6. La tahla

4.6K 472 17
                                    


Assalamualaikum, semuanya....
>•<
Happy reading....
°°°

La tahla, janganlah kamu mengeluh. 

Allah tidak akan membebani seseorang itu melainkan dengan kesanggupannya.

~QS. Al-Baqarah (2:286)
❄❄❄

Sesampainya di rumah Ken tak langsung menuju kamar tercintanya, rasa lelah karena seharian bekerja tanpa henti membuatnya memilih merebahkan diri di sofa ruang tengah.

Meow!

"Astagfirullah!" Ken terlonjak bangun ketika suara kucing mengagetkannya, menatap ke arah sofa mata Ken seketika melotot melihat sekawanan kucing sedang bergelung di sofa yang hendak ia duduki.

Ken tahu salah satu di antara kucing itu merupakan adik angkatnya, tapi ia bingung dengan empat kucing lainnya. Saat kebingungan tengah melandanya, datanglah sang kunci jawaban yang tahu akan semua ini. Ibunda tercintanya itu tengah melangkah ke arahnya dengan membawa sebuah mangkuk.

"Mamski! Siapa lagi mereka?" tanya Ken menunjuk ke arah kucing-kucing itu.

Nyonya Marlina Dirgantara menepuk dahinya, "oh iya, Mamski lupa belum ngenalin ke kamu. Kenalin ini keluarga besarnya Popoy, yang ini Mei-mei istri tercintanya Popoy, terus yang putih itu namanya Popy, yang belang namanya Pimey, dan yang bulunya warna orange itu Lucky.

Ken pusing mendengar penjelasan silsilah keluarga Popoy yang di lontarkan Ibundanya, " Ya Allah Mamski, emangnya nggak cukup melihara si Popoy aja. Kenapa sekarang sekeluarga di boyong kesini juga?! Mamski mau buat rumah ini jadi kebun binatang?" 

Nyonya Marlina Dirgantara melenggang melewati Ken kemudian duduk di sofa single, meletakkan mangkuk berisi susu itu di kolong meja agar anak-anak angkatnya bisa meminumnya. Lalu menopangkan kakinya ke atas kaki lainnya, mendongak menatap ke arah anaknya.

"Ken, Mamski ngakat Popoy buat jadi adik angkat kamu itu juga gara-gara kamu belum nikah-nikah juga! Mamski itu kesepian Ken dirumah, nggak ada temen ngobrol dan Mamski juga udah pengen banget gendong cucu kayak temen-temen Mamski yang lain." 

Ekspresi Nyonya Marlina berubah sendu, keinginannya cuma satu melihat anaknya menikah dan hidup bahagia bersama istri serta anak-anaknya nanti. Tapi sampai detik ini anak semata wayang goleknya masih saja melanjang.

Ken tidak tega melihat Ibundanya bersedih, ia juga sedang berusaha untuk mendapatkan hati seorang wanita namun ia tidak bisa mengatakannya sekarang, nanti saat ia sudah bisa meluluhkan hati wanita itu yang sedingin salju barulah ia akan mengatakan segalanya pada ibundanya.

"Mamski doakan aja, semoga Ken segera mendapatkan jodoh."

"Mamski selalu doain kamu supaya segera dapet jodoh setiap habis sholat, tapi percuma Mamski doain kamu. Kalo kamu sendiri aja nggak pernah mau berusaha mencarinya?!" kesal Nyonya Marlina.

"Hehehe… ini juga Ken lagi usaha, Mamski sabar aja, ya!"

Nyonya Marlina kembali menoleh cepat ke arah anaknya, "maksud kamu?"

"Nanti, Ken jelasin kalo udah pasti!" sahut Ken yang sudah berlari pergi menaiki anak tangga menuju kamarnya.

***

Bidadari Salju [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang