"Sene, Arsene" ucap seseorang dengan halusnya.
"eh?" Arsene membuka matanya dan bingung kenapa dia berada di dalam kamar orang tuanya. Arsene pun langsung duduk dari posisi tidurnya. "ngapa gw disini?" tanyanya dalam hati.
"Arsene" panggil seseorang dengan suaranya yang halus. Arsene pun menengok dan sedikit terkejut dengan orang yang baru saja memanggilnya. "kenapa dia disini?" Arsene bertanya lagi dalam hatinya, namun mulutnya berkata lain, "kenapa?" tanya Arsene kepada seorang wanita yang sedang melipat kain di sebelah kasur tempat dia tidur.
"sebenernya siapa sih perempuan yang paling kamu cinta? Kamu tau kan, selain mama" tanya wanita itu sambil melipat kain di tangannya.
"eh? Kenapa dia nanyain itu?" Arsene semakin bingung, tapi dia tak bisa mengatakannya. Dan mulut Arsene berkata sendiri, "ya kamu lah, emang kenapa, sayang?".
Wanita itu hanya menggeleng sambil tersenyum. Terlihat rona merah di pipinya. Wanita itu langsung meletakkan kainnya dan berjalan untuk tidur di sebelah Arsene.
Setelah dia tiduran menghadap Arsene, wanita itu tersenyum ke Arsene. Arsene melihat senyumannya yang indah itu, namun hatinya tetap bertanya-tanya. "eh? Jangan bilang ini mau..." ketika Arsene berpikir seperti itu, wanita itu menggerakkan tangannya untuk menggenggam tangan Arsene. "Eeehhh?!!" Arsene semakin tegang.
"eh?" Arsene membuka matanya sambil mengingat apa yang terjadi. "jadi cuma mimpi ya" ucapnya. "ya ampun. Walau cuma mimpi, tapi terasa nyata banget. Semoga aja jadi kenyataan." lanjutnya.
~~~
"Sene, kamu ngapain bawa tongkat ke rumah?" tanya ayah Arsene karena melihat anaknya membawa tongkat besi sepanjang 3 meter dan sekantung plastik yang tak diketahui apa isinya.
"oh ini, buat nyapu langit-langit kamarku di atas, pah. Nanti aku potong." jawab Arsene. "ya, sebenernya ga bisa dibilang boong sih. Maafin aku pah" ucap Arsene dalam hati.
Arsene merahasiakan semua rencananya dari seluruh anggota keluarganya, karena dia tak ingin mereka menjadi penghalang antara dirinya dengan tujuannya. Dia hanya memberitahu orang yang akan membantunya saja (secara pasti 100%). Dia tidak mau mengambil resiko dengan memberitahu sembarang orang.
Di kamar atas...
Terlihat Arsene sedang merakit sesuatu di ruangan itu. "cih, gak gw sangka kalo bikin beginian rumitnya minta ampun" ucap Arsene kesal karena harus mempersiapkan hal yang rumit untuk perjalanannya. Tak lama dari itu, smartphone Arsene berbunyi menandakan ada chat dari seseorang.
Assalamualaikum Arsene
Waalaikumussalam
Kenapa Ra?Gini
Lu besok ada waktu ga pulang sekolah?Iya ada
Kenapa emangnya?Gua mau ngomongin itu
Ngomongin apaan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Future?
Acak"cintailah kematian, seperti orang-orang bodoh itu mencintai kehidupan." Orang biasanya takut akan kematian, namun berbeda bagi mereka yang siap bahkan sangat mencintai kematian. Seperti apa perjalanan mereka menuju kematian tersebut? Note: cerita...