16. Kebohongan

4.7K 393 9
                                    

Assalamualaikum, semuanya....
>•<
Happy reading
°°°
Baru saja kamu berucap akan mengatakan segala hal yang terjadi padaku, tapi saat aku memintanya, mengapa kebohongan yang kamu berikan.
❄❄❄

Ken membulatkan mata melihat kehadiran Bella di kantor milik keluarganya ini. Terkejut, tentu saja. Bagaimana bisa gadis agresif seperti lintah ini bisa berada disini? Jika dilihat dari cara berpakaiannya yang formal pasti dia bukan sekadar say hi saja kan? Matanya melirik ke arah ayahnya yang tengah menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Paps, ini maksudnya apa?" tanya Ken seraya melepaskan belitan tangan Bella dari tubuhnya.

"Jadi gini, Kenzi. Papski--"

Bella menoleh ke arah Damian Dirgantara, "biar Bella aja yang mengatakannya langsung sama Kak Ken." Damian mengangguk dan Bella kembali menghadap ke arah Ken, "mulai hari ini Bella resmi menjabat sebagai sekretaris baru di perusahaan ini. Kita akan selalu bersama, Kak!" 

Ken merasakan kepalanya pusing seperti habis di pukul oleh palu godam sebesar gaban. Yang benar saja gadis super ribet, rempong plus cerewet seperti dia jadi sekretarisnya? Itu akan sangat merepotkan dirinya bukankah tugas sekretaris membantu pekerjaan bosnya, jika dia yang menjadi sekretaris maka hal sebaliknya yang akan terjadi.

"Bella, bukannya kamu kesini sebagai sekretaris baru di perusahaan ini, jadi lebih baik kamu memperkenalkan diri secara formal pada mereka. Jangan memperlihatkan sikap kekanakanmu seperti ini." Ken mengalihkan perhatian Bella, seraya melepaskan kembali belitan tangan Bella di lengannya.

Dengan berat hati Bella mengangguk, ia tidak ingin pria yang amat begitu di cintainya menjadi risih padanya.

"Oke, Bella lakuin. Apa sih yang nggak buat Kak Ken, pria yang paling Bella sukai!"

Kemudian Bella menoleh dengan raut wajah yang berubah serius, ia ingin membuktikan bahwa dirinya sangatlah pantas untuk bersanding dengan seorang Kenzi Dirgantara.

"Perkenalkan, nama saya Bella Putri Danesha. Mulai hari ini saya resmi menjadi sekretaris dari Bapak Kenzi Dirgantara, mohon kerjasamanya Bapak-bapak dan Ibu-ibu sekalian!" jelas Bella yang di akhiri dengan sedikit membungkukkan badan sebagai tanda hormat.

Semua karyawan yang sempat melongo dengan kelakuan Bella barusan, mengangguk sopan. Sedikit tahu mereka mengenal keluarga Danendra yang pengaruhnya tak kalah besar dengan keluarga Dirgantara, kedua keluarga itu memiliki nama yang sangat terhosor di dalam dunia bisnis. Gurita bisnis mereka telah menjalar ke berbagai bidang, selain itu dua keluarga yang sama-sama bermarga dengan huruf awalan 'D' itu telah membangun bisnis bersama dalam bidang farmasi. 

Setelah acara perkenalan diri selesai, para karyawan mulai keluar dari ruangan itu seraya berkasak kusuk membicarakan pimpinan baru mereka. Ken juga ikut keluar dari ruangan melangkah ke arah ruangan bertuliskan CEO dengan Bella yang setia mengikuti seperti anak ayam di belakangnya.

"Bella, berhenti mengikuti saya. Ini kantor dan kamu sekarang bekerja sebagai sekretaris saya, jadi tolong bersikap selayaknya rekan kerja profesial."

"Tapi kan, Kak--"

"Saya atasan kamu. Jika kamu tidak suka dengan peraturan saya, silakan mengundurkan diri."

"Iya, iya. Tapi itu cuma berlaku di area kantor, di luar kantor Bella tetap bebas ngedeketin Kak Ken lagi."

"Terserah kamu, saya hanya ingin mengingatkan bahwa saya telah menikah," ujar Ken seraya berlalu masuk ke dalam ruangannya.

"Nggak papa, Bella mau kok jadi yang kedua asal nikahnya sama Kak Ken! I love you, Kak Ken!!"

Bidadari Salju [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang