2 . Malunya Sang Bidadari

7.5K 615 11
                                    

{ Kecantikan seorang perempuan bukan di lihat dari paras menawannya, melainkan dari rasa malunya yang luar biasa }

❣❣❣

Mobil SUV hitam itu melambatkan laju nya kala memasuki kompleks perumahan yang di huni kedua orang tuanya. Sampai di depan gerbang, Ken membunyikan klaksonnya, membuat seorang satpam yang mengenal baik dirinya sigap membukakan pintu itu.

"Silakan masuk, Den." 

Ken menyembulkan kepalanya. "Makasih, Pak!"

Bersamaan dengan kedatangannya seorang perempuan berhijab yang mengendarai sepeda motornya melaju ke arah sebaliknya.  

Melihat itu, Ken menggeleng. Ternyata ibunya benar-benar terealisasikan rencana gilanya. Usai menafsirkan mobilnya di garasi, Ken masuk dan langsung mendapat sambutan heboh dari kanjeng ratu nyonya Marlina Dirgantara.

"Anakkuuuuuu … akhirnya kamu pulang juga! Sini, sini, Mamski cium dulu!"

Ken sontak menghindar kala bibir ibunya sudah maju mengincar pipinya. "Mams, Kenapa udah gede! Nggak perlu Mamski ciumin gitu. Geli!"

"Ets, bagi Mamaku kamu tuh bayikk besar. Pokoknya selama kamu belum menikah, kamu akan tetap jadi bayik!" 

Ken menghembuskan napas panjang sebelum mendekati ibunya untuk mencium tangannya. "Anak pinter, Mamaku doain cepet dapet jodoh yang baik, sholehah, sayang sama Mamski trus sama Papski juga dan paling penting bisa nerima Embul sebagai adek iparnya."

Ken lantas mengalihkan tatapnya pada seekor binatang berbulu lebat di dekat kakinya. "Meong …."

Kucing berwarna abu-abu ras scottish fold itu menduselkan kepalanya ke sekitaran kakinya. Dasar caper!

"Sana jauhan! Nggak usah genit. Sadar woi, lo cowok!" bentak Ken pada kucing berpakaian gaol seperti trend yang di grandrungi remaja saat ini.

Merasa terintimidasi, Embul mundur perlahan mencari perlindungan pada ibunya. Marlina melotot, mengamankan Embul ke dalam dekapannya.

"Kamu, ya?! Ini adik kamu Ken! Nggak boleh bentak-bentak gitu!" Marlina mengusap sayang kepala Embul. "Sayang … maafin Kak Ken, ya. Dia nggak maksud gitu kok. Dia tuh cuma irihhh."

"Iri? Ngapain Ken ngiri sama hewan berbulu kek dia! Kayak kurang kerjaan aja."

"Jangan salah kamu, ya! Embul ini udah punya keturunan. Dia bakalan jadi pewaris keluarga ini kalo kamu belum juga bisa kasih Mamski sama Papski cucu."

Lama lama otak Ken bisa terkontaminasi hal buruk jika terus membahas masalah ini. Pulang bukannya untuk merilekskan tubuh sehabis menguras tenaga di kantor seharian, ini malah di suguhkan drama ibu kandung serasa ibu tiri.

" Kalo tujuan Mamski minta Ken pulang cuma buat ini, Ken mendingan balik ke apartemen aja lah."

Marlina gegas menghalangi langkah Ken. "No, no, no, ada hal penting yang nantinya mau Mamski bahas. Sekarang kamu bersih-bersih, istirahat nanti setelah makan malam Mamski mau ngomong."

Ken mengalah. Menaiki tangga menuju kamarnya yang ada di rumah ini. Membalikkan papan nama yang tergantung di pintu, Ken masuk lalu mengunci pintu.

Bidadari Salju [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang