15#selamat berjuang

2.7K 339 78
                                    

Jati menunggui Oci didepan sebuah pengadilan negeri. katanya Oci hari ini mendapat klien dan menjalankan sidang disana.

Jati baru saja pulang dari kodim, ia masih memakai baju dinas plus mengenakan ransel dan duduk diatas motor bututnya.

Sudah lebih dari setengah jam Jati menunggu, ia melihat beberapa hakim entah panitera yang jelas memakai baju sidang keluar dari pengadilan itu. kini Jati melihat Oci, ia memasuki mobilnya.

Tadi Jati menyuruh Oci untuk pergi ke alamat rumahnya. Hari ini Jati mengadakan makan-makan kecil bersama saudaranya dan temannya.

" halo kamu dimana? " tanya Jati.

" gue agak telat Jat.. ini sidang belum selesai "

Jati menyeringit. sudah jelas mobil Oci keluar dari pengadilan barusan.

" lo dijalan ya? rame banget. udah dulu ya.. sidangnya mau mulai lagi " ujar Oci, kemudian mematikan panggilannya.

Jati melihat mobil Oci yang terus berkendara dalam jalanan yang cukup lengang hari ini.

Jati dapat melihat mobil Oci berhenti dan Oci mengambil bucket bunga yang cantik. Hati Jati sudah tak karuan, ia kembali mengikuti Oci.

Jati tersenyum pahit. Ia kira bunga itu akan Oci persembahkan untuknya sebagai tanda ungkapan selamat untuk Jati yang mendapat juara lomba bidang panahan.

Oci membelokan mobilnya menuju pemakaman umum. Jati segera melanjutkan perjalanan menuju rumahnya.

sabar Jati.. oceana akan mencintai kamu pada waktunya batin Jati menyemangati dirinya sendiri.

Jati menghentikan motornya dipinggir mobil-mobil yang berjejer di garasi rumahnya. sebelas saudara Jati hadir disini, plus Rendi dan Dimas. Beberapa dari mereka membawa pacarnya. Jati segera memasuki kamarnya, ia tak tertarik dengan Yasa yang memanggilnya.

" Argajati sini lo! gue bawa oleh-oleh nih dari singapore " teriak Al. Jati tak menyahuti teriakan Al itu, Jati memilih masuk ke kamar mandinya.

Jati menatap pantulan dirinya dicermin. Jati rasa ia amat sangat tampan, ia sangat pintar, sangat berprestasi, sangat gagah. kekurangan dirinya yaitu kurang cinta. andai jatuh cinta tak semenyakitkan ini.

" arghhhgg! " teriak Jati kesal. ia menghembuskan nafasnya kasar.

jangan cemburu jati.. aksa kakak lo! dia juga sudah tiada.. ayo ikhlas! sabar! batin jati.

Jati segera menyiram kepalanya dengan gemercik air dingin yang membuatnya sedikit lebih tenang. Jati keluar dari kamar mandinya.

Mata Jati melotot melihat Sena yang tengah memeluk guling dikamarnya. untung saudaranya coba orang lain bisa menang banyak melihat Jati setengah telanjang seperti ini.

" ngapain tidur disini? " tanya Jati dingin.

" bang Dimas ngeselin banget sama si Bana. dia masukin cacing kegelas Sena bang.. airnya sena minum. untung gak ketelen cacing nya " adu Sena sembari menangis tersedu.

" bales. dimas sama Bana apa susahnya " balas Jati.

" gores motornya Bang Dimas dia pasti kesel. dan kotorin mobil Bana, sana " titah Jati. dengan begonya Sena melancarkan aksinya itu. Jati hanya menggelengkan kepalanya.

Setelah memakai pakaian Jati langsung merebahkan tubuhnya dikasur yang sudah lama tak ia sentuh itu.

tok tok tok

Jati membuka matanya kembali. ia tak berniat membuka pintunya, ia segera memejamkan matanya kembali.

" masuk aja ci Jati ada didalam " ucap Haikal dari depan pintu kamar Jati.

ARGAJATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang