38. Tetua II

687 49 1
                                    

"Kau sungguh menarik bocah, bahkan kau dapat membuatku untuk menggunakan pedang ketika melawanmu." ucap Tetua Lock sambil mengayunkan pedangnya.

Dari aura yang dipancarkan kelas terlihat bahwa pedang yang digunakan Tetua Lock bukanlah pusaka tingkat tinggi.

Albara sedikit tersenyum tat kala melihat Tetua Lock yang menganggap serius pertarungannya. "Kalau begitu biarkan junior ini melihat sehebat apa kemampuan berpedang milik senior." ucap Albara sambil membuat sebuah pedang dari element Logam miliknya.

Tetua Lock benar-benar terbuat terkejut dengan kemampuan Albara yang mampu membuat apapun dengan kemampuannya.

"Slash." nampak Tetua Lock sedang mengeluarkan kemampuan dasar dari seorang Swordman.

Beberapa bilah energi berwarna putih nampak melayang dengan cepat kearah Albara. Dengan senyum percaya diri Albara mulai bergerak maju setiap serangan yang dikeluarkan oleh Tetua Lock dapat dihindari dengan mudah oleh Albara.

Melihat setiap serangan yang dilancarkannya dapat dihindari dengan mudah oleh Albara, Tetua Lock segera bergegas kearah Albara dengan mengayunkan pedangnya.

Pergerakan mereka berdua sangat cepat bahkan mata manusia awam pun tidak dapat mengikuti pergerakan mereka.

Desingan antara pedang Albara dengan Tetua Lock bergeming bagai irama musik. Kedua nampak imbang dalam berpedang "Tripel Slash."

Tiga bilah energi bergerak dengan cepat kearah Tetua Lock, ingin sekali Tetua Lock bergerak menghindar namun keadaanya sedikit tidak memungkinkan akibat benturan keras dari Albara yang mengaliri pedangnya dengan mana yang sangat besar.

Ugh

[Serangan bocah ini sangat kuat, bahkan dengan skil dasar dia mampu memberikan damage yang besar.] membatin Tetua Lock dengan sedikit tidak percaya dengan kemampuan yang dimiliki Albara.

Belum sempat Tetua Lock mengambil tindakan untuk penyembuhan atas luka yang dialaminya Albara telah bergerak maju kearahnya.

Merasa jarak antara dirinya dengan Tetua Lock sudah cukup, Albara kembali mengeluarkan skil berpedang miliknya.

"Tarian Ikan Koi." ucap Albara mengeluarkan skil miliknya, sekilas gerakan Albara seperti sedang menari yang menimbulkan ilusi bagi siapa pun yang melihatnya.

Namun setiap gerakannya selalu menghujani Tetua Lock dengan ganas.

Dengan kondisi yang tidak menguntungkan setelah terkena dua serangan yang cukup mematikan kini Tetua Lock kembali dihadapkan dengan serangan yang jauh lebih mematikan.

Belum sempat terbebas dari ilusi yang tercipta kini Tetua Lock sudah pergi dengan menghembuskan nafas terakhirnya tanpa tau keadaan yang sebenarnya ia alami.

Banyak noda darah yang bersarang dipakaian yang tengah Albara kenakan, bau amis mulai bersarang ditubuhnya.

Sebelum membersihkan dirinya Albara memilih untuk membangkitkan kembali Tetua Lock, yang baru saja ia bunuh.

Sekelabat asap hitam muncul menampilkan sesosok pria dengan perawakan bujangan, postur tubuh yang tegap dengan otot kencang menambah kesan menawan.

Tetua Lock yang awalnya berpenampilan kakek-kakek telah berubah menjadi sesosok pria muda. Yang mana tidak lain sosok tersebut adalah penampilan Tetua Lock ketika  masih muda.

Setelah semua urusannya selesai baik dengan mayat Tetua Lock maupun noda darah di bajunya, Albara kembali melangkah kedalam pegunungan beast.

Semua yang ada didalam pikiran Albara berbanding terbalik dengan kenyataannya, nyatanya tidak ada rahasia ataupun harta Karun yang terpendam di Kerajaan Gressia.

Alasan dibalik pegunungan beast tidak lain tidak bukan merupakan peninggalan para leluhur Kerajaan Gressia yang mana dulunya merupakan salah satu kerajaan yang paling disegani.

Namun setelah banyakanya generasi yang terus berganti membuat kerajaan ini mengalami kemunduran seperti yang dilihat saat ini. Seperti itulah yang diceritakan Tetua Lock kepada Albara.

______________________________________________
*Note : Alasan disini kenapa hanya kerajaan tingkat tinggi yang memiliki pegunungan beast, karena dalam pembuatan pegunungan beast memerlukan penangkapan beast-beast tingkat tinggi maupun rendah lalu dikumpulkan disuatu tempat bisa hutan maupun pegunungan dan diberi segel agar para beast tidak bisa keluar dari area yang ditentukan. Untuk mengumpulkan para beast hidup-hidup memerlukan pendekar yang sangat banyak dan memiliki jumlah mana maupun control mana yang sangat tinggi.
______________________________________________

Dengan hati yang kesal Albara bergerak kearah luar hutan dengan diikuti para pasukan bayangan. Pencarian harta Karun telah sirna dari imajinasinya, untuk sekarang ia hanya ingin segera sampai di penginapan untuk mengistirahatkan tubuh yang mulai merengek minta tidur.

Langkah kakinya terhenti disebuah bangunan besar yang megah, disana tengah berdiri seorang pria muda tampan yang sangat penuh kharisma sedang menunggu.

Albara yakin bangunan inilah yang akan menjadi tempat penginapannya untuk sekarang ketika melihat Lyan yang tengah menunggu mereka.

Senja mulai tiba dengan cahaya jingganya yang mulai menguasai langit sore, cahaya Matahari mulai digantikan dengan cahaya bintang-bintang.

Lampu-lampu kota mulai menghiasi indahnya malam, banyak muda-mudi berkeliaran disekitar ibukota.

Baik tua maupun muda mereka semua seolah tidak mau kalah untuk meramaikan suasana.

Albara yang baru keluar dari sebuah rumah makan terbaik di ibukota, berniat untuk berkeliling sebelum kembali ke penginapan.

Awalnya Albara ingin berkeliling bersama Deindra namun ajakannya ditolak dengan alasan ia ingin berlatih menyempurnakan latihannya dengan Yamah.

Dengan terpaksa Albara beranjak pergi dengan ditemani Filix berkeliling ibukota.

Dengan ditemani Filix Albara terus melangkahkan kakinya dimana ada keramaian disitulah dia berada. Banyak tempat yang telah dikunjunginya, dimulaui dari kedai-kedai kecil yang menjual makanan dipinggir jalan hingga toko-toko yang menjual segala kebutuhan pendekar.

Tidak ada yang menarik Dimata Albara selain makanan yang dijual, semua nampak biasa saja hingga ia memutuskan untuk mengunjungi tempat pelelangan di ibukota.

"Permisi apakah kalian ingin melelang barang atau ingin menghadiri pelelangan." tanya seorang pria dengan perawakan seperti preman dengan lengan kanan yang dipenuhi dengan tato, otot-otot yang menempel kokoh ditubuhnya menambah kesan mengerikan jika melihatnya.

"Aku memiliki dua buah pedang, aku ingin pemimpin kalian mengeceknya." ucap Albara dengan mengeluarkan dua buah pedang yang ia buat sendiri.

Pria berbadan besar didepannya sedikit terkejut ketika melihat pedang yang dikeluarkan oleh Albara selain memiliki aura yang terasa berbeda pria berbadan kekar itu yakin bahwa pedang yang ada didepannya adalah pusaka tingkat tinggi.

Ia segera memanggil salah satu pelayan dari rumah lelang tersebut untuk segera membawa dua buah pedang ketempat pemimpin mereka untuk diperiksa. "Mohon kedua tuan untuk duduk menunggu disini, pemimpin kami akan segera memberikan kabar atas kedua pedang milik tuan." ucap pria berbadan kekar sambil mengarahkan keruang tunggu lalu ia kembali berdiri didepan rumah lelang untuk berjaga.

Perjalanan Menjadi DewaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang