Pre Order akhir Juni 2021
Untuk info lebih detail, bisa pantau IG aku (nadianisa13) dan IG Penerbit (loveable.redaksi)Atlas bersembunyi di dalam kamar setelah menyatakan cinta pada Hafsah beberapa menit lalu.
Dia memilih berbaring dan menutup sekujur tubuhnya dengan selimut tebal. Panas, namun suhu tubuhnya mendadak lebih panas setelah menyatakan cinta pada Hafsah.
Untuk saat ini Atlas merutuki dirinya sendiri karena tidak sengaja mengaku tentang perasaannya itu.
Atlas berpikir tentang Hafsah, bagaimana jika istrinya itu belum mencintai dia, mengingat Hafsah yang baru mengenalnya baru-baru ini.
Atlas menyesal telah mengatakan kalimat sakral tadi, tidak berselang lama, pintu kamar Hafsah terbuka. Atlas masih diam dalam selimut, dia tahu kalau itu Hafsah, detak jantung Atlas kembali menggila. Antara takut dan malu.
“lho? Abang tidur?” terdengar suara lembut dari sang istri. Atlas memejamkan mata dan berpura-pura tidur. Dia merasakan sisi kasur bergerak. Hafsah naik dan duduk bersila menghadap tubuh Atlas.
“Abang kenapa pakai selimut, enggak gerah?” tanya Hafsah.
“Enggak.”
Hening… Hafsah hanya menatap tubuh Atlas dan Atlas tetap pura-pura melanjutkan tidurnya.
Perlahan tapi pasti, Atlas tidak tahan dengan hawa panas yang tiba-tiba menyerangnya. Dia menyingkirkan selimut dan menatap Hafsah, istrinya itu tengah tersenyum manis sekarang.
Untuk beberapa alasan, Hafsah merasa gemas dengan tingkah Atlas. Kadang Atlas menjadi laki-laki dewasa, kadang juga seperti anak kecil. Tapi Hafsah suka itu.
“Abang mau dengar jawaban kalimat tadi enggak?” tanya Hafsah. Atlas diam.
“Hehe… enggak ya?” Hafsah tersenyum kikuk. Dia hanya berniat memecah keheningan dan rasa canggung yang tidak mau pergi dari hubungan yang baru dimulai ini. Hafsah ingin mengobrol lebih banyak dengan Atlas.
Ingin mengetahui diri suaminya lebih jauh lagi, membahas program hidup untuk ke depannya.
Karena Hafsah sadar, kini hidupnya akan berubah karena ada Atlas. Dia juga harus mampu mengendalikan sifat remaja yang terkadang masih menempel dalam diri.
Usia sembilan belas tahun memang terkadang masih labil dalam bertindak, tidak ada bedanya dengan remaja tujuh belas tahun. Banyak yang masih mencari jati dirinya di usia seperti Hafah sekarang.
Kebanyakan diantara mereka sedang berada di fase menikmati hidup dengan bersenang-senang bersama teman-teman.
Hidup memang penuh kejutan, ada yang masih bermain-main dalam usia sekarang, ada yang telah menikah seperti Hafsah, ada juga yang telah pulang ke pangkuan Illahi. Setiap hal yang dijalani pastinya memiliki risiko dalam hidup.
Sebuah pilihan memang kadang harus dipilih dengan cepat, tepat, dan mampu melihat sisi baik dan buruknya.
Hafsah juga tidak menyangka jika diusinya sekarang, dia telah menjadi seorang istri. Rasanya seperti mimpi memang, tak ada persiapa apapun untuk menjadi seorang istri dan bagian dari keluarga lain.
Dulu saat menerima Atlas, dia merasa yakin bahwa semua akan baik-baik saja karena ada Atlas di sampingnya, semua akan terasa ringan bila dilewati bersama. Namun hatinya tiba-tiba selalu menanyakan hal yang sama, yaitu.
Apa aku sudah pantas menjadi istri dari seseorang? Apa aku sudah pantas menjadi menantu dari keluarga suamiku nanti ?
“Dik?” Atlas memanggil Hafsah pelan. Hafsah masih diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atlas [Sudah Terbit]
Romance📌PART MASIH LENGKAP ⚠️ Cerita ini menimbulkan efek samping seperti, bengek berlebihan, sakit perut, sakit pipi, mengeluarkan air mata karena terlalu banyak tertawa, dan juga menimbulkan sensasi baper berkepanjangan⚠️ Perkenalkan, saya Atlas. Sebe...