70. Kerajaan Mapsion VI

480 37 2
                                    

Mengingat jika dirinya saja masih bersembunyi dibalik bayangan, mungkin hal yang sama juga bisa terjadi terhadap beberapa orang yang memiliki kekuatan lebih darinya.

Lacius segera mengalihkan pemikirannya, dia tidak mau jika harus dibuat pening bahkan dengan urusan yang tidak memiliki sedikitpun hubungan dengan dirinya.

"Kalau aku boleh tau, sudah berada ditingkat berapa kamu Gusion?" Tanya Lacius, pertanyaan tersebut hanyalah kedoknya sebenarnya dia telah mengetahui Gusion berada ditingkat berapa hanya saja dia ingin memastikan kondisi Gusion lebih jauhnya.

Gusion sendiri hanya tersenyum canggung, dia tentu tidak akan percaya kalau Lacius tidak mengetahuinya.

Gusion perlahan mengeluarkan aura abu gelap miliknya yang menandakan kalau dia adalah seorang Kultivator dengan ranah Grandmaster.

"Sepertinya yang anda liat, aku telah berada di ranah Grandmaster tepatnya Grandmaster V Puncak. Hanya saja beberapa bulan terakhir ini, kultivasiku tengah mengalami kemacetan."

"Aku pun tak mengerti mengenai masalah apa yang terjadi, hanya saja segala cara telah aku coba dan semua tidak berhasil sesuai harapanku." Ucap Gusion dengan pasrah.

Lacius sendiri masih mengerutkan keningnya, masalahnya sedikit sulit bahkan untuknya.

Kemacetan? Setaunya kemacetan yang umum terjadi pada seorang Kultivator dengan Ranah Epik yang akan melakukan kenaikan tingkat ke Ranah Legend.

Walaupun beberapa kasus terjadi pada ranah bawah, hanya saja biasanya hal itu terjadi karena kondisi tubuh sedang terluka parah, pengaruh racun ataupun usia.

Jika dipikirkan lagi Gusion sendiri masih sangat muda, tidak mungkin usia yang mempengaruhi perkembangannya. Lacius terus memutar otaknya dengan sangat keras.

"Berapa tingkat roh beladirimu?" Sebuah pertanyaan keluar dari mulut Lacius memecahkan keheningan. Gusion terlihat keheranan pasalnya dia tidak mengetahui akan hal tersebut.

Di waktu hampir bersamaan Filix dan Yamah tengah meminta maaf kepada Gusion atas ketidaktahuan mereka.

"Tuan, maafkan saya tuan saya sungguh tidak mengetahuinya." Ucap Filix dan Yamah yang kala itu tengah dilanda kegelisahan.

Namun hebatnya, mereka dapat menyembunyikan wajah mereka dari penglihatan Lacius.

Lacius sendiri dapat membaca situasi, kini dia sangat yakin kalau Gusion belum membangkitkan Roh Beladirinya.

"Sepertinya itulah permasalahannya, seorang Kultivator tidak akan pernah bisa melangkah keranah yang jauh lebih tinggi dari Grandmaster jika dia tidak membangkitkan Roh Beladiri."

"Hal inilah yang kau alami sekarang, namun kau tidak perlu khawatir kau bisa membangkitkan Roh Beladiri mu sebelum umur 15 tahun."

"Pada umumnya anak-anak seperti mu, akan membangkitkan Roh Beladiri didalam sekte mereka.

"Dan kau- ehm maaf, berapa lama kau berlatih dengan gurumu?" Tanya Lacius mengalihkan pembicaraan, dia baru ingat jika anak didepannya tidak memiliki sekte.

"Ehm, tiga hari. Hari pertama aku di tes seberapa hebatnya aku dalam sihir, sedangkan hari kedua aku di tes untuk berpedang baru hari ketiga dimana guruku diserang paginya aku di tes seberapa hebat aku dalam mengaplikasikan keduanya." Ucap Gusion santai, walaupun yang dikatakan oleh Gusion semuanya adalah kebohongan namun Lacius terlihat menerimanya dengan sangat baik.

"Wajar saja." Lacius terlihat memainkan janggutnya. "Apa kau ingin melakukan pembangkitan Roh Beladiri disini? Kami mempunyai alatnya." Ucap Lacius dengan semangat, walaupun kebanyakan anak membangkitkan Roh Beladiri mereka ketika sudah memasuki sekte namun para bangsawan kerajaan bisa dengan mudah untuk membangkitkan Roh Beladiri mereka tanpa masuk kesebuah sekte dahulu.

Bukan hal yang tidak biasa jika kerajaan besar seperti Kerajaan Mapsion memiliki alat tersebut.

"Maafkan aku senior, aku tidak bermaksud untuk menolak tawaran senior namun ada beberapa alasan aku tidak bisa menerimanya." Ucap Gusion dengan sopan dia tidak mau untuk menyinggung perasaan Lacius yang ingin berniat baik kepadanya.

Hanya saja, Gusion akan menggunakan sistem untuk Roh Beladiri miliknya nanti.

"Bagaimana kalau senior memberiku sedikit penjelasan mengenai Roh Beladiri?" Tanya Gusion.

Lacius tersenyum kecut, dia sangat penasaran untuk mengetahui tingkat berapa Roh Beladiri yang akan didapatkan oleh anak didepannya. Karena itulah dia sendiri yang menyarankan untuk membangkitkan didalam kerajaan miliknya.

"Aku tidak akan memaksamu jika itu pilihanmu." Lacius menghela nafasnya dengan sangat lemah. "Roh Beladiri selain sebagai syarat agar bisa naik ke ranah yang lebih tinggi, Roh Beladiri juga berguna untuk mempercepat kenaikan tergantung pada tinggi atau rendahnya tingkat roh tersebut."

"Untuk tingkatan dari terendah hingga tertinggi dimulai dari Roh Beladiri Tingkat Satu hingga Roh Beladiri Tingkat Sembilan."

"Dari kesembilan tingkat tersebut, ada yang dinamakan Roh Suci dan Roh Iblis.
Roh Suci biasanya memiliki kekuatan untuk menyembuhkan dan semuanya yang memiliki kegunaan untuk banyak orang."

"Sedangkan Roh Iblis sendiri adalah kebalikannya, Roh Iblis tertentu bisa memakan Roh lain agar lebih kuat."

Gusion menyimak semua penjelasan yang Lacius berikan, baginya penjelasan Lacius akan sangat berguna baginya untuk memilih Roh Beladiri miliknya dari sistem.

"Beberapa Roh Beladiri akan sangat berkaitan dengan Element, sebagai contohnya jika kamu mendapatkan Roh Beladiri Kura-Kura Hitam maka Element Tanah milikmu akan menjadi sangat kuat."

"Sangat banyak yang didapatkan jika kita membangkitkan Roh Beladiri, dan hal inilah mengapa banyak orang yang ingin memiliki Roh Beladiri dengan tingkat tinggi."

"Tetapi, Roh Beladiri juga bisa diganti jika kita memiliki Inti Jiwa Roh. Walaupun begitu harga dari sebuah Inti Jiwa Roh akan sangat mahal." Ucap Lacius dengan sangat jelas.

Gusion menganggukan kepalanya, semua penjelasan oleh Lacius dapat dia terima dengan sangat baik.
Tak ada satupun kata yang tak bisa dia pahami.

"Lalu, apa yang senior rasakan saat bertarung denganku?" Tanya Gusion yang akhirnya membuka mulut.

Lacius tersenyum, pertanyaan yang dia tunggu-tunggu akhirnya ditanyakan oleh Gusion.

"Hal inilah yang menjadi alasanku bertanya kepadamu sebelumnya, serang yang kamu keluarkan sama sekali tidak memiliki jiwa."

Lacius kembali tersenyum, saat melihat Gusion yang tengah mengerutkan keningnya.

"Seorang Kultivator yang memiliki Roh Beladiri maka dalam setiap serangan yang dia keluarkan akan memiliki jiwa."

"Misalkan, jika dia memiliki Roh Beladiri bertipe api maka serangan api yang dia keluarkan akan terasa sangat berbeda sesuai karekteristik dari Roh Beladiri miliknya."

"Terimakasih senior, atas semua penjelasan yang kau berikan. Aku telah sepenuhnya paham akan kegunaan dari Roh Beladiri." Ucap Gusion berterima kasih, Gusion segera berdiri dari tempatnya dan ingin berpamitan dengan Lacius.

Jika saja langit tidak merubah warnanya menjadi jingga, mungkin Gusion dan Lacius tidak akan pernah mengetahui jika hari telah sore.

"Sebentar." Ucap Lacius menghentikan langkah Gusion, Lacius terlihat mengeluarkan sebuah bola kecil dari dalam cincin ruangnya.

"Ambillah, ini adalah Inti Jiwa Roh Tingkat Delapan Macan Putih bertipe Angin. Aku melihat mu saat pertandingan sebelumnya kau sangat ahli dalam mengontrol angin yang ada disekitar mu."

"Terimakasih senior, aku akan menerimanya." Ucap Gusion, tidak enak untuk Gusion sendiri jika terus menolak pemberian dari Lacius.

Gusion segera berpamitan kembali setelah menerima hadiah kecil pemberian dari Lacius.

Perjalanan Menjadi DewaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang