7. Insiden

4.3K 452 12
                                    

Assalamualaikum, semua...
>•<
Happy reading....
°°°
Satu langkah kamu mendekatiku, apakah itu pertanda bahwa hatimu mulai tertuju padaku?
❄❄❄

Pukul lima sore semua orang tengah sibuk mempersiapkan acara pesta yang akan berlangsung nanti malam, pesta yang mengungsung konsep glamor dan mewah dengan dekorasi gold and black itu sudah siap. Para pelayan terlihat berlalu lalang menatap meja kursi dan juga menyiapkan makanan untuk tamu undangan nanti.

Di tengah-tengah aula sudah berdiri sebuah panggung besar dengan dekorasi yang apik. Di sudut ruangan terlihat pilar-pilar cantik dan juga berbagai rangkaian bungan bertuliskan ucapan selamat.

Seorang wanita berpakaian pelayan dengan khimar putih terlihat mondar-mandir sambil membawa nampan berisi minuman, menaruh gelas-gelas itu ke atas meja bertaplak gold. Tanpa lelah ia terus melakukan pekerjaanya, ini sudah menjadi tugasnya jadi ia tidak boleh mengeluh.

Naima berhenti sebentar menoleh ke arah panggung, matanya menangkap sebuah tulisan di layar LCD yang terpasang di sana. Rasa sedih menggelayut dalam dadanya, andai pernikahannya langgeng pasti ia juga akan menggelar acara seperti ini.

'ANNIVERSARY 30 TH, BAPAK BAGAS DANENDRA DAN IBU SUKMA DANENDRA'

Tanpa sadar matanya berembun, apalah daya jika semua hanya tinggal kenangan. Ingin hati merajut rumah tangga hingga maut memisahkan namun semua itu harus kandas karena kedatangan orang ketiga.

"Naima! Jangan cuma diam aja! Bantuin gue!" teriakan dari rekan kerjanya membuat Naima tersadar.

Menghapus airmatanya, Naima segera menyusul langkah rekannya itu. Dalam hati Naima bertekad untuk melupakan segala masalalunya agar hidupnya tak berkubang di pusaran masalalu yang kelam.

***

Ken merasa jengah karena sedari kemarin Bella, teman masa kecilnya itu selalu menempelinya bak lintah. Susah untuk diusir, berulang kali ia berusaha melepaskannya namun tak kunjung berhasil. Terlebih lagi ia baru mengetahui jika ayah Bella yang menyewa aula ini untuk merayakan acara anniversary pernikahan mereka yang ke-30 tahun.

Innallaha ma'asshobirin, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar. Jadi Ken berusaha untuk tetap bersabar dalam menghadapi Bella. Bella memang sangat possesif padanya sedari dulu, jika ada seorang gadis yang mendekat padanya akan selalu di usir dengan tidak berperi kemanusiaan oleh Bella. Salah satu sifat Bella yang sangat di bencinya itu adalah ini, terlalu pemaksa dan keras kepala.

"Kak Ken, nanti duduknya bareng sama Bella, ya! Pokoknya Bella maunya dekat sama Kak Ken terus. Kakak tahu nggak kalo Bella di Amrik itu kesepian soalnya nggak ada Kakak, meskipun banyak cowok tampan disana tapi Bella udah terlanjur suka sama Kakak! Perasaan Bella udah taken buat Kakak seorang!" cerotehnya yang sedari tadi tidak pernah berhenti. 

"Bella… udah ya, aku harus kerja lagi,"ujar Ken seraya melepaskan tangannya dari belitan tangan Bella.

"Ihh… Kak Ken! Bella belum selesai melepas rindu!" ujar Bella yang tidak rela melepaskan rangkulannya di tangan Ken.

Ken memutarkan bola mata malas, tepat saat itu pula ia menangkap sosok Meta yang sedang berbincang dengan petugas keamanan. Segera saja ia melambaikan tangan pada Meta saat wanita itu menoleh padanya.

Tak lama kemudian Meta mendekat ke arahnya, syukurlah karena sebentar lagi ia akan segera terlepas dari gadis ini.

"Pak Ken, ada hal penting yang harus saya bicarakan dengan anda. Ini mengenai pekerjaan," ucap Meta.

Wajah Bella berubah cemberut melihat kedatangan Meta, rasa tidak sukanya muncul saat menatap wanita berpakaian formal di depannya.

Ken mengangguk, "oke!" tatapan Ken beralih pada Bella, "aku harus kerja, jadi kamu lebih baik pulang dulu siap-siap buat nanti malam."

Bidadari Salju [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang