35. Siapa Mereka?

730 56 1
                                    

Keadaan didalam kedai menjadi sangat heboh saat melihat pertarungan antara Barok dengan kelompok Gaton preman sekitar.

Hanya dengan satu pukulan saja Gaton yang selama ini ditakuti masyarakat sekitar tumbang tak berdaya dihadapan pria bangsawan yang identitasnya saja tidak diketahui.

Satu kemungkinan, pria itu sangat kuat. Hingga bisa mengalahkan Gaton hanya dalam sekali pukul.

"Oh, lihat itu Gaton dikalahkan dengan satu pukulan?"

"Haha, rasakan itu karena telah memukuliku hari itu!"

"Pria itu idamanku! Aku mau menikah dengaanya!"

"Pria sejati..."

"Tapi masalah ini tidak semudah itu, Gaton memiliki seorang saudara lelaki yang jauh lebih kuat dari ya."

"Iya, benar aku rasa Gaton akan segera melapor kepada saudaranya untuk menghabisi mereka."

"Mereka, menggali kuburan mereka sendiri dengan memukul Gaton."

Melihat Gaton sudah terbaring lemas tak berdaya dalam satu kali pukulan, para anak buahnya menjadi ketakutan mereka segera meminta maaf kepada pria yang berada dihadapannya dengan posisi sujud sambil memohon ampunan.

Malas berurusan dengan para preman kampung Albara hanya memberi perintah agar Barok melepaskan mereka.

Albara dan kelompoknya kembali melanjutkan memakan makanan mereka yang sempat tertunda, sedangkan para preman kampung tadi segera keluar kedai dengan menggendong Gaton bersama mereka.

"Ini tak bisa dimaafkan! Kita harus melaporkan ini kepada pemimpin Baton!" ucap bawahan v, yang tak tega dirinya direndahkan didepan banyak orang.

Mereka semua setuju akan ide yang disebut temannya, bisa hancur reputasi mereka jika tidak segera membalas perbuatan para bangsawan barusan.

Mereka segera bergegas pergi dari sini dengan kemampuan meringankan tubuh agar lebih cepat sampai dan segera melaporkan kejadian yang memalukan di kedai.

Hanya butuh beberapa saat saja untuk mereka sampai kemarkas mereka, mereka segera membagi dua kelompok.

Yang mana satu kelompok mengantar Gaton ketempat tidurnya sedangkan sisanya pergi melapor kepada tuan besar mereka.

"Tuan, kami ingin melapor. Tadi..." ucap bawahan v, yang menjadi juru bicara teman temannya sekaligus perwakilan.

"Apa! Beraninya mereka menghajar adikku dan memalukannya!" ucap Baton dengan kesal. "Akan aku buat mereka menyesal dengan perbuatan mereka, dan untuk dua pelayan wanita itu akan kubuat mereka mengerti seberapa bahayanya aku diatas ranjang." sambung Baton dengan wajah mesumnya.

"Segera kumpulkan seluruh pasukan, kita akan pergi membantai mereka!" lanjutnya lagi sambil meninggalkan singasananya.

Sementara itu, kelompok Albara masih duduk manis didalam kedai menyantap hidangan mereka.

Sedangkan suasana kedai masih sedikit ricuh karena perkelahian Barok dengan Gaton barusan.

"Hei apa kita harus memberitahu mereka untuk segera pergi dari sini?"

"Apa kau mau ikut campur?"

"Benar! Apa kau tidak ingat dengan pemuda yang beberapa hari lalu berurusan dengan Baton?"

Bahkan beberapa pengunjung kedai ada yang merasa kesihan dengan kelompok Alabara, namun mereka tidak memiliki cukup kemampuan untuk membantu.

Namun, dibalik semua pemikiran itu mereka benar benar menganggap bahwa kelompok Albara sama dengan kelompok bangsawan yang selama ini mereka lihat.
Kali ini mereka semua sudah salah menilai.

Perjalanan Menjadi DewaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang