8. Sidang

4.4K 465 8
                                    

Assalamualaikum, semuaa...

>•<
Happy reading....
°°°
Dibalik setiap peristiwa pasti ada hikmahnya.
❄❄❄

Ken duduk dengan kepala menunduk, tepat dihadapannya ada keluarga besar yang sedang mengintrogasinya plus adik angkatnya itu. Wajah mereka terlihat menyeramkan, apalagi ibundanya.

"Jadi apa penjelasanmu?" tanya Arya Dirgantara, ayah dari Damian Dirgantara ayah Ken.

"Sebenarnya-"

"Mamski kecewa sama kamu, Ken. Mamski minta kamu nikah tapi kamu nggak mau malah nunggu jodoh dateng tapi kenapa sekarang kamu malah mau kawin duluan!" sela Nyonya Marlina Dirgantara yang sedari tadi ingin memarahi anaknya itu.

"Lina, jangan menyela dulu. Biarkan anakmu memberikan penjelasannya," tegur Bowo, ayah dari Marlina.

"Maaf, Yah. Lina cuma gregetan sama nih anak! Di suruh nikah nggak mau, tapi malah mau kawin duluan!" kesal Nyonya Marlina.

"Mamski, Ken nggak ngelakuin apa-apa. Meskipun Ken sebenarnya ada rasa sama dia, "aku Ken jujur.

"Nah, kan! Dia pasti terbujuk rayu setan! Makanya berbuat zina kayak gitu?!" tuduh Nyonya Marlina seraya bangkit dari duduk.

"Lina!" peringat Bowo yang mulai kesal dengan anaknya.

Nyonya Marlina Dirgantara mengalah dan kembali duduk, berusaha bersabar mendengarkan penjelasan dari anak semata wayang goleknya.

"Jadi begini…"

Ken menjelaskan semua yang ia alami, dari mulai seorang gadis yang berusaha mendekatinya lalu meminta maaf padanya dengan memberikannya sebuah minuman dan setelahnya ia tak sadarkan diri. Terakhir ia terbangun dengan Naima yang tertidur di pelukannya," begitu ceritanya, Kek. Ken nggak mungkin berbuat zina, Ken masih tau batasan antara wanita dan pria. Ken takut di azab sama Allah gara-gara berbuat zina."

Arya dan Bowo sama-sama mengangguk, mereka percaya pada cucu semata wayangnya ini. Sedari dulu Ken memang mereka didik untuk selalu jujur walaupun kejujuran itu sangat memalukan sekalipun.

"Oke, Kakek akan berunding dulu untuk memutuskan solusi terbaik dari masalah ini. Tapi sebelum itu Kakek ingin mendengar klarifikasi dari pihak halim yang terpergok sama ente tadi," ujar Arya yang di angguki oleh Bowo.

Ken sontak mendongak setelah mendengar ucapan sang Kakek. "Jangan! Ma-maksud Ken… jangan intimidasi dia. Kalo kalian mau marah atau apapun biar Ken aja yang nanggung, " pungkas Ken dengan sungguh-sungguh.

"Kita liat aja, nanti!" ucap Nyonya Marlina Dirgantara dengan dagu terangkat.

Ken menghela napas, melihat gelagan ibundanya yang seperti ingin memakan orang membuat Ken khawatir, dengan keadaan Naima setelah di sidang nanti.

"Sudah sana keluar!" usir Nyonya Marlina pada anaknya itu.

Sekali lagi Ken menatap penuh permohonan pada keluarga besarnya itu, agar tidak mengintimidasi Naima.

"Tenang saja, Kenzi. Papski akan bersikap netral jadi jangan terlalu cemas, doakan saja semuanya hanya kesalahpahaman." Damian menepuk pundak anaknya, memberikan ketenangan.

Ken mengangguk, kemudian langkahnya ia hela keluar dari ruangan sidang itu dengan kepala tertunduk lesu.

***

Di hadapannya terdapat empat orang, dua orang pria lansia dan sepasang suami istri dengan satu kucing di pangkuan sang wanita paruh baya itu. Hal itu membuatnya di landa kegugupan akut, tangannya gemetar di pangkuan serta napasnya mulai terhambat.

Bidadari Salju [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang