17. Makan siang

3.8K 383 11
                                    

Assalamualaikum, semuanya....
Ken & Naima kambeekk...
>•<
Happy reading....
°°°
Allah, engkau Maha membolak-balikan hati manusia. Maka dari itu hamba minta tolong, segera balikkan hatinya agar dapat menyukai hamba.
❄❄❄

Beberapa kotak bekal berisi nasi dan laup pauk sudah siap Naima bawa ke kantor suaminya. Menata kotak bekal itu menjadi satu lalu di taruhnya ke dalam tas jinjing yang akan ia bawa nanti.

"Naima, mau kemana?" suara itu mengalihkan pandangan Naima dari kotak bekal di hadapannya.

"Mau nganterin makan siang buat Mas Ken."

Ibu mertuanya itu hanya mengangguk-anggukan kepalanya, lalu asik kembali dengan Popoy yang ada dalam gendongannya.

"Mamski, Nai ke atas dulu ya. Mau ganti baju," pamit Naima seraya melangkah melewati ibu mertuanya.

"Dandan yang cantik, biar Ken makin klepek-klepek sama kamu!" ujar Nyonya Marlina mengingatkan.

Naima yang sudah sampai di undakan tangga hanya menggeleng seraya tersenyum, lalu melanjutkan langkah ke arah kamarnya. Ibu mertuanya memang ajaib, segala ide dan jalan pikirannya memang tak tertebak.

Setelah di rasa penampilannya sudah cocok untuk pergi ke kantor suaminya. Naima turun hendak menuju dapur kembali untuk mengambil kotak bekal tadi. Namun langkahnya terhenti sebentar saat melihat putranya yang baru saja pulang dari sekolah.

"Assalamualaikum, Bunda!" salam Gibran seraya menyalimi tangan Naima.

"Wa'alaikumssalam," sahut Naima.

Gibran memerhatikan penampilan ibunya lalu mengernyitkan dahi, "Bunda mau kemana?"

"Bunda mau ke kantor Ayah," sahut Naima, seraya membantu putranya melepaskan ransel yang masih setia melekat di bahu anaknya itu.

"Kekantor Ayah? Gibran mau ikut dong!" pinta Gibran yang sudah mengoncang-goncangkan tangan Naima.

"Emangnya, Gibran nggak capek habis pulang sekolah?"

Gibran langsung menggeleng kuat, "nggak dong! Gibran main ke kantor ayah."

"Tapi Gibran harus janji, jangan nakal di sana. Gimana, tetep mau ikut?"

"Iya, Gibran janji nggak akan nakal!" sahut Gibran dengan yakin.

"Oke, kalo begitu. Gibran naik ke atas ganti baju dulu, nanti kita berangkat sama-sama ke kantor Ayah."

***

"Oke, meeting kita sampai disini. Terima kasih atas kerja keras kalian. Assalamualaikum," Ken bangkit dari duduknya lalu melenggang pergi keluar dari ruang meeting di ikuti Bella.

"Wa'alaikumssalam!" jawab semuanya kompak.

Bersamaan dengan keluarnya Ken dari ruang Meeting, Naima pun sampai di kantor. Sebagian pegawai yang tahu bahwa Naima adalah istri dari Direktur utama baru perusahaannya ini langsung menunduk hormat.

Gibran yang tengah mengedarkan pandangan ke segala arah langsung tersenyum saat matanya bertemu dengan netra coklat ayahnya.

"Ayahhh…!"

Para karyawan yang baru menyelesaikan meeting bersama Ken, berhenti melangkah karena mendengar teriakan anak kecil.

Ken merentangkan tangannya, saat Gibran sampai di hadapannya. Ken langsung menyongsong tubuh Gibran ke dalam gendongannya.

"Hai, anak Ayah ikut kesini juga? Kangen sama Ayah, ya?"

"Iya, Gibran kangen sama Ayah. Ayah pulangnya malem terus, jadi Gibran nggak bisa main mobil-mobilan sama Ayah lagi."

Bidadari Salju [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang