Pre Order akhir Juni 2021
Untuk info lebih detail, bisa pantau IG aku (nadianisa13) dan IG Penerbit (loveable.redaksi)Sinar mentari masuk menembus fentilasi jendela kamar Atlas, cowok itu telah menata rapi kasur dan segala sisi kamarnya. Sejak kecil, dia memang disiplin dan hobi bersih-bersih.
Atlas memang tipe cowok rajin, jarang-jarang’kan ada cowok seperti Atlas. Sarah saja bangga mempunyai anak laki-laki yang memiliki sikap disiplin tinggi.
Sepertinya Hafsah akan mendapat imam dengan desain satu paket komplit. Bukan hanya urusan duniawi saja yang Atlas kuasai, masalah akhirat pun dia insya Allah mampu menggapai.
Atlas berdiri di depan cermin, merapikan rambut dan kemeja yang dia pakai. Dia sedikit tersenyum, membayangkan bahwa pagi ini akan bertemu Hafsah.
Atlas berjanji akan tersenyum pada calon istrinya itu. Mengingat pernikahan mereka akan di laksanakan setelah ujian semester akhir nanti.
Salah satu cita-cita Atlas akan tercapai, yaitu menjadi suami dan ayah untuk Hafsah serta anak-anak mereka nanti. Dan sebentar lagi, akan ada patah hati sedunia halu di Kerajaan Pratama. Sabar ya para Saodah.
Atlas berjalan menuruni anak tangga menuju ruang makan, di sana sudah ada Papa dan Mamanya yang telah siap untuk sarapan.
Atlas menarik kursi samping Sarah, lalu duduk di sana. Beliau tersenyum ke arah sang putra yang tampak lebih cerah hari ini. Semua pasti karena proses khitbah kemarin yang dibilang lancar.
“Makan yang banyak biar gak sakit lagi.” Sarah menyajikan satu piring nasi beserta lauk pauknya pada Atlas.
“Aku gak akan sakit.”
Atha menaikan satu alisnya. “Sombong amat!” ucapnya. Atlas menatap sang Papa.
“Bagaimana bisa sakit kalau setiap hari di suntik rasa bahagia karena akan menikah dengan Hafsah?” balas Atlas dan membuat Atha terbahak. Putranya ini mulai merambah ke jalur bucin ternyata.
“Iya…iya… percaya deh. Oh iya, kamu sama Hafsah, fokus buat UAS aja. Masalah surat nikah dan lain-lain biar Papa dan Mama yang mengurus,” imbuh Atha. Atlas mengerjap, ada rasa tidak enak jika harus merepotkan orangtuanya seperti ini.
“Nanti merepotkan.”
“Enggak lah! Masa buat anak repot. Udah kamu tenang aja,” balas Atha. Sarah mengangguk.
“Iya, kamu gak usah khawatir,” timpal Sarah.
Atlas diam sejenak, sebelum akhirnya tersenyum. “Oke, terima kasih Pa, Ma.” Atha dan Sarah kompak mengangguk.
Setelah sarapan, Atlas bergegas berangkat ke kampus. Hari ini dia ada kelas pagi, namun sebelum itu. Dia menyempatkan diri untuk pergi ke kawasan komplek rumah Hafsah.
Memarkirkan motornya di dekat halte yang ada di sana. Atlas duduk di atas motor sambil mengecek jadwal kelas Hafsah hari ini, calon istrinya itu juga memiliki kelas pagi, jadi Atlas berinisiatif untuk mengawasi Hafsah selama perjalanan ke kampus.
Tidak lama kemudian, kedua bola mata sipit Atlas menangkap sosok gadis yang mengenakan gamis serta khimar berwarna pink tengah berjalan ke arah halte sambil membaca buku.
Tampaknya Hafsah belum menyadari akan kehadiran Atlas di sekitar sana, gadis itu duduk di kursi halte dengan tenang.
Atlas masih menatap Hafsah dalam diam, dia menarik kedua sudut bibirnya ke atas saat melihat bibir Hafsah yang tampak komat-kamit menghafalkan materi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atlas [Sudah Terbit]
Romance📌PART MASIH LENGKAP ⚠️ Cerita ini menimbulkan efek samping seperti, bengek berlebihan, sakit perut, sakit pipi, mengeluarkan air mata karena terlalu banyak tertawa, dan juga menimbulkan sensasi baper berkepanjangan⚠️ Perkenalkan, saya Atlas. Sebe...