7#main hati

3.1K 337 49
                                    

Jati mengingat bagaimana mudahnya oci mengucapkan kutil monyet saat ia tersandung batu. masih ingat sekali wajah oci saat itu sangat menyedihkan, ditambah lututnya yang mencium batu membuat jeansnya robek dan lututnya ikut berdarah.

Teriakannya di rumah saat diobati papanya buat jati tidak bisa menahan tawa saat itu, lucu sekali Oceana.

Kini yang jati lakukan adalah melakukan bersih-bersih di lingkungan asramanya. Daun-daun kering dari pohon belimbing didepan rumahnya, membuat jati hampir setiap hari berpikir akan menumbangkannya, hanya saja para ibu hamil di asrama sini pasti saja ngidam belimbing ini, Jati jadi kasian dan alhasil tidak jadi menebang belimbing itu.

" Jati! kuy kebarak.. " ajak Rendi dan Dimas yang telah berboncengan itu. Jati yang masih berkeringat, bau got, menatap mereka yang sudah segar dengan pakaian olahraganya.

" enggak. masih beres-beres. sama mau benerin genteng, kamarnya bocor " ujar Jati.

" itu anak-anak dibarak bikin nasi liwet cepet.. lagian gak papa kamar bocor juga, wong belum ada istri " balas Dimas membuat Jati hampir emosi dibuatnya.

" iya nanti nyusul. gue bawain sate nanti bang.. duluan aja, nanggung ini sama mandi dulu "

" JATI BAU KAMBING.. LATIHANNYA DI GOT.. " teriak dua orang yang menurut Jati gila itu.

Jati kembali menyapukan dedaunan kering itu, dilanjutkan naik keatas genting rumahnya. Jati menggelengkan kepalanya, mentang-mentang rumah dinas gentengnya pada patah, sepertinya ini diakibatkan pohon mangga yang baru saja jati tebang kemarin sore.

" siap! pagi ndan "

" pagi.. pagi " jawab Jati tanpa melirik siapa yang menyapanya.

Setelah selesai Jati akan turun, nyatanya tangga yang ia naiki tidak ada. kurang ajar! terlihat Dimas dan Rendi yang menggotong tangga itu kesebrang jalan.

" gini amat hidup! astagfirullah " ujar Jati geram.

Jati memilih untuk tidak loncat, sudahlah lebih baik ia duduk diatas genteng supaya tidak ada yang mengganggunya.

" siap! berjemur borokan atau budug nih? " teriak seseorang. kurang ajar, Jati amat geram ia segera turun dengan meloncat. kurang beruntung ia hingga kaki kirinya terpelintir.

" huaaa.. kakak Oci gak sengaja " teriak Oci kaget.

Mbak Rahman yang berstatus ibu danyon ikut berteriak melihat yang landingnya tidak mulus itu. bahkan para om-om yang lewat membantu Jati berdiri.

" Jati? kamu gak papa? biar mbak panggil tukang urut " ucap mbak Rahman khawatir.

" jangan mbak gak papa. nanti juga baikan kok " ujar Jati sembari mengurut kakinya.

" astagfirullah, laillahailaallah waduh mbak, Jati kenapa? Oci! Jati kenapa " ucap Dyora yang tiba-tiba muncul membawa rantang nasi.

" tante Dy.. maafin Oci. tadi Oci becandain kak Jati lagi benerin genteng. kak Jati jatoh.. " jawab Oci merasa bersalah. Jati hanya diam ia terlanjur kesal pada Oci.

" lailahailallah.. kalian udah harusnya punya anak! masih becandanya kayak anak TK. " omel Dyora, Oci meringis mendengar omelan Dyora.

" yasudah mbak Dy,  biar saya pulang dulu. mau dipanggilkan tukang urut ndak? " ucap mbak Rahman dengan gemetar. ia masih kaget melihat Jati terjun payung hingga terhunyung itu.

" jangan lha mbak, biar kita bawa ke rumah sakit saja. " balas Dyora.

" enggak mi.. gak papa cuman gini aja. Ren minta minyak urut dikamar tuh " ujar Jati.

ARGAJATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang