mendekati mereka hendak berdiskusi tentang makanan. Langkahnya yang semula santai kini semakin ia percepat tatkala melihat seorang wanita berkhimar abu-abu sedang kesulitan membawa sebuah kotak besar, hingga wajahnya pun tak terlihat.

Ken berjalan membela rombongan dari bagian katering, lalu dengan cepat ia mengambil alih kotak besar yang ada di tangan wanita itu. "Biar saya saja," ujar Ken kemudian berbalik pergi setelah sebelumnya menyindir pedas orang-orang di rombongan itu yang asik bergosip ria, padahal salah satu rekan kerja mereka sedang kesulitan membawa kardus besar seorang diri.

Bidadari Salju [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang