"baiklah, urusan perasaan ke Clara udah selesai. Sekarang tinggal gw mikir aj apa yang mau gw lakuin di masa-masa susah kayak gitu" itu lah yang dipikirkan Arsene ketika berjalan menuju kelasnya.
"firasatku mengatakan kalo di masa itu bakal terjadi kekurangan bahan pangan secara global, artinya seluruh dunia akan mengalami kelaparan. Trus juga kehancuran ekonomi gegara harga dollar bener-bener jatuh" Arsene semakin keras memikirkannya. "dan kemungkinan terburuknya adalah kemusnahan listrik di seluruh muka bumi, yang artinya teknologi kayak smartphone gk bakal berguna lagi" batin Arsene semakin pusing.
Setelah dia kembali ke kelasnya, bel tanda istirahat telah berakhir pun berbunyi. Dan jam pelajaran terakhir dimulai sampai waktunya pulang.
Di rumah
"assalamualaikum" salam Arsene. "waalaikumussalam, eh kakak udah pulang" jawab adik Arsene, Citra. "ya, kakak udah pulang, kenapa emangnya?" tanya Arsene sambil melempar tasnya ke kursi dan duduk di kursi tersebut.
"heeeh~~, kenapa nih kak? Ga kayak biasanya kakak murung kayak gini" tanya Citra sambil sedikit menggodanya. "diemlah, kamu ga usah tau" jawab Arsene sedikit ngegas. "atau gegara kak Clara ya~~" Citra semakin menggodanya. "kamu ini ikut-ikut aja urusan kakak", "oo iya dong, aku kan adeknya kakak". Arsene semakin kesal dengan kelakuan adiknya itu memutuskan untuk masuk ke kamarnya saja. Ketika meninggalkan Citra tiba-tiba dia bicara, "ihh baper amat jadi cowo, klo gini mah gimana bisa nembak kak Clara". "udah" jawab Arsene singkat. "eh? Udah apa?" Citra kurang percaya sama yang barusan dia dengar. "udah kakak tembak dia" jawab Arsene dan dia langsung masuk ke kamarnya dan menguncinya.
Di kamar
Note: disini Arsene berbicara sendiri
"oke, sekarang apa yang harus gw buat ketika hari kritis itu dateng, gw gak ada info satu pun soal gambaran apa yang bakal terjadi ntar."
"kalo gw cari di internet juga gak bakal ada masa depan yang ngomongin jaman yang kayak gitu, paling mentok juga ngomongin soal kemajuan teknologi yang keterlaluan fantasinya"
"kalo beli buku juga keuangan gw lagi gak bagus, ditambah gak punya kerja lagi. aaahh pusing"
"ya seenggaknya hal pertama yang harus gw buat adalah nyari bahan makanan, tapi habis itu gw harus ngapain?"
Ting...
"ah, ada chat" Arsene mengambil hp-nya dan ternyata Fred yang mengirimin
"P"
"apaan?"
"maksud lo yang tadi siang itu apa?"
"yang mana?"
"yang lo bilang soal tahun depan itu"
"oh itu, bukan apa-apa"
"bukan apa-apa gimana?"
"ya lagian kalo lo tau juga paling gk bakal percaya"
"udah lo kasih tau aj"
"emang untungnya apa buat lo?"
"gw gk mau nambah penasaran"
"udah gitu doang? Yaelah lu mah kyk gitu aj dipikirin, lagian gk bakal ada yg percaya
"udah kasih tau aja"
"Iya iya"
"jadi firasat gw bilang kalo nanti teknologi bakal hilang"
"yg bener lo"
"bener, ya tapi itu cuma firasat doang sih,jadi gk usah dipikirin"
"yaudahlah"
"yaelah gw kira apaan" kata Arsen dalam hatinya. "yak, daripada pusing gk tau mau ngapain ntar mending tidur aja, otak gw udah kecapean" lanjutnya. dan Arsene akhirnya memilih tidur dan mengistirahatkan kepalanya.
Gak menarik ya?
Sengaja kok
KAMU SEDANG MEMBACA
Future?
Random"cintailah kematian, seperti orang-orang bodoh itu mencintai kehidupan." Orang biasanya takut akan kematian, namun berbeda bagi mereka yang siap bahkan sangat mencintai kematian. Seperti apa perjalanan mereka menuju kematian tersebut? Note: cerita...