15. Bulan madu

5.4K 418 14
                                    

Assalamualaikum, semuanyaa...

Taqabbalahu minna wa minkum minal aidzin wal faidzin mohon maaf lahir dan batin.
>•<
Happy reading...
°°°
Mari kita mulai ta'aruf seumur hidup ini dengan jalinan kasih yang bernama pacaran halal.

❄❄


Ken menghirup udara segar di sekitar villa sedalam-dalamnya, ia sangat menyukai suasanah tenang dengan udara sejuk seperti ini. Sudah lama ia tidak berkunjung ke villa ini, lebih tepatnya semenjak kesibukan menyita waktunya dan membuatnya selalu terjebak dengan tumpukan berkas-berkas yang ada di atas meja kerjanya.

Pemandangan di sekitar yang sangat asri membuatnya betah berlama-lama disini. Letak villa yang berada di puncak, sangat strategis untuk tempat menenangkan diri. Bangunan villa yang masih tergolong tradisional membuat rumah khas pedesaan terasa kental.

Ken kembali masuk ke dalam villa, ia ingin mengajak Naima jalan-jalan di sekitar villa. Suasanah sore di puncak sangat bagus, biasanya banyak pedagang yang sedang menjajakan jualannya di sekitar sini.

Ken menemukan Naima yang sedang duduk di kursi kayu belakang villa, dengan senyuman mengembang ia menghampiri istrinya itu.

"Assalamualaikum, istriku!" sapa Ken setelah sampai di hadapan Naima.

"Wa'alaikumssalam," sahut Naima sedikit tersipu, karena panggilan Ken barusan.

"Jalan-jalan ke sekitar sini, yuk?" ajak Ken, tangannya menengadah mengajak istrinya bergandengan tangan.

Naima melihat ke arah tangan Ken, sedikit ragu untuk melarihnya namu saat melihat wajah Ken yang berseri-seri, ia mengangguk kemudian meraih tangan Ken yang terjulur padanya.

Ken tersenyum, kecemasan yang sempat menggelayuti hati dan pikirannya sejak kemarin kini sudah berkurang melihat sikap Naima yang tidak sedingin kemarin lagi.

Mereka pun melangkah dengan saling bergandengan tangan, sesekali di selingi obrolan yang seputar liburan dan saling bertukar pendapat.

 ***

Naima merasa perasaaanya lebih baik saat sampai di villa, suasanah puncak membuat segala gundah gulana yang tengah ia rasakan hilang. Di hadapannya saat ini terlihat pemandangan matahari tenggelam yang sangat indah, baru kali ini ia dapat menyaksikan keindahan sunset.

"Maaf lama, ini teh hangat sama jagung bakarnya." Ken datang seraya membawa dua gelas teh hangat dan satu piring berisi dua buah jagung bakar.

"Makasih," sahut Naima seraya mengambil teh hangat itu dari tangan suaminya. Tubuhnya terasa sedikit kedinginan karena suhu udara di puncak ini sangatlah dingin.

"Sama-sama," balas Ken, lalu mendudukan diri di samping istrinya. Melihat istrinya yang kedinginan Ken berinisiatif melepaskan jaket yang sedang ia gunakan untuk menyelimuti tubuh istrinya.

Naima kaget saat Ken melingkupi tubuhnya untuk memasangkan jaket. Ternyata Ken sangat peka, jika ia tengah merasa kedinginan.

"Mas, tidak usah. Memangnya Mas nggak kedinginan?" tanyanya seraya berusaha melepaskan jaket milik suaminya itu.

Ken menggeleng, "jangan di lepas. Mas ini seorang lelaki, tubuh Mas lenih kuat menahan dingin dari pada kamu. Jangan kamu lepas jaket itu, Mas nggak mau kamu sakit nantinya."

Naima mengangguk, pipinya menghangat karena ucapan yang baru saja suaminya utarakan. Setelahnya terjadi keheningan, keduanya asik menikmati teh hangat dan jagung bakarnya.

Bidadari Salju [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang