26. Wanita Berkhimar Merah

4.8K 386 20
                                    

Aku hanya meminta Allah untuk mempertemukan kita sekali lagi, tapi Allah memberiku nikmat yang sangat besar untuk memilikinya sebagai bidadari surgaku.
❄❄❄


Suara sirine mobil polisi terdengar nyaring, semua personil polisi yang di kerahkan untuk menangani kasus ini sedang sibuk mengevakuasi TKP. Ken dan para personil polisi datang tepat waktu sebelum Frans sempat menembakkan pistol pada Naima.
"Ssstt ... udah nangisnya, Mas nggak papa kok. Liat! Baik-baik aja, kan?"

Ken mengusap-usap punggung Naima yang masih bergetar hebat karena syok, akibat todongan pistol yang di todongkan Frans padanya.

"Hiks ... Nai ... Nai, takut. Takut banget..." Naima mengeratkan pelukannya Ken, ia sangat ketakutan hingga tubuhnya bergetar.

Ken dengan sabar menunggu Naima kembali relaks, mengeratkan pelukannya.
Ken merasa bersalah telah mengikut sertakan istrinya dalam misi penangkapan Frans, jika tahu reaksi istrinya akan seperti ini maka ia tidak akan meminta bantuannya.

***

Lantunan kalam-kalam Ilahi di tengah malam membangunkan Naima dari tidur nyenyaknya, matanya langsung menyorot ke satu titik. Pada sosok pria yang terduduk di atas sajadah seraya menyenandungkan ayat-ayat suci Al-Quran, itu dia suaminya.
Naima memiringkan tubuhnya agar lebih leluasa menatap sang imam, suaminya terlihat tampan dalam balutan baju taqwa dengan sarung dan kopyah di kepalanya. Ia bersyukur doanya sudah di ijabah oleh Allah, doanya yang menginginkan jodoh terbaik dan mampu membimbingnya ke surga-Nya.

Pria pemilik sorot teduh itu belum menyadari bahwa ada seorang yang diam-diam sedang memerhatikan gerak-geriknya sedari tadi.

"Shadaqallahuladzim...."

Mendengar itu Naima langsung berbalik arah memunggungi Ken, ia tidak ingin tertangkap basah tengah mengagumi suaminya itu. Kalo sampai ketahuan oleh Ken pasti ia akan sangat malu.

Ken melepaskan kopyah dari kepalanya lalu matanya menoleh ke arah ranjang, sepertinya tadi ia mendengar bunyi grasah-grusuh dari sana. Namun sekarang sudah tidak ada lagi, aneh pikirnya.

Ken kembali merapikan sajadah yang baru saja ia pakai lalu menyampirkannya ke gantungan baju yang ada di dekat lemari. Tanpa melepaskan baju taqwa, Ken menaiki ranjang untuk kembali tidur, merebahkan diri di samping istrinya dan menandangi wajah ayu bidadarinya sebelum terlelap adalah hal rutin yang sering kali ia lakukan.

Jantung Naima bertalu kencang saat di rasakannya tangan Ken menyentuh puncak kepalanya yang masih tertutup khimar instan. Sampai saat ini ia masih setia menutup rapat auratnya dari pandangan pria halalnya sendiri, ia sedang menunggu waktu yang tepat untuk menyerahkan segalanya pada suaminya ini.

Tangan Ken bergerak lembut membelai puncak kepala Naima, ia merasa gemas dengan istrinya ini. Mimpi apa yang sedang menyambangi tidur istrinya hingga wajahnya merona seperti itu.

Ken yang tidak bisa menahan rasa gemasnya mulai mendekatkan wajahnya ke arah Naima, hingga napasnya bersahut-sahutan dengan napas Naima. Hanya saat Naima tidur Ken mampu melakukan hal yang sangat di inginkannya.

Sebuah ciuman Ken sematkan di bibir Naima yang semanis cherry itu.

Naima hampir membuka matanya karena terlalu kaget dengan perlakuan Ken, tidak ia sangka ternyata Ken menahan hasratnya demi dirinya yang belum siap ini.

Bidadari Salju [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang