"BUKA PINTUNYA WOI" ucap seseorang dari luar rumah dengan sangat keras. Clara dan ibunya yang mendengar itu langsung ke ruang tamu untuk mengecek. "siapa itu, yah?" tanya ibu Clara. Ayah Clara hanya menatap waspada ke arah pintu rumahnya. "GUA TAU LO SIAPA" ucap orang itu lagi namun masih tidak dijawab oleh pemilik rumah.
"YANG PALING PENTING GUA TAU APA YANG LO PUNYA" lanjut orang itu sambil memukul pintu rumah dengan lebih keras. Keluarga Clara akhirnya tahu siapa orang itu. Ayah Clara langsung menatap Arsene dan langsung menarik kerah bajunya, "kalo kamu gak dateng ke sini, mereka pasti juga gak dateng kesini!" ucapnya marah kepada Arsene.
"rampok" itulah kesimpulan yang ada di otak Arsene. "KALO LO GAK KELUAR, GUA BAKAR NIH RUMAH" ucap orang itu semakin menjadi. Ayah Clara pun langsung bersegera membuka pintu rumahnya.
Setelah membukanya, terdapat 2 laki-laki dengan gaya preman. "apa yang kalian mau?" ucap ayah Clara. "ohh, lo pasti udah tau jawaban dari pertanyaan itu" jawab salah satu preman itu. "kami masih belum punya makanan untuk kami sendiri.." belun selesai bicara, orang itu langsung memotong perkataan ayah Clara, "BOHONG. buktinya lo nerima tamu disini.".
Melihat itu, Arsene tak tinggal diam. "preman mana itu?" tanyanya ke Clara. "eh, mereka itu memang preman sin.." belum selesai menjawab, Arsene bertanya lagi, "berapa jumlah mereka semua selain nih dua orang". Clara cukup bingung dengan sikap Arsene kali ini. Dia biasanya tidak pernah memotong perkataan orang lain, apalagi Clara. Tapi sekarang dia memotongnya. "mmm sekitar ada 7 orang termasuk mereka" jawab Clara. "mereka berdua pernah bunuh orang?" tanya Arsene lagi. "eh?!" okay kali ini Clara benar benar terkejut dengan pertanyaan Arsene yang cukup gelap. "umm kemarin mereka abis bunuh keluarga tetangga di.." belum selesai menjawab, Arsene sudah memotongnya lagi, "baguslah, gua ga perlu nahan diri lagi". Clara terkejut dengan perkataan Arsene sampai membuatnya melangkah mundur. Sementara Arsene berjalan ke arah ayah Clara dan orang-orang itu di pintu masuk.
"udah saya bilang, kami gak punya makanan" ucap ayah Clara berusaha meyakinkan preman preman itu. "hei kenapa ini?" ucap Arsene tiba-tiba masuk ke pembicaraan mereka. "lo mau boong berapa kali lagi pak tua. Ini buktinya lo ada tamu, berarti lo punya makan disini kan" ucap salah satu preman. "apa apaan itu? Bahkan mereka gak menjamu gua lorang tau gak" ucap Arsene membantu ayah Clara.
"heh lo itu orang luar jadi gosah ikut campur, salah sendiri lo dateng kesini" ucap preman itu. Setelah berkata itu, preman yang satu lagi melangkah ke ayahnya Clara dan mengucapkan, "eh tua, lo tau kan kalo lo terus terusan kayak gini" sambil mengeluarkan pisau dari sarung pisau di pinggangnya. Arsene yang melihat itu sedikit menekuk sikunya.
"harus dibilang berapa kali, kami ga punya... " saat ayah Clara mengucapkan itu, tangan orang yang memegang pisau itu langsung melayangkan serangannya ke leher ayah Clara." AYAAH!!" ucap Clara dan ibunya bersamaan. Tapi tangan Arsene lebih cepat dari serangan tadi dan langsung menahan pergelangan tangan preman itu tepat tinggal beberapa sentimeter sebelum mata pisaunya menyentuh leher ayah Clara. Preman itu terkejut dengan tangannya yang ditahan Arsene.
"you do not want this fight, brother"
_______________________________________
Aowakowka penasaran yaa
Hahaha mau aja di gantung sama authorSorry ya klo kecewa
Next chap bakal dipanjangin kok
KAMU SEDANG MEMBACA
Future?
Random"cintailah kematian, seperti orang-orang bodoh itu mencintai kehidupan." Orang biasanya takut akan kematian, namun berbeda bagi mereka yang siap bahkan sangat mencintai kematian. Seperti apa perjalanan mereka menuju kematian tersebut? Note: cerita...