9. Penolakan

4.4K 450 13
                                    

Assalamualaikum, semuanya....
Apakabarnya pagi ini? Semoga kalian dalam keadaan baik.
>•<
Happy reading...
°°°
Kita hanya bisa berencana tapi semua keputusan ada pada Allah. Jika mengalami kegagalan sekali, janganlah menyerah tapi cobalah lebih keras.

❄❄❄


Ken memandang pantulan dirinya di cermin panjang yang menampakkan bayangan dirinya dari ujung kaki hingga ujung kepala. Memoleskan sedikit pomade ke atas rambutnya dan ia siap!

Tapi tidak dengan ritme jantungnya yang masih berdetak cepat, menandakana jika kegugupan itu belum hilang. Bagaimana tidak, ia akan melamar seorang perempuan yang sudah mengusik mimpinya selama beberapa hari ini, tepatnya setelah ia melakukan sholat istikharah untuk meminta di tunjukkan jalan keluar dari masalah yang tengah melandanya. 

"Bismillah!" ucapnya dengan lantang. Dengan mengikut sertakan Allah dalam segala hal, insya Allah semuanya akan berjalan sesuai dengan kehendaknya.

Ken melangkah keluar dari kamarnya, keadaan rumah sedang kosong karena kedua orangtuanya sedang ada acara di rumah sanak saudara jauh. Kali ini ia akan mencoba melamar seorang diri, jika di terima barulah ia akan membawa serta kedua orangtunya untuk melamar lagi secara resmi pada orangtua Naima. Sebelum berangkat ia merogoh saku celananya, mencari sebuah benda yang sudah ia siapkan beberapa hari yang lalu.

Di keluarkannya kotak berwarna merah berbentuk hati itu, lalu dibukanya seketika wajahnya tersenyum cerah melihat sebuah cincin emas bertahtakan permata cantik di atasnya. Kembali ia memasukkan kotak itu ke dalam saku celananya lalu ia berjalan keluar dari rumahnya menuju rumah Naima.

***

Mobil Ken berhenti tepat di depan sebuah kompleks perumahan sederhana tempat Naima tinggal. Ia berhasil mendapatkan alamat rumah ini dari tempat kerja Naima, menghela napas panjang Ken keluar dari mobilnya dengan membawa sebuket bunga mawar merah. Bunga yang melambangkan sebuah keseriusan untuk menjalin sebuah hubungan sakral.

Di setiap langkahnya menuju rumah kontrakan bernomer 30 B itu, ia iringi dengan doa. Hal itu juga berguna untuk menghilangkan kegugupannya. Ken berhenti tepat di depan pintu rumah Naima, kembali meraih oksigen yang sempat hilang dari radarnya. Setelahnya ia mengetuk pintu di hadapannya beberapa kali, menunggu sang tuan rumah membukanya.

Beberapa saat kemudian daun pintu itu terkuak menampakkan seorang wanita dengan khimar berwarna navy yang cantik. 

"Assalamualaikum," sapa Ken yang hampir lupa mengucapkan salam karena terlalu gugup.

Naima membelalakan matanya, terkejut melihat kehadiran Ken di depan pintu rumah kontrakanya di sore hari. "Wa-wassalaikumssalam," jawab Naima terbata.

"Ada apa, Pak Kenzi kemari?" tanya Naima kemudian.

Ken menetralkan kembali napasnya," maksud kedatangan saya kemari adalah…" Ken menjeda kalimatnya sesaaat," saya ingin mengkhitbahmu untuk menjadi istriku!" ujar Ken cepat serta kaku. Sebuket bunga ia sodorkan ke depan, dengan mata yang tertutup rapat.

Dalam benaknya, Ken merutuki sikapnya yang sangat kaku dan jauh dari kata romantis. Padahal ia sudah belajar tata cara melamar yang baik dari Mbak google, tapi tiba-tiba semuanya hilang. Otaknya mengalami blank, sehingga hanya cara melamar seperti robotlah yang bisa ia lakukan.

Ken sedikit membuka kelopak matanya, ingin menilik seperti apa ekpresi wajah Naima saat ini. Wanita cantik itu menampakkan sebuah ekspresi yang sulit di tebak, membuatnya kebingungan. Kesalahannya bertambah saat meraba saku celananya, dimana tempat ia menyimpan kotak beludru merah berisi cincin itu.

Bidadari Salju [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang