5. Pasar Gelap

1.5K 108 9
                                    

Matahari mulai menampakkan keagungannya, burung burung mulai menyanyikan lagu yang indah dengan kicauanya yang seolah seperti lagu yang melankolis. Sedangkan Gusion masih terlelap dalam mimpinya. Bagaimana tidak dia baru tidur beberapa jam setelah latihan keras yang dia lakukan semalaman.

Di luar ruangan ada beberapa pelayan yang sedang menuju kamar Gusion, dengan membawa sarapan untuk salah satu sang pangeran kecil mereka. Mereka melakukan hal yang biasa mereka lakukan, membangunkan pangeran, membersihkan kamar pangeran, membukakan jendela dan berbagai tugas rumah lainya.

asalah satu dari mereka mencoba membangun pangeran, dia adalah gadis yang berusia kepala 4, walaupun begitu dia masih terlihat muda dengan kulit yang masih kencang. Namanya adalah Marie. Sedangkan yang satunya dia adalah adiknya Marie, umurnya masih terbilang muda kurang lebih 20 tahunan, namanya adalah Sarah.

"Pangeran... Pangeran." Marie mencoba membangunkan Gusion namun Gusion masih belum terbangun dari mimpinya. Marie pun mencoba membangunkan pangeran kecilnya itu lagi."

"Pangeran ini sudah pagi, tidak baik untuk seorang pangeran masih tidur ketika matahari mulai menampakan cahayanya."

"Hoaam, Marie kau bawa kembali saja sarapanku, aku masih butuh istirahat sebentar. Aku masih lelah karena berlatih semalaman. Aku akan memanggil mu nanti ketika aku sudah bangun." ucap Gusion yang setengah sadar itu.

"Baiklah, jika pangeran berkata bergitu." Marie mulai meninggalkan kamar Gusion, dia tidak berani untuk melanggar perintah pangeran. Karena dia tau perbedaan diantara mereka. Marie hanyalah seorang pelayang biasa sedangkan yang berada dihadapannya adalah sosok pangeran, salah satu putra mahkota yang akan menjadi raja dimasa depan.

Beberapa jam berlalu sejak Marie membangunkan Gusion, matahari mulai memanas di luar. Semua orang melakukan aktivitas mereka seperti biasa. Gusion mulai terbangun ketika dia merasakan perasaan  lapar melanda perutnya dikala dia sedang asik bermimpi, membuatnya harus mengakhiri mimpinya.

Gusion bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, dan agar dia terlihat lebih segar dari sebelumnya. Selesai mandi Gusion memperintahkan salah satu pengawal yang sedang berjaga untuk menyuruh Marie membawakan sarapan ke kamarnya.

Tak butuh waktu lama untuk Marie sampai ke kamar Gusion. Dari kejauhan aroma makanan tercium sangat lezat, membuat cacing di perut Gusion semakin memberontak tak sabar untuk makan.

Tak bisa untuk dipungkiri kalau pelayan pelayan yang berada di kerajaan yang dipimpin oleh ayahnya ini sangat ahli dalam hal masak memasak. Membuat orang orang yang ada di dalam kerajaan selalu puas akan kebutuhan perutnya.

Tak butuh waktu lama bagi gusion untuk menghabiskan makanan yang berada di hadapannya dengan lahap, kelakuannya yang tak sengaja ditunjukkan Gusion itu seolah menggambarkan bahwa ia memang masih anak anak yang berusia 10 tahun seperti biasanya. Sentak kelakuan gusion membuat Marie tersenyum dan gemas melihat pangeran kecilnya itu.

(......)

"Baiklah kebutuhan untuk perut sudah terpenuhi, sekarang waktunya berlatih lagi. Tapi sebelum itu aku harus pergi untuk membeli beberapa jurus, pil dan senjata. Karena akan sangat berbahaya jika aku menggunakan senjata yang telah aku curi dari kerajaan." Gusion pun memutuskan untuk pergi kesalah satu tempat yang sangat terkenal dalam hal perdagangan dikerajaanya. Yaitu, Pasar Gelap. Pasar Gelap merupakan salah satu situs perdagangan yang sangat sering didatangi para pendekar. Bahkan tidak mustahil jika disana terdapat senjata Tingkat Spesial. Sedangkan senjata Tingkat Bumi, Langit, Suci dan Surgawi sangat susah untuk didapatkan hanya kerajaan kerajaan besar yang memilikinya.

Bahkan Kerajaan Kawachi tempat Gusion tinggal hanya memiliki 1 senjata Tingkat Langit, 2 senjata Tingkat Bumi, dan puluhan senjata Tingkat spesial. Butuh keberuntungan yang sangat besar untuk menjumpai senjata tingkat tinggi.

Perjalanan Menjadi DewaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang