24#tentang oceana

2.7K 371 141
                                    

Jati tengah memperhatikan keadaan Oceana dibalik jendela besar itu. rasaya terlalu pahit melihat bagian hidupnya terbaring disana.

Tidak ada teriakan menggemaskan miliknya, tidak ada omelan yang begitu indah, tidak ada kemarahannya yang membuat Jati terhibur.

Diwajahnya tidak ada cahaya keceriaan, hanya ada Oceana yang menyedihkan, memilukan. jauh dari Oceana yang ia kenal.

" permisi.. Argajati ya? "

Jati menoleh ia menemukan pria berkemeja putih bersih menyapanya. Jati menangguk.

" saya Dion, teman Oceana di kantor " ucapnya.

Jati segera menjabat lengan Dion ia mengucapkan terimakasih kepadanya.

" kita ngobrol sebentar bro.. diluar " ucap Dion.

" boleh.. "

Jati dibantu berjalan oleh Dion mereka akhirnya sampai diruang perawatan Jati.

" lo sehat kan? " tanya Dion.

" alhamdulillah.. "

" sorry gue baru bisa jenguk sekarang. di depan ketat banget mau masuk paviliun ini. "

" gak papa.. saya sangat berterimakasih kamu sudah menyempatkan waktu menjenguk saya dan Oceana. " balas Jati.

Dion sedikit mengusap bahu Jati, ia menyandarkan tubuhnya di sofa.

" beberapa waktu yang lalu.. gue ketemu lo ditempat makan, lo sama cewek. dan saat itu gue lagi sama Oci.. waktu itu Oci galau banget lo tiba-tiba hilang selama satu bulan. " ucap Dion.

" saya ada kepentingan dinas waktu itu. gak sempat buka alat komunikasi dan sebagainya " balas Jati. Dion mengangguk.

" Oci waktu itu lagi negative thinking sama lo.. dia ketemu wanita yang sama lo itu dan Oci tahu kalau Cila ngechat lo malam-malam dan manggil lo sayang.. katanya Oci bingung dia siapanya lo.. tapi gue yakin dia bukan siapa-siapa lo "

Jati tersenyum, ia membayangkan bagaimana Oceana yang bercerita tentangnya pada Dion.

" sorry bro tapi sebelumnya gue pernah perjuangin Oceana " ucap Dion. Jati langsung menatap Dion.

" santai.. Oci gak minat sama gue, katanya baper mikir hidup bersama sama gue cuma dua hari. lo jangan cemburu ya " ujar Dion.

" kenapa kamu tidak terus memperjuangkan Oceana? kenapa harus berhenti? kamu itu tipe Oceana sekali " balas Jati

" kita sama.. tapi tuhan kita berbeda " jawab Dion. Jati langsung melirik Dion.

" sorry saya gak maksud.. "

" its okey bro.. awal perjuangan gue langsung berhenti begitu saja saat dia masuk ruangan mengucapkan Assalamualaikum " jelas Dion.

" sorry, kenapa kamu gak pindah keyakinan untuk memperjuangkan oceana? "

Dion hanya tersenyum.

" ini sulit bro gak yang semudah yang dibayangkan banyak orang. agama itu soal keyakinan dan cinta, agama juga bukan perihal main-main yang gue masuk islam keluar lagi gak gitu.. menurut gue semua agama dan tuhan itu baik.. cinta kita pada manusia gak boleh melebihi cinta kita kepada tuhan.. itu prinsip gue. kalaupun gue berniat masuk islam.. gue gak mau hanya karena cinta atau wanita.. ini harus perihal ketukan pintu hati dan keyakinan kita sendiri tanpa ada campur tangan orang lain " jelas Dion.

Jati kagum terhadap pemikiran Dion, seperti inilah pria impian Oceana Jati tahu itu. pria dewasa, kharismatik, pandai berdiskusi juga berpemikiran terbuka dan begitu mengutamakan tuhan, sekali lagi Dion adalah pria idaman incaran Oceana.

" disamping itu gue telat kali Ti.. lo udah duluan datang ke kehidupan Oci. walaupun Oci suka ngelak dia benci dan gak suka lo.. tapi dia suka senyum-senyum dapat chat dari lo. lo jangan bilang dia ya " ujar Dion.

" oh ya? " ucap Jati tertarik.

" kemarin gue diajak nonton aladdin dong yon.. baper sampai ketulang gue. itu yang Oci bilang saat kita ketemu "

Jati tidak bisa menahan senyumnya ia begitu gemas kepada Oci.

" terus waktu dia nginep dirumah lo. dia cerita dia pakai baju lo sampai baju lo dipake ke kantor ti, dan yang parahnya dia cerita perihal ciuman kalian segala lagi "

Jati menatap Dion kaget, tolong Jati sangat malu. kenapa Oci bercerita hal pribadi! dasar wanita selalu saja tidak bisa mengerem urusan dapur.

" jantung gue mau copot yon.. gue gak pernah digituin. sampai setiap ngaca yang muncul tuh bukan muka gue tapi muka Jati.. itu yang suka dia bilang "

" terus katanya.. gak kebayangkan kalau gue nikah sama Jati? bisa habis piring selusin tiap hari ngeselin sumpah, katanya juga. tapi gue gak bisa marah lama-lama sama dia, dia selalu punya cara manja-manja yang buat gue gak tega lihatnya.. dan itu gue lihat Oci cinta sama lo ti.. lo harus ekstra sekarang buat bikin Oci bilang iya.. karena dalam hatinya dia cinta sama lo tapi gengsi dan takut katanya.. dia takut lo kaya Aksa " ucap Dion.

" inshaa allah saya bisa jaga diri.. saya bisa kuat. saya bisa membahagiakan Oceana sampai kita menua.. " balas Jati.

" lo bilang sama Oceana kalau dia udah bangun. gue pamit dulu ya, lain kali gue main kesini lagi " ujar Dion.

" kerumah saja.. saya gak bakal lama-lama disini " ucap Jati. Dion tertawa benar juga apa yang dikatakan Jati.

" bener lo.. GWS ya. gue pamit, kalau Oci siuman lo kabarin gue ya.. gue mau kesini "

" siap.. Hati-hati "

Dion mengangguk ia segera berjalan menuju parkiran. Dion tersenyum sepanjang perjalanan, semoga caranya ini dapat mempersatukan Jati dan Oceana lebih cepat.

" oceana cepat bangun saya rindu kamu.. rindu kemarahan kamu.. rindu omelan kamu.. rindu tingkah kamu yang aktif dan nyeleneh.. dan tentunya rindu manjanya dan pelukannya kamu.. " ucap Jati dalam hati.




tuhannn maafkan diri ini yang tak pernah bisa..

dion baik ya? suka banget gue tipikal cowok gitu..

nih dobel..

jangan lupa di vote komen ya.. yang seru komennya

aul.

ARGAJATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang