30. Bidadari Sedingin Salju

7.5K 379 13
                                    


Salju itu telah mencair, senyuman merekah di wajah cantiknya secerah matahari di musim semi.
❄❄❄

Jodoh, maut dan rezeki sudah di atur oleh Allah Azza Wa jaalla saat roh kita di tiupkan ke jasat kita. Bagaimana cara kita bertemu dengan jodoh kita adalah rahasia Allah, kapan waktunya hanya Allah yang tahu.
Bisa jadi kita di pertemukan dengan orang yang salah terlebih dahulu sebelum di pertemukan dengan jodoh kita. Allah menyisipkan hikmah di dalam masing-masing cerita itu.

Apa yang telah di janjikan oleh Allah itu tidak pernah salah, seperti halnya setelah kesedihan akan datang kebahagiaan, dibalik kesulitan pasti ada kemudahan, begitu seterusnya Allah menciptakan cobaan untuk manusia beserta solusinya. Barang siapa yang melewati hambanya yang dapat melewatinya dengan tawaqal pada-Nya niscaya derajatnya akan di tinggikan dan sebaliknya jika kita menyerah lalu putus asa maka neraka yang akan menjadi balasannya.

Selama ini Ken hidup dengan enak dan tentram dalam keluarga yang harmonis tidak pernah mendapatkan masalah yang besar, hingga membuatnya santai dalam menjalani hari-harinya. Namun semua itu sirna saat tragedi mempertemukannya dengan seorang wanita cantik nan sholeha yang memiliki hati sedingin salju, susah untuk di taklukan.

Ken berjuang mati-matian hingga sekarang mendapatkan hasil yang setimpal sesuai dengan kerja kerasnya itu. Ia memiliki keluarga kecil yang lengkap dengan kehadiran anggota baru, anak kandungnya yang baru saja di lahirkan oleh istri tercintanya, Naima.

Kebahagian terpancar jelas di wajahnya, anak yang ia tunggu selama sembilan bulan telah lahir dengan selamat kedunia ini.

“Oek! Oek!” suara tangisan anaknya membuat Ken menghentikan lamunannya, dengan tanggap Ken menghampiri box bayi yang terdapat di sebelah brankar tempat istrinya berbaring.

“Ssttt ... ucupp ... sayangnya Ayah, kenapa nangis?”

Ken berusaha mengangkat anaknya dari box bayi itu, menimang anaknya agar tangisannya berhenti karena ia tidak ingin Naima yang baru saja tertidur itu terbangun kembali.

Ken melangkah ke arah jendela kamar yang menampakkan pemandangan malam hari. Bintang dan bulan bersinar terang di gelapnya langit malam, memanjakan setiap mata yang menatapnya.

“Itu lihat ada banyak bintang dan bulan di atas sana!” tunjuk Ken pada bintang yang paling terang memancarkan cahaya.
Bayi dalam gendongannya mengikuti arah telunjuk Ken, mata jernihnya menatap lekat ke arah langit. Perlahan tangisannya pun mereda berganti tawa renyah yang membuat Ken ikut tertawa melihat tingkah menggemaskan putranya.

Ken mengecup dahi anaknya dengan gemas, sesekali tangannya juga mengusap pipi gembil baby K.

Besok ia akan melaksanakan acara aqiqah untuk putranya yang baru lahir.

***

Rumah keluarga Dirgantara sudah di dekorasi seapik mungkin untuk melaksanakan acara aqiqahan ini. Hari ini tepat hari ke tujuh baby K lahir, Ken sekeluarga sepakat untuk melaksanakan acara aqiqah.

Rasulullah telah bersabda tentang anjuran waktu pelaksanaan aqiqah yang baik, ‘semua anak bayi tergadaikan dengan aqiqahnya yang pada hari ke tujuh di sembelih hewan (kambing), di beri nama dan di cukur rambutnya.

Aqiqah di laksanakan sebagai ucapan rasa syukur pada Allah SWT atas kehadiran sang buah hati ke dunia ini. Aqiqah ini di wajibkan bagi semua orangtua yang tengah berbagia menyambut anak mereka, kecuali keadaan ekonomi mereka tidak memungkinkan maka terlepaslah kewajiban aqiqah bagi mereka.

Ken ikut membantu menyiapkan acara, sedangkan Naima tengah bersiap di kamar bersama baby K. Terlihat dua ekor kambing sudah siap di sembelih untuk acara aqiqahan ini.

Seperti yang sudah di jelaskan dalam hadist riwayat Al-Bayhaqi,
‘Sunnahnya dua ekor kambing untuk anak laki-laki dan satu ekor kambing untuk anak perempuan. Daging itu di masaka tanpa mematahkan tulangnya lalu sebagian di makan oleh keluarganya dan sebagian lagi di sedekahkan pada para tetangganya di hari ke tujuh’.

Sebuah mobil mercedez benz berhenti tepat di pelataran rumah keluarga Ken, dengan cepat Ken menyambut seorang ustadz yang ia undang untuk membersamain dan memimpin doa dalam acara aqiqahan putranya ini.

“Assalamualaikum, ustadz!” salam Ken seraya menyalimi tangan Ustadz Muhammad Abu Zein.

“Wa’alaikumssalam,” sahut Ustadz Muhammad Abu Zein.

Di belakang Ustadz Mansyur terdapat rombongan yang menemaninya, Ken tersenyum ramah pada mereka semua.
“Mari Ustadz beserta rombongan masuk,” Ken merentangkan tangan, mempersilakan mereka masuk.

Setelah mereka semua masuk, acara aqiqah pun di mulai. MC memulai acara dengan membaca basmallah, kemudian acara di lanjutkan dengan membaca surah Lukman ayat 13-18 yang di bacakan oleh Ken selaku ayah dari anak yang beraqiqah.

Waktunya pemberian nama dan pencukuran rambut, Ken maju selangkah seraya mengajak Naima. Naima terlihat cantik menggunakan gamis putih dengan khimar yang senada dan Ken terlihat semakin tampan dengan balutan baju taqwa-nya.

“Hari ini acara aqiqahan putra kami, yang akan kami beri nama. Kaisar Anwaaraddin Dirgantara."

Semua orang yang ada dalam acara itu bersholawat menyambuy gembira kehadiran baby K, lalu Ken dan Naima berjalan menyambangi satu persatu keluarga mereka.

Damian Dirgantara mencukur sebagian kecil rambut cucunya kemudian mengecup dahi cucunya, di sambung oleh Ahmad Reinhard dan seterusnya.

Setelah acara pemberian nama dan pencukuran rambut selesai, Ustadz Muhammad Abu Zein memberikan tausiyah tentang hikmah dan sunnahnya ber-aqiqah. Lalu acara di tutup kembali dengan doa.

***

Naima tengah menyusui putra keduanya di kamar, wajahnya berseri-seri menatap ke arah Kaisar. Sebelah tangannya menyusuri mata, hidung hingga bibir anaknya. Semuanya terlihat mirip dengan Ken hanya bagian alis dan mata yang mirip dengannya.

Ken yang baru selesai mandi tersenyum bahagia, ia sangat bersyukur dengan nikmat yang telah Allah berikan padanya. Segala nikmat yang di berikan oleh Allah jika kita syukuri, Allah akan menambahnya namun sebaliknya jika kita mengkhufurinya maka siksaan Allah amatlah pedih.

“Kamu terpukau ya sama wajah tampannya? Dia itu mirip sama aku banget kan?” kata Ken seraya menaiki ranjang lalu duduk di dekat istrinya.

“Iya, mirip banget sama kamu, Mas. Nai aja Cuma kebagian mata sama alisnya.”

Ken merengkuh bahu Naima, mendekatkan bibirnya ke dahi istrinya itu lalu mengecupnya lembut.

“Makasih ya, sayang telah berjuang untuk melahirkan putra kita. Mas sayang dan cinta banget sama kamu,”

Naima mendongak, “Nai juga sayang dan cinta sama Mas. Anna uhibukka Fillah suamiku.”

“Anna uhimbukkah fillah istriku!” balas Ken.

Perjuangan Ken untuk meluluhkan hati Naima akhirnya berujung manis.
Bidadari yang hatinya sedingin salju itu telah mencair oleh cinta tulus seorang Kenzi Dirgantara, pria berprinsip santai yang akhirnya bangkit berjuang mati-matian untuk mengejar cinta Naima, si bidadari sedingin salju itu. Cinta yang di landasi karena Allah Azza wa jaalla pasti akan berujung indah dan manis pada waktunya, waktunya yang tepat bukan cepat. Semua sudah di tulis Allah dalam Lauhul Mahfuz.

_______

END

Bye bye

Cerita ini udah ada sequelnya loh. Imam Rahasiaku itu sequel cerita ini.

Alhamdulillah selesai juga cerita ini.

Syukron khatsiran buat semua pembaca yang masih setia baca cerita ini dari awal sampai akhir.

Jazakumullah Ya Khair

Bidadari Salju [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang