30#selesaikan masalah kamu dulu

2.8K 365 100
                                    

Oci kini duduk didepan ruang persidangan tentunya bersama Jati juga keluarganya. Oci memainkan kukunya, jujur ia cemas dalam persidangan ketiga kasusnya ini. sidang perdana kemarin tak berjalan mulus karena Cila mendadak pingsan dalam persidangan.

" mama yakin cila dapat balasan yang setimpal ci.. "

Oci mengangguk kemudian oci beranjak dari sebelah Jati.

" mau kemana? " tanya Jati.

" cari angin dulu.. udah kamu gak perlu ikut " ucap Oci ketika melihat Jati berdiri. Oci berjalan kearah parkiran.

gugup dekat dengan cila, gugup dekat dengan jati. cila karena gue terlanjur sakit sama dia dan takut dia gak dapat imbalan yang seharusnya.. sedangkan Jati? sulit menjadi wanita dari seorang Jati.. kemana pun dan dimana pun banyak yang mengenalnya dan tak segan memeluknya.. kuat kan hati mu ci..

" Oci sidang mulai! "

Oci cepat-cepat menuju ruangan persidangan, rasanya sidang tersebut panas. hingga Jati maju sebagai saksi dan menceritakan segalanya.

Tak ada pembelaan dari bibir Cila ia hanya diam menatap lurus jalannya persidangan.

" berdasarkan kesaksian, pelaku melakukan usaha percobaan pembunuhan disertai perencanaan.. pelaku dijatuhi sanksi pidana atas pasal 340 subsider pasal 338 kuhp. jo pasal 55 ayat 1 ke-1e.dengan hukuman pidana selama 20 tahun penjara " ucap hakim ketua.

tok tok tok

Seluruh hadirin yang berada disama bersorak saling memeluk. Cila keluar didampingi pengacaranya, dan pengajuan banding di tolak.

Oci menangis ia amat sangat lega, satu masalahnya bersama Jati hilang. Jati memeluk oci erat, ia mengecup kepala Oci berkali-kali.

" alhamdulillah sayang.. alhamdulillah " ucap Jati pada Oci.

Beberapa dari mereka bercengkrama terlebih dahulu bersama pengacaranya. Tak lama Jati pamit terlebih dahulu, Oci mengikuti Jati.

" kamu mau kemana? " tanya Jati.

" ke rumah kamu.. rumah pondok indah " jawab Oci.

Jati menoleh, tidak biasanya. kenapa Oci mau ke rumah itu, mereka hanya akan berdua disana. tumben Oci mau..

" ape lo?! mikir macem-macem kan? " pekik Oci.

" enggak.. cuman aneh aja. kamu biasanya gak mau kesana kalau gak sama saudara mas " balas Jati.

" sekali-kali. udah lama gak ngobrol deket sama kamu gini, kamu selalu sibuk aku juga, jadi ya mumpung kita kosong kita q-time .. " jawab Oci.

" ide bagus.. kita nonton upin ipin disana " ujar Jati. Oci tertawa kemudian mengangguk.

" kamu kemarin hilang dua hari, habis dari mana? " tanya Oci. Jati berdeham.

" dinas.. "

" lain kali bilang aja.. aku gak bakal takut dengan dinasnya kamu. jujur lebih baik mas " balas Oci.

Terlalu aneh jika sipil mengetahui tugas-tugas penting Jati. Tim nya saja bersifat rahasia, ia tidak bisa mengucapkan kemana ia dinas, berapa lama.. itu tidak mungkin. intel ada dimana-mana, istri atau kekasih cukup tahu ia dinas. sudah jangan tanya kemana.

" kamu kapan mau pengajuan? " tanya Jati.

" aku gak mau cepat mas.. aku mau pacaran dulu.. " jawab Oci.

" berapa lama? mas juga butuh kepastian " balas Jati.

Oci tak menjawab ia segera keluar mobil membuka gerbang rumah Jati. Oci masuk terlebih dahulu. ia membuka semua gorden yang menutup jendela rumah itu.

Jati segera pergi kekamarnya kemudian mengambil guling dan terlentang dihadapan tv. siaran tv itu menampilkan kartun botak favorit Jati.

" kamu mau ngapain? " tanya Jati pada Oci.

" mau tidur.. "

Kepala mereka bersisian Oci menghadap sofa Jati menghadap tv. Tapi Jati dapat dengan mudah mencium dahi Oci.

" kamu setia kan sama aku? " tanya Oci.

" iya.. tapi namanya pria gak mungkin kalau dia nunduk terus, kadang pandangan mas selalu ngikut kemana yang cantik. semua pria seperti itu.. makanya mas mau cepat nikah sama kamu biar menundukan pandangan " jawab Jati.

" kalau aku tanya siapa Amel kamu jawab gak? " tanya Oci lagi.

" amel teman SMA. hampir Jadi istri kalau mas gak jatuh cinta sama kamu " jawab Jati.

tahan oci tahan.. masa lalu dia buat dia masa lalu lo buat lo dan masa depan untuk kita berdua.. ayo positif!

" kamu cemburu mas deket sama Amel? " tanya Jati.

" enggak... itu temen kamu. jadi aku percaya.. " balas Oci.

Jati langsung pindah posisi ia bersebelahan dengan Oci, kakinya ia angkat ke sofa.

" Amel sangat baik.. she smart, sholeh, pintar bergaul, cantik, dan sukses. " ujar Jati.

Oci hanya menatap wajah Jati, ia tersenyum.

" dia sama kaya Dion kalau gitu " ucap Oci pada Jati, Jati mengangguk pelan.

" mas harap kamu gak cemburu sama Amel.. Amel seperti adik mas sendiri " ucap Jati. Oci diam, Oci memberanikan diri memiringkan tubuhnya menghadap Jati.

" kalau boleh aku bilang.. jujur aku tersinggung lihat calon suamiku disuapi dan dirangkul wanita lain saat kamu tugas itu.. aku cemburu sedikit " ucap Oci pada Jati.

" maaf... tapi makasih sudah jujur. mas juga gak enak sama kamu. jujur tapi Amel tiba-tiba menyuapkan makanan itu dan itu dihadapan orang tuanya salah satu petinggi disana, dan mas gak enak.. jujur juga, mas ngomong sama dia dibelakang setelah acara selesai, dan katanya dia lupa mas sudah punya calon istri, disitu juga mas tersinggung. tapi ya apa boleh buat, ini masalah kecil antar pertemanan " jelas Jati.

" kenapa waktu mas sama cila, kamu gak tegur mas. padahal mas nunggu itu banget, nyatanya kamu cuman pergi.. "

Oci tersenyum, ia menarik lengan Jati untuk dijadikan bantal kepalanya.

" aku sangat menghormati Cila sebagai teman kamu, terlebih aku sangat menghormati kamu.. maka dari itu aku kesampingkan dulu masalah aku sama kamu yang gak berkabar selama sebulan.. satu lagi alasannya karena aku sangat percaya kamu.. " jawab Oci. Jati segera mengecup punggung tangan Oci. perempuan ini begitu berbeda, ia sangat mencintainya.

" aku bukan wanita pengekang mas, kamu boleh berteman dengan wanita mana pun asal kamu bisa jaga diri dan jaga hati.. aku cinta sama kamu dan aku percaya.. itu prinsip ku.. " ujar Oci.

" beberapa wanita ada yang mengejar mas secara terang-terangan. bahkan sampai mengirim bunga dan makanan banyak pokoknya, sampai chat mami dan banyak lagi.. apa kamu gak terganggu? " tanya Jati. Oci menggelengkan kepalanya.

" enggak kalau mereka belum menyakiti aku secara langsung, lagi pula kalau aku marahin mereka gak guna it's a bad attitude.. "

Jati terduduk ia menatap oci yang masih dalam posisi menyamping sembari menatapnya.

" kapan kita menikah? "

" selesaikan dulu urusan mas sama Amel.. aku sebagai wanita tahu.. Amel sangat mencintai kamu "




hikssss kasian ma oci sumpah.. banyak banget yang ngejar Jati.

jangan lupa di vote dan dikomen yang banyak

aul

ARGAJATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang