18. Kecewa

4.4K 361 11
                                    

Assalamualaikum, semuanya.
>•<
Happy reading
°°°
Berharap pada selain Allah sering berujung kecewa tapi kenapa hati ini tetap mengahapkanmu?
❄❄❄

Ken melihat tampilan dirinya di depan cermin besar di sebuah kamar hotel, hari ini rencana ia akan dinner dengan istrinya itu. Dalam masa pacaran pasti akan merasakan yang namanya kencan dan semacamnya, salah satunya makan malam romantis ala anak muda jaman sekaran. Jadi ia sudah mempersiapkannya dengan matang.

Ken meraih ponselnya, agar rasa pacarannya lebih terasa ia memilih mengirimkan pesan pada si kekasih halalnya. Naima.

[Sayang, Mas tunggu ya di restoran Blue Ring , jam delapan malam.]

Melihat ke arah arloji yang terdapat di pergelangan tangannya, menunjukkan pukul 19.30 masih ada waktu tiga puluh menit lagi untuk mempersiapkan makan malam spesial.

Letak restoran yang tidak terlalu jauh dari hotel tempatnya menginap membuatnya memilih jalan kaki saja, sekalian berolahraga.

***

Ken menatap penuh kagum pada dekorasi restoran yang sudah ia booking sejak pukul setengah delapan tadi. Di lantai tiga restoran ini semua lantai

Di bagian tengah ruangan terdapat satu set meja dan kursi yang telah di lapisi kain putih, tampilannya juga di permanis dengan vas kecil yang di isi bunga mawar pink di atasnya dan juga lilin. Bahkan di sepanjang jalan menuju meja itu, terlihat deretan lilin kecil dalam gelas kecil.

"Pak, ini bunga pesenan Bapak." Seseorang wanita dengan pakaian pelayan menyerahkan sebuket bunga lily putih yang cantik.

Ken menoleh lalu mengambil bunga itu dari perempuan itu, "terima kasih, Mbak!" balas Ken tak kalah ramah.

Memeriksa tampilan sekali lagi, lalu melangkah ke arah meja itu kemudian mendudukkan diri di salah satu kursi menanti sang istri dengan degup jantung yang tak beraturan detakannya.

Sedang di rumah, Naima tengah mempersiapkan diri dengan di bantu oleh ibu mertuanya. Gaun berwarna putih telah membalut sempurna tubuhnya dengan khimar dan high heels senada yang tingginya mencapi 7 cm.

Rasanya dadanya bergemuruh hebat saat suaminya mengajak dinner yang di sebuah restoran. Debarannya hampir sama seperti pertamakali ia di ajak kencan oleh seorang pacar.

"Kalian lucu ya, udah nikah masih aja kayak pacaran. Pake acara kencan segala kalo Papski- nya Ken mah nggak. Papski-nya Ken itu nggak romantis, bawaannya kaku terus. Sekarang aja baru keliatan nggak kaku tapi waktu pertamakali nikah kakunya kayak kanebo kering. Di ajak kencan aja susah banget sampe Mamski seret ke bioskop."

Naima menahan tawa, tidak menyangka bahwa ayah mertuanya sekaku itu karena selama ia tinggal disini ayah mertuanya terlihat sangat romantis dengan ibu mertuanya. Ayah mertuanya juga sangat menyanyangi dengan Gibran dan sering mengajak Gibran bermain monopoli.

"Selesai!" ujar Nyonya Marlina seraya tersenyum puas melihat hasil riasannya di wajah menantunya.

Naima yang sedari tadi menutup mata saat di rias, lalu membuka mata dan menoleh ke arah cermin besar yang ada di hadapannya. Riasannya masih natural dan tidak terlalu berlebihan, sesuai dengan seleranya.

"Makasih, Mamski!" ujarnya senang. Lalu ia bangkit dari duduknya.

Mengambil clucth berwarna hitam yang ada di atas ranjang, kemudian melangkah pergi keluar setelah berpamitan dengan ibu mertuanya.

***

Di dalam taksi tiba-tiba ponselnya berbunyi menandakan bahwa ada pesan masuk. Mengambil ponselnya, Naima melihat ada pesan dari nomer itu lagi. Berusaha mengabaikannya ia menaruh kembali ponselnya ke dalam clucth.

Bidadari Salju [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang