Pre Order akhir Juni 2021
Untuk info lebih detail, bisa pantau IG aku (nadianisa13) dan IG Penerbit (loveable.redaksi)Atlas dan Hafsah mengerjap pelan, mereka di kejutkan dengan kedatangan Atha dan Sarah yang datang pagi-pagi sambil membawa sepuluh kotak susu hamil rasa cokelat dan vanila. Tak lupa, Atha juga membawa berbagai camilan terutama kuaci.
“Papa sama Mama, kok bawa susu banyak banget?” tanya Hafsah. Atha dan Sarah tersenyum, semalam mereka mendapat telepon dari Randi yang mengadu bahwa Atlas telah di hina oleh seorang dosen muda yang suka dengan Hafsah.
Tahu sendiri’kan Atha itu tipe manusia model ngegas, dia juga tidak suka dengan orang-orang yang sombong dan menjatuhkan orang lain, apalagi manusia jenis sok kaya padahal tidak punya harta.
“Papa sama Mama, Cuma mau kasih susu hamil. Biar nanti Atlas paham harus beli yang merek apa,” jawab Atha.
“Terima kasih Pa, Ma,” balas Hafsah. Kemudian mertunya itu mengangguk.
Hafsah bersyukur karena mertuanya sangat perhatian padanya dan calon anaknya. Perihal susu hamil, dia jadi teringat kejadian siang kemarin saat Falih datang ke toko bunga dan berniat memberinya susu hamil.
“Masih kerja?”
“Memang kenapa Kak? Dari pada Cuma di rumah, lebih baik bantu Ayah di sini,” balas Hafsah santai. Lama-lama dia tidak suka dengan sikap Falih yang mendadak ikut campur dalam kehidupannya.
“Kakak bawa susu hamil buat kamu.” Falih menaruh bingkisan itu di atas meja kasir. Hafsah menatapnya sejenak, lalu kembali fokus pada komputer yang menunjukan bagan keuangan tokonya.
“Aku gak suka susu, bawa pulang aja Kak.”
“Kamu gak suka atau memang belum coba sama sekali? Ini buat kamu, takutnya suami kamu gak mampu buat beli,” balas Falih. Hafsah menatap tajam dosen muda itu.
“Kak Falih sekolah dasar berapa tahun?” tanya Hafsah. Falih mengerutkan dahi saat mendapat pertanyaan aneh dari Hafsah, tapi pada akhirnya dia menjawab.
“Enam,” jawab Falih.
“SMP?”
“Tiga.”
“SMA?"
“Tiga.”
“Kuliah?”
“Empat.” Hafsah mengangguk paham.
“Enam belas tahun mengenyam bangku pendidikan tapi mulutnya gak punya akhlak ya, hina orang seenaknya. Kakak gak malu apa? Terlebih sekarang jadi dosen.”
Jleb! Ucapan Hafsah menampar keras hati dan otak Falih, tidak pernah di sangka jika Hafsah akan mengatakan hal sepedas itu. Sama saja dengan Atlas saat di kantin tempo hari.
“Jujur Kak, aku gak terima kalau Kak Falih menghina suamiku. Gak mampu beli susu hamil? Ck! Bahkan kalau aku meminta berlian pun, beliau bakal kasih apa yang aku mau!” Falih masih diam mendengar segala ucapan Hafsah.
“Apa sih tujuan Kak Falih hina suamiku kaya tadi ? Berharap aku menyesal karena telah menikah sengan laki-laki seperti suamiku? Haha… jangan berhalu Kak, aku tidak pernah menyesal menikah dengan laki-laki bernama Muhammad Gibran Alatas, justru aku menyesal dengan perubahan sifat Kak Falih yang sekarang.”
“Hafsah aku——"
“Kalau sudah, kamu boleh pulang Nak Falih.” Falih langsung menoleh, ada Ummar di sana. Falih merutuki dirinya sendiri karena telah mengatakan hal tadi di depan Hafsah, dia kesal sendiri sekarang. Hafsah dan Ummar pasti kecewa dengannya, semua gara-gara Atlas, dia membenci laki-laki dingin itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Atlas [Sudah Terbit]
Romance📌PART MASIH LENGKAP ⚠️ Cerita ini menimbulkan efek samping seperti, bengek berlebihan, sakit perut, sakit pipi, mengeluarkan air mata karena terlalu banyak tertawa, dan juga menimbulkan sensasi baper berkepanjangan⚠️ Perkenalkan, saya Atlas. Sebe...