30. Latih Tanding dengan Putri Miya

793 56 1
                                    

"Apakah kau sudah siap?" ucap Gusion dengan posisi menyerang. "Tentu, ayo!" teriak Miya, seraya mengeluarkan satu skil miliknya.

"Turbo Stealt!" Keberadaan Miya menghilangkan seketika begitu juga dengan baunya. Semua nampak kosong selain Gusion dan Filix beserta Yamah. Miya menghilang sambil terus menembakan panah panahnya kearah Gusion.

Walaupun serangan dari Miya tidak memberikan damage yang berarti, namun Gusion cukup susah untuk memprediksi arah serangannya.

Dengan ini Gusion jadi belajar menentukan arah serangan dan juga perasaan. Ini sangat membantu saat Gusion menemui musuh yang memiliki skil yang hampir serupa dengan Miya.

[Uh, Aku tau dia hebat. Tapi ini saja belum cukup untuk menghentikannya.] batin Miya sedikit kesal Gusion hampir sepenuhnya dapat menghindari serangannya.

"Turbo Stealth x2" Miya kembali mengeluarkan serangan yang sama namun dengan kecepatan dan kekuatan yang jauh lebih besar.

Miya bergerak mengelilingi lapangan, ia terus menyerang dan mengincar titik vital Gusi.
Serangan Miya tidak hanya cepat namun juga kuat, hanya saja lawannya saja yang jauh berada diatasnya.

"Double Shot!" Miya menembakan dua buah panah kearah Gusi, tujuannya hanya untuk memperlambat pergerakan Gusi dengan begitu ia jauh lebih mudah untuk mengenai titik vital targetnya.

"Apa hanya segini saja kemampuanmu? Kalau cuma segini kau tidak akan pernah dapatkan hadiah yang telah aku janjikan." ucap Gusion dengan sedikit memanasi Miya agar ia bisa sepenuhnya mengeluarkan seluruh potensi miliknya.

"Triple Shot!" Miya menembakan tiga buah panah kearah Gusi, sambil terus maju dan menyerang kearah Gusi.

Disisi lain Gusion terus menghindari serangan dari Miya sambil menunggu momen yang pas untuk menyerang Miya dalam sekali serang.

"Kau!" Miya sedikit kesal dengan Gusi yang selalu saja berhasil menghindari seranganya. "Bagaimana kalau ini, apa kau bisa menghindarinya juga?" teriak Miya.

"Rain of Arrow!" Miya menembakan panah kearah langit. Langit berubah menjadi hitam dengan kebiruan yang menghiasi angkasa.

Swusss

Sebuah anak panah turun dari langit mengarah ke bumi. Tak lama setelah itu ratusan bahkan ribuan panah turun secara tiba tiba dari langit.

"Bagaimana? Apa kau bisa menghindarinya?" ucap Miya dengan senyuman merekah dibibirnya. "Asal kau tau, kau hanyalah seekor anak kucing. Kalau tidak menggunakan satupun skil." lanjut Miya dengan senyum yang tak henti hentinya merekah indah dibibirnya.

Sementara itu, Gusion hanya tersenyum kecil menanggapi semua yang dikatakan Miya. Gusion melihat kearah langit ada begitu banyak anak panah yang mengarah kearahnya, dengan kepercayaan dan keberanian yang tertanam didalam hatinya. Ia membuat sebuah pedang dari element logamnya, dan mulai mengambil kuda-kuda untuk menebas semua panah yang mengarah kearahnya.

"Hei! Apa-apaan itu kau curang kau menggunakan senjata!" teriak Miya yang sedikit kesal dengan Gusi. "Hei, aku hanya berjanji tidak akan menggunakan skil untuk melawanmu. Tapi aku tidak bilang kalau aku tidak akan menggunakan senjata." jawab Gusion dengan senang.

[Sial, dia benar dan aku sangat bodoh percaya begitu aja!] batin Miya kesal. Ia terus terusan memikirkan cara untuk mengalahkan Gusi. Semua serangannya tidak ada berkesan sedikitpun padanya, namun ia harus memikirkan timing yang tepat untuk bisa mengeluarkan seluruh kemampuannya.

Gusion terus menghindari anak panah yang mengarah kearahnya sambil bergerak maju kearah Miya untuk melancarkan tinjunya.

[Sepertinya dia lengah, ini saatnya.] batin Gusion yang melihat sebuah kesempatan untuk menyerang Miya.

Swusss

Gusion menghilang dari pandangan Miya, sontak Miya terkejut dengan yang ia lihat. Miya memasang kuda kudanya untuk mengantisipasi serangan jika Gusi emang mau menyerangnya.

"Hey, melihat kemana kau Miya?" ucap Gusion yang tiba tiba ada didepan Miya sambil melayangkan tendanganya kearah muka Miya.

Bhuumm

Suara benturan dari tendangan kaki Gusion dengan tubuh Miya sangat kencang. Gusion mengira kalau Miya sudah kalah telak dengan tendangannya, namun semuanya diluar perkiraan Gusion, Miya malah dapat menahan serangannya.

"Kau terkejut bukan Gusi?" ucap Miya dengan sedikit bangga. "Kau tau, Komandan Sirajd bukan hanya mengajarkanku untuk menjadi marksman namun ia juga mengajariku untuk mengatasi kelemahanku dengan mengajari teknik sebagai Figter." sambung Miya dengan bangganya.

"Jadi begitu?" ucap Gusion sambil melompak kearah belakang untuk menjaga jarak dengan Miya, kali ini perhitungannya salah besar.
"Karena kau sudah tau keahlian tersembunyiku, aku tidak akan segan-segan untuk mengalahkan mu sekarang!" ucap Miya.

"Element api, rantai api! Element Petir, langkah petir!" ucap Miya dengan melancarkan kedua serangan sihirnya. "Tripel Shot!" ucap Miya kembali mengeluarkan skilnya.

[Apa?] batin Gusion dengan terkejut bagaimana ia bisa mengeluarkan skil marksman sambil menahan mananya untuk sihirnya?

Gusion reflek melihat kearah Filix untuk mengetahui jawaban atas pertanyaannya. "Hehe, itulah yang saya maksud tuan tentang pengontrolan mana yang sangat hebat dari Miya." ucap Filix dengan tersenyum bangga atas kehebatan muridnya.

[Ini sangat susah, walaupun ia masih ditingkat Elite, namun ia sudah bisa memahami mana control sampai sejauh ini!] batin Gusion yang sedikit kagum namun sedikit takut dengan perkembangan dari Miya.

Gusion terus bergerak kesana kemari menghindari dari semua yang mengejarnya baik rantai-rantai api yang siap melilitnya dan anak panah yang siap melubangi tubuhnya.

[Rantai-rantai ini terus saja mengikuti gerakanku, belum lagi dengan Miya yang selalu menembaki aku. Mana control-nya memang bagus, tapi sayangnya yang ia lawan adalah aku] batin Gusion.

Gusion melemparkan pedang yang ia gunakan ketika menangkis serangan anak panah tadi kearah Miya berdiri.

Serangan dadakan dari Gusion sangat cepat membuat Miya sedikit terkejut dan terlambat untuk menghindari pedang yang dilempar Gusion. Tangan mungil Miya harus dikorbankan untuk menghindari serangan Gusion, tangan mungil yang mulus sudah terkoyak selebar empat cm.

[Aw, perih. Berani-beraninya dia menyerangku dikala aku tidak siap!] batin Miya dengan wajah penuh kekeasalan saat melihat tangannya yang berdarah akibat sayatan dari pedang yang dilemparkan oleh Gusi.

"Eh? Kemana dia?!" teriak Miya saat melihat kearah Gusi berada, namun yang ia lihat hanyalah lapangan kosong tanpa ada siapa pun.

Plakk

Sebuah tamparan yang sangat keras berhasil mendarat dipipi mungil Miya, membuat Miya harus terpental beberapa meter. Sebuah benjolan terpampang jelas dipipi chuby Miya, rasa kesal Miya semakin menjadi jadi dengan Gusi.

"Apaansih, cowo mainannya tampar!" kesal Miya dengan Gusi. "Hehe, yang penting aku menang. Week" balas Gusion dengan mengeluarkan lidahnya. "Idih!" sambung Miya dengan kesal sambil melipat kedua lengannya kedada. Ia benar-benar kesal kali ini dengan lelaki yang berada dihadapannya, hentah apa alasan tuhan untuk mempertemukan dirinya dengannya dikala itu.

"Tenang saja, kau masih tetap dapat kok semua hadiah yang telah aku janjikan tadi." ucap Gusion dengan senyuman bak menyenangkan hati Miya, namun gagal dengan sikap cuek Miya yang telah terlanjur menjadi-jadi karena ulahnya sendiri.

Gusion mulai mengeluarkan semua benda satu persatu, yang telah ia janjikan kepada Miya jika ia memang memiliki kualifikasi untuk mendapatkannya. Dan kini semua hadiah ini telah resmi untuknya.

Perjalanan Menjadi DewaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang