5#kepergok manja

3.4K 338 54
                                        

Oceana menatap rumah yang dulu ia kunjungi dua tahun lalu bersama Aksara untuk mengantar undangannya. Ia menghirup banyak-banyak oksigen menenangkan pikiran serta hatinya yang mendadak bergetar sakit kembali.

" assalamualaikum " ucap Jati memasuki rumahnya.

" pada kemana kok sepi? " tanya oci. Ia meneliti rumah Jati yang nampak hening itu.

Jati tak menjawab ia dan Sena berjalan lebih kedalam.

" MAMIIIII " teriak Jati dan Sena bersamaan. Oci tertawa mendengar kekompakan keduanya memanggil mami mereka.

" LAILAHAILLAH.. PADA APA-APAAN NIH! SIANG BOLONG BEGINI TERIAK-TERIAK, BARU AJA SOLAT. DOSA UDAH NAMBAH LAGI " balas dyora berteriak.
Sena hanya acuh ia naik kekamarnya untuk tidur siang karena ia akan jaga malam.

" MII ADA TAMU NIH ! " teriak Jati lagi. Oci dan Citra dibuat tertawa melihat kelakuan Jati.

" siapa? kamu bawa pacar? " balas Dyora dari atas. Dyora tidak cepat-cepat turun. Ia tahu betul jika Jati berani berteriak didepan tamu tersebut itu berarti bukan benar-benar tamu. Itu pasti orang terdekatnya.

" BUKAN LAH.. CEPET LA MAH.. NI LAMA AH.. ADA TANTE CITRA " teriak Jati lagi. Jati kemudian menghampiri Oci dan Citra kembali. ia mengambil alih Rega yang tidur dipangkuan Oci.

" mau dibawa kemana kak? " tanya oci.

" ke kamar.. kasian nanti sakit badannya. saya izin sebentar ya.. "

Oci mengangguk. tak lama Dyora datang membawa beberapa camilan dan sirup.. mata Dyora melotot ia melihat Oci yang semakin cantik, yang berbeda kini rambutnya, yaitu oci potong sepunggung dan ia warnai.

" mbak.. masya allah.. Oceana, apa kabar sayang? " tanya Dyora dengan lembut pada Oci. Oci segera menyambut lengan Dyora dan memeluknya.

" Alhamdulillah tan.. tante apa kabar? ini ada sedikit bingkisan buat tante sama om "

Dyora menerima tas merah kertas yang berisi bingkisan untuknya dan Aidan. Ia menatap lekat Oceana, kini Oceana telah lebih baik bahkan sangat baik. ia benar-benar telah sembuh dari dukanya.

" makasih ya sayang.. mbak minum sirupnya.. abang apa kabar? " tanya Dyora.

" baik.. alhamdulillah. nanti dateng ya kepengajian bulanan. mbak pesen kambing guling pesenan kamu lo.. hihi sama rujak bebek. sambil kocok arisan.. siapa tahu mbak yang menang.. udah lama enggak nyalon hadeuh pada gatel ya "

" dy dullu lah mbak.. daster udah pada robek. mau lah yang baru.. lumayan kan dari arisan kita beli sekodi " ucapnya. mereka tertawa-tawa dan banyak sekali berghibah dimulai dari daster, hingga tetangga ujung gang juga sudah Dyora dan Citra bicarakan.

tak lama Oci melihat jati turun dari tangga ia telah mengenakan kaos hitam dan masih bersarung. Ia mengintrupsi Oci untuk memberikan ponselnya pada mamanya.

" om telepon.. " ujar Jati pendek ia kemudian naik kembali kekamarnya.

" ma.. ini dari papa. papa nelpon kak jati " citra segera mengambil ponselnya.

" kenapa cepet-cepet pa? mama lagi ngobrol dulu sama dyora. oh gitu.. yaudah pulang.. " ucap citra sebelah pihak.

" dijemput? " tanya citra.

" naik angkot? yaudah gak papa "

citra segera mengembalikan ponsel Jati pada oci.

" dy.. mbak pamit dulu ya. di suruh mbak kasal kerumahnya, nanti kita ngobrol lagi "

Oci segera melirik mamanya ia sudah bingung. ia akan pulang atau menunggui Rega.

" kamu nanti aja pulangnya " ujar citra pada oci.

" iya oci nanti aja pulangnya, biar tante anterin nanti.. " ucap dyora.

" jemput aja nanti sama om-om dirumah ma.. Oci mau tunggu Rega bangun dulu "

" Oci mau Rega nginep dirumah mbak. tapi Rega gak mau kalau gak sama Jati... Oci mau Jati nginep ikut kita.. " ujar Citra. oci menunduk malu.. ia serasa salah ambil keputusan.

" yaudah gak papa.. nanti biar bujuk Jati sama Rega biar mau ya.. mbak biar diantar mamang supir yuk dy anter kedepan "

kini Oci diam diruang tamu itu sendirian. Ia menatap foto keluarga yang amat besar.. dan foto masing-masing putra putri Dyora dan Aidan. yang menarik terpajang satu foto diatas nakas.. foto Jati dengan saudaranya, semuanya laki-laki kecuali sena. dan yang menarik ada Aksa yang berpose mengacungkan jagung bakar. Oci tersenyum.

"oci ya ampun.. makan yuk, kita berdua aja.. yasa, bana sama sena pada tidur. tante panggil dulu Jati ya.. " ujar Dyora. tak lama Dyora turun bersama Jati yang sibuk dengan laptopnya.

" kita makan ya.. sama apa kamu? " tanya Dyora pada Jati. Jati tak menyahuti pertanyaan Dyora, Dyora memutar matanya. Oci hanya tersenyum.

" ini buat Oceana ambil aja ya.. " ujar Dyora.

Oci dibuat terbatuk-batuk melihat Jati disuapi. Dyora segera memberikan minum pada oci.

" Oci gak papa? yaampun nasinya keras? atau gimana? pedes ya ayamnya? " tanya Dyora khawatir.

" enggak tan.. Oci cuman kaget "

" kamu ada-ada aja.. ci kamu aja yang nginep disini. rame lho disini, pasti bakal betah banget kamu disini.. Rega juga betah banget disini " ujar Dyora sembari menyuapkan makanan pada Jati.

" iya tan nanti aja.. oci belum ketemu papa soalnya. Oci pasti nginep kok disini "

Oci kembali menatap Jati yang disuapi oleh maminya. benar-benar anak mami dia.. mana prajurit mandiri tangguh dan teladannya pikir Oceana. tak sengaja mata Oci dan Jati bertemu. Jati segera menyisihkan laptopnya, ia mengambil sendok yang diasongkan Dyora.

duh Jati bodoh! ia sampai lupa ada Oci disini.. mau ditaruh dimana muka ganteng, tegas dan mandirinya kedapatan disuapi maminya.

oci seperti tersentum mengejeknya lagi.. ahhh awas saja!




halooooo

cieeee balik lagi nich. mau double up komen dong yang banyak..

suka part 10 11 aku tuh

aul

ARGAJATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang