25. Kebersamaan

5.4K 378 26
                                    

Assalamualaikum, semuanya..
>•<
Happy reading
°°°

Suasanah di tempat ini benar-benar ramai banyak orang berlalu lalang ke sana kemari, banyak stan jualan yang menjajakan makanan dan minuman beraneka rasa. Di tambah wahana-wahana yang seru-seru.

"Bunda, Ayah, Gibran mau main itu!" tunjuk Gibran pada bianglala.

Ken dan Naima serentak mengangguk lalu mengikuti Gibran, malam minggu setelah Ken keluar dari rumah sakit mereka habiskan untuk bersenang-senang salah satunya ke pasar malam yang kebetulan sedang di gelar dekat rumah mereka.

Ken melangkah terlebih dahulu ke arah loket pembelian tiket, sedangkan Naima mengajak Gibran mengantri.

Dari jarak jauh Ken menoleh ke arah anak dan istrinya, senyum mengembang sempurna di wajah tampannya. Ia bersyukur masih di beri kesempatan untuk membahagiakan kedua orang yang sangat berarti dalam hidupnya.

"Yah! Udah belum?" tanya Gibran yang sudah tak sabar ingin menaiki wahana bianglala.

Ken berlari ke arah keduanya, menyerahkan tiket pada anaknya yang sangat aktif itu.

"Minta temenin Ayah sama Bunda nggak nih? Atau udah bisa sendirian?" tanya Ken menggoda anaknya itu.

Gibran mengerucutkan bibirnya, lalu menarik-narik lengan Ken.

"Temeninn...," rengeknya kemudian.

Ken mengangguk lalu berjalan mengikuti Gibran menaiki wahana itu, sedangkan Naima menunggu di bawah. Dia ingin memberikan waktu berdua untuk kedua anak dan ayah itu melepas rindu.

Ken dan Gibran sudah masuk ke dalam bianglala, Gibran bersorak ria dengan mata yang berbinar takjub melihat kemerlap lampu yang ada di bawah sana. Ken mengusap puncak kepala anaknya dengan sayang, meskipun Gibran bukan putra kandungnya tapi rasa sayangnya akan tetap sama adilnya dengan darah dagingnya sendiri nanti.

Gibran mendongak ke arah Ken, menatap Ken dengan sorot penuh harap. "Ayah jangan sakit lagi, ya. Gibran sama Bunda sedih kalo ngeliat Ayah sakit,"

Ken menunduk lalu memegang bahu Gibran, kemudian menepuk-nepuknya pelan untuk menenangkan anaknya. "Insya Allah, kita tidak akan tahu takdir Allah kedepannya seperti apa tapi Ayah akan tetap sehat untuk kalian semua dan Gibran juga harus mendoakan yang agar kedua orangtua Gibran selalu di beri keselamatan sama Allah."

Gibran mengangguk dengan kuat, "baik, Yah. Gibran akan selalu mendoakan Ayah dan Bunda yang baik-baik."

"Pinter anak Ayah, gedenya mau jadi apa sih?"

"Mau jadi dokter, dong!"

"Wuihh... bagus jadi dokter. Ayah bangga punya anak pinter seperti kamu!" Ken yang gemas mengacak-acak rambut anaknya.

"Yah! Jangan di acak-acak, ntar ketampanan Gibran turun level!" protes Gibran yang langsung mengundang gelak tawa dari Ken.

"Hahaha ... lucu kamu, anak siapa sih?"

"Anak Bunda Naima dan Ayah Ken dong!" sahut Gibran dengan tangan terlipat di dada dan kepala sedikit terangkat.

"Hahaha...."

Bidadari Salju [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang