32. Repot

8 2 8
                                    

"ini dia, rumahku istanaku" ucap Arsene setelah membuka pintu rumahnya.

"kalo diitung itung, kak Clara udah lama banget ya sejak terakhir ke sini" kata Citra.

"he'em, ga nyangka aja sekarang udah jadi penghuninya" Clara menimpalinya.

"sini, yang" ucap Arsene kemudian berjalan ke kamarnya. Clara pun mengikutinya. Sementara Citra menuju kamarnya sendiri.

"nah dah. Ini mau diberesin sekarang apa nanti, yang?" tanya Arsene setelah meletakkan kopper Clara di dekat lemari.

"sekarang aja, kang. Biar nanti bisa santai santai" jawab Clara.

"akang bantuin ya" tawar Arsene.

"eh akang, gausah ah. Kan akang juga abis bawa kopernya. Berat juga kan isinya, ditambah tangan akan... "

" bawel ah. Udah akang bantu aja, lagian nih tangan udah ok ok aja kok" ucap Arsene lalu membuka isi kopernya.

"AKANG JANGAN!" Clara menarik kasar tangan Arsene tanpa peduli akan lukanya.

"duh duh, yang. Napa sih kok sensitif amat" protes Arsene.

"biar Clara aja, kang. Soalnya Clara malu kalo akang ntar malah mindahin... "

"mindahin apa?"

"mindahin setelan yang 'itu'"

Arsene masih kebingungan dengan perkataan Clara. "' itu' apa, yang? Coba bilang yang jelas"

"emmm anu... Eeemm"

"bilang yang jelas, yang"

"itu lho yang itu"

"yang jelas, permaisuri akang" Arsene mulai memaksa.

"IHH DALEMAN YANG, MASA GA NGERTI SIH" Clara langsung menutup wajahnya yang merona karena malu setelah mengatakan itu.

Sementara Arsene hanya terbelalak heran, ya dia heran karena dia berpikir bahwa manusia mana yang punya fetish terhadap pakaian dalam.

"IHHH AKANG MAH, DAH LAH NTAR AJA KALO GITU BERESIN BAJUNYA" Clara mendorong punggung Arsene sampai keluar kamar dan membuatkannya teh.

~~~~

Arsene meletakkan cangkir tehnya yang sudah kosong ke meja di depannya. Di hadapannya terlihat Clara yang masih kesal dengan kelakuan Arsene tadi yang tak peka dengan rasa malunya.

"jangan lah marah, yang. Akang kan gatau kamu malu kalo kayak tadi" ucap Arsene.

Clara hanya mendengus kesal dan mengambil cangkir Arsene lalu pergi untuk mencucinya. Sementara Arsene hanya menggeleng memaklumi kelakuan istrinya.

Clara sedang mencuci cangkir itu dengan hati yang komat kamit karena kesal terhadap suaminya.

Ketika sedang membalas cangkirnya, tiba tiba ada sesuatu bersandar di bahu Clara.

"yaangg~~, udah ah marahannya. Masa baru nikah dua hari udah gini" ternyata Arsene yang sambi melingkarkan tangannya di perut Clara untuk memeluknya. Namun Clara tak menggubrisnya.

"iihh iya deh iya, akang yang salah. Tapi kan akang gatau kalo kamu malu kayak gitu" ucapan Arsene tetap tak digubris.

Cup

Arsene mengecup Clara karena tak digubris olehnya. Clara hanya diam mematung karena perlakuan Arsene yang diluar dugaannya. Orang yang dikenalnya sebatas pecinta humor dan benci orang pacaran ini ternyata bisa membangun suasana mesra yang cukup vulgar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Future? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang