20#.

2.8K 323 138
                                    

Oci melihat Jati yang tengah menjemur pakaian Dyora sibuk membuat kue, Aidan sibuk dengan ipadnya menggambar.

" mas Ti.. sini tak bantu. " ucap Oci. Dyora langsung menoleh.

" hi.. jangan, bantu tante aja.. bantu mami aja ya, biar Jati aja yang jemur udah biasa kok " ujar Dyora.

" gak papa tante.. biar Oci bantu mas Jati. boleh ya? tante sama cila dulu " balas Oci.

Oci segera menghampiri Jati, Oci ikut menjemur pakaian bersama Jati.

" ihhh.. basah! kenapa digibas kesini sih! ih bukannya keringin dulu! " ucap Oci dengan kesal. Oci segera mengusap wajahnya yang terkena cipratan air dari Baju Jati.

" rasain.. " balas Jati.

Oci hanya mengumpat ia segera menyelesaikan pekerjaan menjemur baju itu. sedangkan Jati sibuk mencuci kakinya.

" tuh kan! una ini sudah pantas serumah sama piu " ujar Jati.

" heleh... lamar juga belum udah mau serumah. situ ngimpi? noh pulangin dulu cewek itu sama emak bapaknya " balas Oci. Jati hanya tertawa melihat tingkah Oci.

Oci menyimpan ember bewarna biru itu kedekat mesin cuci. Ia juga sedikit mengepel lantai yang basah,

" piu lo lain kali kalau nyuci yang bener jangan anarkis sampai basah kemana-mana begini.. licin. kalau ada Rega bisa kejengkang dia "

" iya " balas Jati malas.

Oci kemudian mencuci tangannya dan kembali menghampiri Dyora yang tengah membuat kue kecipir itu.

" cila bisa buat kue? " tanya Oci pada cila.

" bisa sedikit.. kamu? "

Oci tertawa ia segera merangkul tante Dy nya dengan sayang.

" mi.. oci udah bawain apa aja buat mami? "

" alhamdulillah.. bolu ujung komplek favorit mami. its oke, nanti mami ajarin kamu masak sampai Jago " jawab Dyora. kemudian mengecup pipi Oci. cila hanya memandang Oci dengan tajam.

" Oceana temenin saya nonton upin ipin diatas " ujar Jati sembari mengusap kepala Oci.

" orang lagi bantuin mami.. kenapa minta ditemani juga? " balas Oci.

Jati hanya memegang pundak Oci kemanapun Oci bergerak Jati selalu ngintili.

" panas ah.. jangan gini " ucap Oci kesal.

" nih saya tiupin "

Oci hanya tertawa kegelian Jati meniupi pundaknya, dilain sisi cila hanya bisa mengepalkan tangannya. ia kemudian beranjak meninggalkan dapur.

" Oceana ayo kita nonton diatas "

" enggak dikamar disini aja " ujar Aidan.

" lah pi.. Jati juga cuman nonton gak ngapa-ngapain. papi ni.. negatif terus sama Jati "

Aidan membuka kacamatanya ia mengacungkan pen-nya pada Jati.

" nempeli, ngintili, udah gak tahan kamu tuh. sudahlah, sana sendiri "

" gak papa. kita mau nikah, kenapa gak boleh " balas Jati. Aidan hanya bisa menepuk dahinya.

" udahlah sana pergi.. main sana jangan dirumah. pusing papi, kasian liat Oci yang risih begitu.. dia mau marahin kamu malu sama papi sama mami.. sana keluar " titah Aidan. Jati tentu saja tersenyum senang.

" pi.. mamikan lagi buat kue sama Oci papi mah.. gimana mau dekat sama calon mantu kalau begini terus " ucap Dyora kesal.

" Oci bisa kesini kalau Jati gak ada.. sana cepet pergi "

Jati segera mengambil tas Oci, ia menyelempangkannya ditubuh gagahnya. Oci dibuat tertawa melihat Jati memakai tas merah super girly itu.

" kemana kita? " tanya Jati.

" loh cila lagi ngapain? " tanya Oci melihat cila yang tengah berjongkok disamping mobilnya. cila mengangkat ponselnya yang retak dan menampilkan wajah sedih pada Oci.

" hape aku Jatuh sampai retak " jawabnya.

" yaampun.. gimana dong? "

" gak papa.. kalian mau jalan? have fun ya "

cila kemudian meninggalkan pasangan itu, Jati segera naik ke mobil Oci mereka mengendarai mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi karena jalan lengang.

" gak enak mobil kamu.. kurang angin kayak ni " ujar Jati.

" masa sih.. tadi baik-baik aja."

" rem nya juga sedikit susah diinjak ci.. agak longgar nih.. harus nekan banget "

" mas lain kali lo jangan mesra-mesra depan cila, kasian dia. gak enak juga kan dilihat yang lain "

" supaya dia lihat ci.. mas sama kamu itu benar-benar akan menikah. dan saya ingin membuat dia membuka mata.. saya ini milik kamu.. sebenarnya mas bawa cila kesini- ih gak enak banget mobil ini. lupa servis atau gimana? "

Oci sedikit duduk gelisah. iya memang mobilnya terasa tak enak. kenapa dia? apa papanya lupa servis?

" ci..ci pegangan.. " ucap Jati panik.

" kenapa? " bals oci panik.

" blong ci rem nya.. "

Oci segera memegang kuat pegangannya tangan lainnya memegang lengan Jati erat juga.

" Jati kendarain mobil yang benar.. kecepatannya turunin. " ujar Oci dengan berteriak.

" Jati awas didepan udah mulai ramai, Jati awas.. " teriak Oci ketakutan

Oci memejamkan Matanya kuat. ia sudah tidak mengerti dengan semuanya, terlebih didepannya ada pertemuan lajur kendaraan.

" allahuakbar!!! "

...

" udah lama banget oci belum pulang pah.. " ujar Citra pada Hadi.

" kebiasaan tuh anak.. dimana dia? telpon Aidan "

Citra segera menyambungkan telponnya kepada Aidan.

" halo.. "

" dan? oceana sama Jati ada? belum pulang mereka.. "

" lah mbak.. dari tadi malah. udah tiga jam yang lalu diantar Jati.. atau mereka main dulu? "

" iya kali ya.. yaudah makasih ya dan "

" iya sama-sama mbak..biar saya juga cari kemana mereka "

Tak lama Sena datang dan Kafka segera berlari ikut dengan Sena. Citra dan Hadi langsung cemas.

" hei! mau kemana kalian "

Kafka langsung melajukan mobilnya dengan kencang. Hadi dan Citra saling menatap.

" bawa kunci mobil, kita susul "

Citra segera mengangguk. Hadi langsung menancap gas tiba-tiba seorang polisi menghentikannya.

" selamat siang, mohon maaf anda tidak bisa melewati jalan ini. terjadi kecelakaan di lajur pertemuan didepan "

" saya WAKASAL! anda menghalangi jalan saya? "

" mohon maaf sekali lagi pak.. lajur ini tidak bisa dilewati.. "

Hadi dan Citra kompak keluar dari mobilnya mereka berlari menuju ujung jalan yaitu pertemuan kota.

" JATI?! OCEANA? "







yok berdoa kenapa tuh mereka..

double ya.. lunas. bisa gak ya cerita ini habis pas lebaran?

jangan lupa divote dikomen juga.. yang rame..

aul



ARGAJATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang